|| 30. Obat Danial

520 51 19
                                    


Hai selamat membaca!

Semoga suka!

___

Bosan. Satu kata itulah yang mewakili Cella sekarang. Akhir-akhir ini komunikasi nya dengan Danial cukup baik. Cella juga memberi tahukan kehamilan nya pada Danial. Sejujurnya Cella masih kesal pada Danial, namun sayangnya ia tidak bisa kesal lama-lama pada suaminya.

Cella menghela nafasnya panjang, berharap Danial menelponnya lagi. Karena Danial bilang ia masih akan di luar kota sampai besok.

Mengenai masalah seorang wanita yang mengangkat telepon Danial, Danial juga sudah menjelaskannya kalau itu hanya salah paham. Walaupun tidak begitu percaya, namun Cella hanya iya-iya saja, karena malas berdebat apalagi keduanya saling berjauhan.

Cella berjalan gontai menuju kamarnya dengan Snack di tangan yang ia bawa dari dapur, ia akan menonton televisi saja di kamar.

Cella menata snack nya, lalu mengambil remote dan menghidupkan tv.

"Perusahaan DaC'gruops mengalami kerugian besar, hal ini terbukti dari skala diagram penghasilannya yang menurun drastis akibat korupsi. Bapak Marwan Hardian terbukti mengkorupsi dana sebesar 80% dari penghasilan grub tahun ini."

"Hal ini tentu saja membuat DaC'gruops sebagai perusahaan properti yang sedang naik daun, mendadak rugi besar. Kabar dan desas-desus yang kami dengar para karyawan akan mengalami pemecatan besar-besaran akan dilakukan. Mereka juga tengah mengadakan rapat hari ini, mengenai kasus ini, kepada seluruh karyawan properti DaC'gruops."

"Namun sayangnya kami tidak bisa masuk ke perusahaan karena penjagaan yang ketat. Sehingga kita tunggu saja nanti kabar selanjutnya dari ketua perusahaan Danial Mahendra sebagai pendiri DaC'gruops."

Cella langsung mematung. Wanita sekali lagi memastikan semuanya apakah benar, namun saat melihat latar belakang dari reporter tersebut memang sedang berada di perusahaan Danial, DaC'gruops. Perusahaan itu di jaga ketat oleh beberapa keamanan dan kepolisian.

Cella langsung berlari keluar rumah, lalu mengambil jilbab dan kunci mobil untuk menuju perusahaan. Ia bahkan tidak sempat mengganti baju. Pakaian Cella juga sopan dengan baju dan celana panjang.

Cella mengendarai mobilnya dengan sedikit ugal-ugalan. Syukurlah hari ini tidak macet karena masih waktu senggang sekitar jam sembilan pagi, anak-anak sekolahan juga tengah berada di sekolah.

Cella merutuki dirinya, bagaimana mungkin ia tidak tahu-menahu mengenai berita ini. Apalagi berita ini sedang hangat di bicarakan media, mengingat DaC'gruops salah-satu perusahaan properti terbesar di Indonesia.

Cella Sampai di perusahaan sekitar setengah jam an, mengingat jarak perusahaan juga rumahnya cukup jauh. Benar saja, saat ia sampai banyak media dan media yang entah dari stasiun tv mana yang datang di sini.

Cella berlari, lalu berjalan menuju salah-satu Bodyguard yang ia kenal agar ia bisa masuk. Setelah masuk, Cell langsung mencari keberadaan Danial. Suaminya.

Ia berlari menuju lantai atas, saat mendengar suara orang yang riuh. Sepertinya sedang berdiskusi. Kenapa masalah sebesar ini Cella tidak mengetahuinya? Kenapa Danial tidak mau memberi tahu Cella tentang masalah perusahaan? Kenapa? Berbagai pertanyaan ada di kepalanya, namun sekarang tujuannya hanya satu bertemu dengan Danial. Ia ingin mencoba menguatkan dan memberikan semangat pada Danial.

Saat sampai di aula, mata Cella menangkap Danial yang tengah berada di atas mimbar. Suasana disini benar-benar ramai, sepertinya akan ada keputusan besar yang akan di ambil Danial untuk banyak orang yang ada di sini. Untuk banyak orang yang bekerjasama dengan DaC'gruops.Juga tentang kebaikan perusahaan kedepannya.

Cella pun tidak dapat menebak apa yang akan terjadi setelah ini. Cella tidak tau keputusan apa yang akan di ambil oleh Danial.

Langkah Cella yang ingin menghampiri Danial terhenti, saat seorang wanita berusia setengah baya yang berucap dengan cukup lantang.

"Saya tidak akan keluar dari perusahaan pak!"

Cella menatap wanita paruh baya itu dengan haru.

"Saya tidak apa jika tidak di gaji bulan ini, pak Danial. Asalkan perusahaan tetap berjalan dengan lancar, dan kita semua berjuang. Ini semua juga bukan sepenuhnya salah bapak, bapak hanya korban juga disini."

Cella terpaku mendengarnya, bibir tipisnya menyunggingkan senyuman.

"Pak Danial sudah menjadi pemimpin yang baik juga amanah. Saya akan berjuang bersama bapak, juga dengan yang lainnya jika mau. Bapak juga sering memberi kami keringanan dan kelebihan gaji, jika memang perusahaan sedang menaiki kelonjakan dana yang tinggi."

"Saya akan berjuang untuk perusahaan ini, pak!" ucap wanita itu lantang. Semuanya langsung bertepuk tangan, lalu memberikan kata-kata semangat untuk Danial.

"Benar, pak!"

"Kita sama-sama berjuang, pak."

"Jangan menyerah pak Danial!"

"Kami akan selalu ada di samping bapak."

"Kita berjuang bersama."

"Setuju, pak."

Cella lagi-lagi tersenyum, ia mengusap air matanya yang menetes. Sungguh ini adalah momen haru baginya. Danial berhasil menjadi pemimpin di perusahaan ini, hanya saja keberuntungan kurang berpihak kepadanya.

"Mari kita berjuang bersama, untuk perusahaan ini. Kita berjuang sampai perusahaan ini berada di titik tertinggi dari sekarang. Terimakasih banyak kepada kalian semua. Semangat!" ucap Danial lantang.

"Semangat!"

"Semangat! Berjuang bersama."

Cella tersenyum, saat mereka semua saling merangkul juga memberikan kata-kata penyemangat.

Perasaan bahagia Cella menyeruak. Ia juga tidak menyangka respon mereka semua sebegitu positifnya. Semua karyawan saling berpelukan juga memberikan kata-kata semangat.

Cella mengusap air matanya, lalu berlari menghampiri Danial di atas sana yang tengah tersenyum. Cella tahu Danial pasti lega sekarang, walaupun masalahnya masih banyak yang akan menantinya. Apalagi pada kolegan bisnis yang bekerjasama dengan perusahaan. Danial nanti akan menghadapi semuanya.

"DANIAL!"

Danial menoleh lalu cukup terkejut saat melihat keberadaan Cella.

"Cella!"

Cella berlari menuju Danial, lalu menabrak tubuh Danial yang cukup kurus dari yang terakhir yang ia lihat, dengan pelukannya.

Danial ternyata memang mengalami banyak masalah.

Cella menangis di pelukan Danial. Ia memeluk Danial erat, begitu juga dengan Danial.

"Kamu harus semangat, Nial. Ada aku yang selalu ada di samping kamu." ucap Cella, di sela tangisnya juga pelukan mereka.

"Semangat, Nial."

"Enggak perlu terlalu khawatir, Cell." ucap Danial, sembari mengusap punggung Cella yang bergetar.

"Karena, kamu obat aku, Cell."

_____

Pendapat kalian mengenai Part ini?

Kata-kata untuk,
Cella? Danial?

Pesan buat Author?

_____

28agustus2021

Danial & Cella [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang