|| 14. Pertemuan 2

536 57 106
                                    

Hai selamat membaca!

Semoga suka!

_

"Nyatanya orang banyak menilai dari fisik."

Author.

_

Hari ini Cella dan Kayla berbelanja ke salah satu toko , yang cukup dekat dengan rumah Cella. Bisa di katakan minimarket, namun toko tersebut cukup besar dengan dua lantai, dari minimarket biasanya. Jadi terserah kalian mau mengatakannya apa.

Mereka pergi dengan berjalan kaki, sembari bercerita sehingga tidak begitu terasa lelah.

"Gue mau beli cemilan," ucap Kayla, saat mereka sudah sampai di minimarket.

Cella menganggukkan kepalanya.

"Gue mau beli titipan Mama dulu, lo disini aja. Gue cuman sebentar kok. Gue ke atas dulu ya, Bye!" ucap Cella sembari berlalu.

Cella akan membeli beberapa sayuran titipan Fera, Mamanya. Sedangkan Kayla mau membeli cemilan. Berbeda lantai memang, karena lantai untuk sayuran berada di lantai atas, sedangkan untuk cemilan ada di lantai bawah.

*

Saat Kayla sedang memilih beberapa Snack untuk dimasukkan ke keranjang, sapaan seseorang membuatnya membeku.

Kayla cukup kenal dengan suara ini.

Gavin?

Kayla menoleh, lalu tersenyum kaku saat melihat Gavin berada di hadapannya sekarang.

"Apa kabar?" sapa Gavin. Ia mencoba mencairkan suasana yang cukup tegang antara mereka.

"Sehat," jawab Kayla kaku.

Kayla benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan Gavin. Bahkan tidak pernah terlintas lagi di pikirannya, untuk bertemu dengan Gavin.

Apa ini cuman mimpinya?

Hening di antara mereka.

Hingga Kayla mencoba mengalihkan pandangannya, Kayla memilih untuk kembali fokus pada belanjaannya, mencoba mengabaikan Gavin yang Ia sadari masih berdiri di sampingnya.

"Selama ini lo kemana aja, Kay? gue cari --" Belum sempat melanjutkan ucapannya, Kayla langsung memotongnya.

"Maaf banget, gue gak punya banyak waktu, untuk ngebahas hal yang gak penting. Gue duluan, ya!" ujarnya.

Kayla segera berlalu dari hadapan Gavin, yang menatapnya sendu. Ia membayar barang belanjaannya, lalu menuju lantai atas untuk mencari Cella. Moodnya untuk membeli banyak cemilan mendadak menjadi hilang saat melihat Gavin.

Gavin menatap punggung Kayla dengan tatapan sendu. Gavin tahu, ucapan Kayla hanya untuk bisa menghindarinya saja.

*

"Cell!"

Cella yang sedang mengantri untuk membayar belanjaannya, menatap Kayla bingung, karena melihat raut wajah gadis itu yang terlihat kesal tidak seperti tadi.

"Kenapa?" tanya Cella.

Kayla menggelengkan kepalanya.

Cella hanya menghela nafas, ia tahu Delima berbohong, terlihat dari gerak gerik gadis itu. Baiklah nanti saja ia bertanya pada Kayla.

"Bentar lagi. Gue bayar belanjaan gue dulu," ucap Cella.

Kayla menganggukkan kepalanya.

*

"Jadi Lo tadi ketemu Gavin? Kenapa gak bilang-bilang dari tadi, sih?" tanya Cella kesal. Setelah dari toko tadi, keduanya memilih untuk mampir di sebuah warung bakso.

Kayla juga menceritakan pertemuannya dengan Gavin tadi.

"Bingung mau cerita dari mana," ucap Kayla terkekeh.

"Kok dia tiba-tiba ada di toko yang sama kayak kita, ya?" tanya Cella.

Kayla menggelengkan kepalanya, lalu mengangkat bahunya acuh.

"Lo tau gak? Ternyata Gavin itu sepupu Danial." Ucapan Cella, membuat Kayla menatapnya meminta penjelasan.

"Dari mana lo tau?"

"Danial sendiri."

"Ouh." Kayla mangut-mangut saja.

"Lagi, ternyata dulu Danial pernah di selingkuhi sama pacarnya juga Gavin."

Lagi-lagi ucapan Cella, membuat Delima menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Gimana-gimana?"

"Nanti aja kita ceritanya, pulang nanti. Nanti Mama kelamaan nunggunya, jadi gak bisa masak," ucap Cella.

Kayla menganggukkan kepalanya setuju. Walaupun rasa penasarannya besar, namun bagaimana dengan Mama Fera jika harus menunggu mereka lama. Toh, nanti ia akan tahu ceritanya bagaimana.

-----

Gimana sama part ini?

Kata-kata untuk Kayla?

Kata-kata untuk Cella?

Pesan buat author?

__

Sampai ketemu di part selanjutnya! Bye-bye!

_

4Agustus2021

Danial & Cella [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang