|| 4. Cincin?

726 83 52
                                    


Hai selamat datang di Cerita MPC!

Selamat membaca!

_

"Gue emang mudah ngilangin barang Cell, tapi kalo Cinta gue sama Lo. Lo tenang aja,  gak bakalan hilang."

Danial Mahendra

_

Cella sedang mempersiapkan diri, dia akan mencari cincin untuk pernikahan nanti. Padahal Cella dan Danial sudah bertunangan, sebulan lalu. Namun Danial, pemuda itu malah menghilangkan Cincin nya, sehingga Mama Farah menyuruh membeli lagi.

Danial benar-benar membuatnya repot, batin Cella kesal. Padahal ini hari Minggu, yang seharusnya di gunakan untuk tidur panjang. Gara-gara Danial, rencana tidur panjangnya jadi terhambat.

Cella memakai gaun biru muda terang, di atas lutut. Rambutnya ia biarkan tergerai, juga polesan make up yang natural.

Cella menuruni tangga, lalu menatap sinis pada Danial, saat pandangan mereka bertemu.

Danial memang sudah menunggu Cella sedari tadi, pemuda itu datang pagi, lalu mengatakan mereka harus mencari cincin lagi karena Cincinnya hilang. Awalnya Cella menolak, tidak apa-apa kan jika Cincin tidak usah couple? Tapi Danial? Ia bersikeras, mau sama. Mama dan Papanya juga setuju, dengan Danial. Jadi mau tidak mau, Cella harus mau.

"Ayo!"

Cella mendekat pada Danial.

Mereka berpamitan pada kedua orang tua Cella, sebelum akhirnya pergi.

_

Danial dan Cella, tengah berada di dalam mobil sekarang. Cella menyibukkan diri dengan ponselnya, padahal ia sendiri bosan. Sedangkan Danial, ia sibuk menyetir mobil.

"Kenapa Cincin Lo bisa ilang?" tanya Cella akhirnya. Memecahkan keheningan antara mereka.

Danial menoleh sejenak.

"Lupa di taro mana, Cell," jawabnya sembari terkekeh.

Cella berdecak kesal. "Masa gak Lo ingatin lagi, dimana Lo taruh?" tanya Cella kesal.

Danial menggelengkan kepalanya.

"Sebenarnya Cincinnya itu gak sengaja ke masuk dalam WC, waktu gue buang hajat." Jelas Danial pelan.

Cella mendelik.

"Jijik banget sih," gumamnya pelan.

"Tapi,"

"Apa?"

"Gue emang mudah ngilangin barang Cell, tapi kalo Cinta gue sama Lo. Lo tenang aja,  gak bakalan hilang." Ucap Danial seraya tertawa. Membuat Cella ikut terkekeh.

"Dasar!" gumam Cella pelan.

_

Setelah membeli Cincin lagi, keduanya mampir ke salah-satu Restoran cepat saji. Mereka memilih untuk makan siang di luar dahulu, baru pulang.

"Lain kali, jangan yang mahal-mahal Danial! Yang simpel aja, harga terjangkau juga bagus!" saran Cella, setelah mereka duduk di salah-satu meja restoran.

Danial menganggukkan kepalanya saja mendengar ucapan Cella.

Memang tadi saat membeli cincin, keduanya sempat berdebat karena harga Cincin. Danial mau Cincin mahal, sedangkan Cella mau yang biasa saja. Akhirnya dalam perdebatan itu Danial menang. Karena Cella mengalah.

Awalnya memang yang membelikan mereka Cincin pertunangan dahulu, adalah Mama Farah. Mama Danial.

"Jangan boros sama uang, apalagi untuk barang-barang yang kayak gitu. Gunain aja uangnya buat bantu-bantu orang kurang mampu. Kita emang dari keluarga mampu, tapi kita gak perlu boros kayak tadi. Lebih baik uangnya di tabung, atau di sedekahkan sama orang kurang mampu."

"Banyak yang membutuhkan diluar sana. Kadang aja gue kalo beli baju yang Lima ratus ribu, mikir gimana sama mereka yang cuman pakai baju yang udah gak layak pakai. Sedangkan gue? Gue malah ber foya-foya untuk bukan hal-hal pokok. Gue senang-senang tapi, tanpa di sadari banyak orang yang perlu bantuan dari kita. Jadi kayak penjahat banget gue." jelas Cella panjang lebar.

Sedangkan Danial, pemuda itu terpaku pada Cella. Bahkan ia tidak pernah memikirkan hal itu. Jahat banget ya gue? Batinnya.

Danial benar-benar beruntung akan menjadi suami Cella. Gadis yang memiliki pemikiran dewasa dengan segala kelembutan harinya.

Danial benar-benar beruntung.

"Pintar banget, sih, Calon istri!" ujar Danial bangga.

Entahlah ada rasa membuncah dan rasa bangga, saat Cella benar-benar akan menjadi istrinya.

Cella hanya tersenyum tipis.

"Semakin gue kenal sama Lo. Semakin gue jatuh dalam rasa yang membuncah, yang gue sendiri gak tau apa artinya. Gak salah kan, kalo gue benar-benar udah Cinta sama Lo?!" tanya Danial. Sembari menggenggam kedua tangan Cella, lalu menatap gadis itu dalam. Sedangkan Cella hanya tersenyum, lalu memalingkan wajahnya yang memerah. Malu.

___

"Gak salah, kan, kalo gue udah benar-benar cinta banget sama Cella. Sikapnya aja buat gue Cinta, apalagi orangnya. Benarkan?" —Danial Mahendra

__

Gimana sama part ini?

Kata-kata Buat Danial?

Kata-kata buat Cella?

Pesan buat apa buat author?

Pengen di lanjut kapan?

_

Semoga suka sama part ini!

Sampai ketemu di part selanjutnya. Bye-bye!

___

31Juli2021

Danial & Cella [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang