|| 19. Semangat Danial

493 34 5
                                    


Hai selamat membaca!

Semoga suka!

___

"Cella!"

Cella menghentikan langkahnya yang akan memasuki rumah saat mendengar suara panggilan namanya, lalu menoleh mencari sumber suara. Ia tersenyum tipis saat melihat orang tersebut.

Pemuda tersebut mendekati Cella yang berada di teras.

"Ini beneran lo, astaga makin cantik," ucap pemuda itu. Cella hanya tersenyum tipis, saat pemuda itu menatapnya penuh binar.

"Apa kabar?"

"Sehat," jawab Cella.

"Lo tinggal disini?"

Cella menganggukkan kepalanya. Pemuda itu tersenyum hangat. Jerry namanya, ia adalah adik kelas Cella waktu SMA.

"Awalnya tadi ragu, kalo ini bukan lo, tapi pas diliat ini lo beneran."

"Kerja dimana sekarang, Cell?" tanya Jerry, ia berusaha memecahkan kecanggungan antara mereka.

"Kerjanya melayani gue," ketus Danial. Ia langsung merangkul Cella, lalu mencium pipi istrinya sekilas mencoba menunjukkan pada Jerry bahwa Cella adalah miliknya.

"Kenapa balik lagi?" tanya Cella.

"Ada berkas yang ketinggalan sayang, eh ternyata ada hama juga," jawab Danial, menyindir Jerry.

Jerry hanya bergeming.

"Jerry, kenalin ini suami aku Danial," ucap Cella, memperkenalkan Danial saat menyadari ekspresi bingung Jerry.

"Ouh suami, salam kenal. Saya tetangga sebelah," ucap Jerry. Ia mengulurkan tangannya pada Danial, sedangkan Danial bergeming tidak membalasnya. Jerry tersenyum kecut.

"Kalo gitu, gue pergi dulu, Cell. Gue mau kerja," ucap Jerry berpamitan.

Cella menganggukkan kepalanya, sedangkan Danial mendelik.

"Pergi-pergi aja kali, gak usah minta izin sama bini orang," teriak Danial, saat Jerry sudah keluar gerbang rumah mereka. Cella yakin, Jerry pasti mendengar teriakan Danial.

"Danial! Gak boleh gitu sama tetangga," tegur Cella. Danial menoleh menatap Cella lalu menghela nafas panjang.

"Tetangga modus," ucap Danial.

"Dia siapanya lo?"

"Adik kelas waktu SMA."

"Terus? Kok kayak dekat banget? Mantan lo ya?" tanya Danial menyelidik.

"Bukan. Sebenarnya waktu SMA dia pernah nembak gue, tapi gue tolak," ucap Cella jujur.

"Ikut gue ke kantor, temenin gue, Cell." ucap Danial, sembari menarik tangan Cella masuk ke dalam rumah.

"Tapi,"

"Gak terima penolakan!"

*

Sesampainya di kantor, keduanya turun dengan Danial menggandeng Cella. Awalnya perdebatan terjadi antara keduanya, karena Cella malas untuk ikut, namun Cella kalah berdebat. Akhirnya ia memilih untuk ikut dengan Danial.

Cella meringis malu, saat para karyawan menyapa mereka dengan menggoda keduanya. Berbeda dengan Danial yang hanya bergeming saja, Danial memang bersikap dingin saat di luar, sangat berbalik saat bersama Cella justru menjadi menyebalkan. Namun meskipun begitu, Cella senang. Ia menyukai Danial yang dingin diluar, namun hangat saat bersamanya.

"Gue ngapain sekarang?" tanya Cella. Sedari tadi ia mondar-mandir bingung, tidak tau harus melakukan apa.

"Istirahat aja," jawab Danial.

"Bosan, Nial!"

"Gimana kalo gue kerja lagi aja? Jadi sekertaris lo gakpapa kok," ucap Cella semangat.

Danial menghentikan kegiatannya yang fokus pada laptop, lalu menatap pad Cella yang juga menatapnya.

"Sini!"

Cella mendekati Danial, lalu duduk di pangkuan Danial saat ia menyuruhnya.

"Lo cukup istirahat, gak usah capek-capek. Gue gak mau istri gue capek, lagian gaji gue juga cukup buat lo," jelas Danial. Ia memeluk tubuh Cella, sedangkan Cella bergeming.

"Terus aku harus apa?"

"Cukup disini aja, deket gue," ucap Danial.

"Kenapa?"

"Karena lo semangat gue, Cell. Mau secapek apapun gue, kalo ada lo udah semangat lagi," imbuh Danial.

Cella tertawa pelan.

"Gombal."

"Gue seriusan."

"Masa?"

"Iya."

Cella tersenyum, lalu membalas pelukan Danial.


____

Gimana sama part ini?

Kata-kata untuk Danial?

Kata-kata untuk Cella?

Pesan buat author?

__

Sampai ketemu di part selanjutnya! Bye-bye!

_

17Agustus2021

Danial & Cella [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang