|| 34. Jasa Andika

431 52 35
                                    


Hai selamat membaca!

Semoga suka!

___

"Cella!" Cella menoleh, lalu mendapati Fano yang tengah berdiri di sampingnya. Fano juga masih memakai seragamnya. Ia tengah berada di kantin rumah sakit, karena ingin membeli makanan untuk makan siang.

"Fano. Lo kok ada disini? Siapa yang sakit?" tanya Cella, mencoba mencairkan kecanggungan.

"Temen gue. Dia gak sengaja luka, waktu lagi latihan." jawab Fano.

"Ouh."

"Lo sendiri kenapa disini?" tanya Fano.

"Mama gue sakit."

"Mama lo?"

"Iya."

"Mama lo sakit apa? Papa lo juga lagi disini dong," ujar Fano.

"Yang sakit bukan mama gue, tapi mama mertua gue." jelas Cella. Fano menatap Cella, sedikit tertegun mendengarnya.

"Lo udah nikah?" tanya Fano was-was.

"Iya. Udah." jawab Cella jujur.

"Seriusan, Cell!" sentak Fano, tanpa sadar. Cella mengerutkan keningnya bingung, saat melihat reaksi Fano yang menurutnya aneh.

"Iya. Kenapa?" tanya Cella bingung.

"Kapan?" tanya Fano, tanpa menjawab pertanyaan Cella.

"Setahun lalu. Emang kenapa sih, lo? Aneh banget," ucap Cella, masih dengan raut wajahnya yang terlihat bingung.

Fano menatap Cella dalam. Pria dengan seragam cokelat itu, menggelengkan kepalanya.

"Gue pergi dulu, ya." Cella menatap punggung Fano yang menjauh, pria itu pergi dengan tergesa. Padahal pria itu belum membeli apa-apa, lalu pergi dengan berlari.

Mungkin lagi ada masalah atau ada urusan, batin Cella. Ia tak mau bingung mengurusi masalah orang lain.

____

"Berapa orang yang membatalkan kerjasama, nak?" tanya Andika, setelah rapat mereka selesai. Walaupun banyak yang masih mau melanjutkan kerjasama dengan DaC'gruops. Ada juga yang memutuskan kontraknya. Keduanya tengah berada di restoran, untuk makan siang.

"Sekitar sebelas perusahaan, pa." ucap Danial.

"Berapa dana yang akan kamu keluarkan, untuk mengganti rugi?" tanya Andika lagi.

"Sekitar 16 miliar, pa. Mereka ngasih keringanan sama Danial, dengan Danial enggak perlu bayar uang denda." jelas Danial.

"Pakai uang papa untuk menggantikannya. Nanti papa akan transfer," ucap Andika.

"Enggak usah, pa. Uang Danial ada untuk ganti rugi uang-uang mereka," ucap Danial jujur.

"Papa tau. Tapi uang kamu, apa bisa untuk menggantikan uang dari perusahaan lainnya? Bukan hanya sebelas perusahaan itu Danial, banyak uang perusahaan lainnya juga." jelas Andika tegas. Danial sampai melupakan hal itu. Ia bahkan benar-benar tidak berfikir sampai ke sana. Mungkin karena pikirannya sedang bercabang sekarang.

"Baik, pa. Terimakasih."

"Sama-sama."

"Nanti uangnya —" belum sempat melanjutkan ucapannya, Andika sudah langsung memotongnya.

"Saya ini papa kamu, tidak usah sungkan Danial. Uangnya tidak perlu di ganti." tegas Andika. Ini yang membuat Danial tidak enak, seperti inilah. Ia tidak mau begitu menyusahkan Andika. Walaupun Andika memang sebaik itu.

"Danial akan tetap ganti, pa. Kalau Danial udah bisa menstabilkan perusahaan dan perusahaan beroperasi dengan baik, seperti semula. Danial akan ganti." ucap Danial tidak kalah tegas. Sikapnya dan Andika memang mempunyai banyak kesamaan.

Andika menghela nafasnya panjang. Danial benar-benar keras kepala. Padahal niatnya hanya ingin membantu. Walaupun Andika tahu, bahwa sebenarnya Danial orangnya sangat begitu sungkan meminta tolong pada orang. Walaupun ia adalah mertuanya sendiri.

Danial memang sangat jarang meminta tolong, jika keadaan mendesak sekalipun. Ia akan berusaha untuk tidak meminta bantuan orang lain. Bantuan itupun jika sudah sangat mendesak ia baru akan melakukannya.

"Terserah kamu Danial," ujar Andika akhirnya.

"Jadi berapa perusahaan lagi, yang masih menjalin kerjasama dengan DaC'gruops?" tanya Andika, mengalihkan topik perdebatan mereka yang berlangsung sejenak tadi.

"Sekitar 13, pa. Perusahaan itu emang udah sekitar Enam tahun-an, selalu menjalin kerjasama dengan DaC'gruops. Mereka sepertinya memang percaya banget sama DaC'gruops." jelas Danial.

"Itu karena kamu jujur dan amanah," ucap Andika.

"Papa juga seneng melihat cara kamu bekerja. Kamu itu tegas, dan begitu amanah. Makanya mereka masih mau bertahan walaupun DaC'gruops sedang berada dititik bawah. Kamu hanya sedikit terlambat. Walaupun fatal, tapi papa yakin kamu bisa. Sejauh ini, papa benar-benar bangga sama kamu, Danial." Andika berucap dengan binar, sembari menepuk punggung Danial.

Danial tersenyum tipis. Ia juga bangga bisa memiliki mertua seperti Andika. Sangat malah.

"Danial juga bangga jadi menantu, papa," ujar Danial jujur. Andika terkekeh. Keduanya melanjutkan makannya dengan hening setelahnya.

____

Pendapat kalian mengenai Part ini?

Kata-kata untuk,
Cella? Danial? Andika? Fano?

Pesan buat Author?
____

29agustus202

Danial & Cella [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang