|| 26. Kesalahpahaman

524 51 42
                                    


Hai selamat membaca!

Semoga suka!

___

Sudah dua hari ini Danial tidak ada kabar. Cella juga sudah pulang dari rumah Mamanya. Cella memang sengaja pulang kemarin, karena mengira Danial akan pulang tadi malam. Namun ternyata angannya hanya angan belaka, Danial belum pulang. Padahal Danial bilang ia akan pergi selama dua hari, tapi ini sudah tiga hari dan Danial tidak ada kabar. Cella juga sering mengirimkannya pesan ataupun sekedar menchat tapi nomornya tidak aktif.

Cella jadi gusar. Sebenarnya ada apa yang terjadi dengan suaminya itu.

Cella mengambil ponselnya, lalu menghubungi nomor Danial kembali. Berdering. Akhirnya berdering juga, setelah sekian lama tidak aktif.

"Halo!"

Baru saja Cella akan berucap, suara seorang wanita menyambutnya membuat lidahnya Kelu. Siapa wanita itu? batinnya bertanya-tanya.

"Halo ada yang bisa saya bantu?"

Lagi-lagi Cella hanya bergeming, tidak tahu harus bicara bagaimana.

"Danial mana?" Akhirnya pertanyaan itu yang Cella tanyakan.

"Sedang di kamar mandi."

Cella langsung mematikan sambungan teleponnya, lalu mengusap air matanya yang tiba-tiba menetes. Kenapa rasanya begitu menyakitkan? Sangat.

Apakah Danial sudah menghianatinya? Bahkan wanita yang mengangkat ponselnya. Setelah ponselnya tidak aktif lama, sekarang aktif pun seorang wanita yang mengangkat telepon darinya.

Sekarang tubuh Cella benar-benar lemas, kepalanya pusing. Sampai akhirnya pandangan matanya menjadi redup, dan Cella tidak tahu apa-apa lagi setelahnya.

Cella pingsan.

____

Danial keluar dari hotel lalu segera mengendarai mobilnya, menuju ke kantornya. Ia harus menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu.

Ia sampai di kantornya. Danial langsung menghampiri Fano yang duduk di ruang tunggu perusahaan.

"Fano!"

"Lo udah nunggu lama?" tanya Danial, saat ia telah sampai di hadapan Fano.

Fano menggelengkan kepalanya. "Baru aja sampai," ucapnya.

"Ayo kita keruangan atas, bakal gue tunjukkin bukti-buktinya." Keduanya lantas langsung pergi dan menuju tempat yang akan di tunjukkan oleh Danial.

"Menurut lo gue harus gimana?"

"Buktinya udah akurat kalo dia benar-benar yang ngelakuin itu, dengan menggelapkan uang perusahaan udah jelas. Kita tinggal lihat buktinya aja nanti, lo udah pasang apa yang gue suruh kan?" jelas Fano. Ia mencoba memastikan dan mengingatkan Danial mengenai rencana mereka.

"Udah," jawabnya.

"Kenapa lo murung kayak gitu?" tanya Fano. Seharusnya Danial senang, dengan begini perusahaan mereka tidak akan rugi. Namun kenapa justru Danial terlihat begitu murung? batinnya bertanya-tanya.

"Gakpapa. Gue masih enggak nyangka aja Pak Marwan bisa kayak gitu. Padahal dia udah kerja dari lama sama keluarga dan perusahaan ini. Mungkin sekitar dua belas tahun. Gue masih gak nyangka aja," jelas Danial. Ia benar-benar tidak menyangka orang kepercayaannya selama bertahun-tahun yang memegang dana perusahaan, bahkan yang sudah ia anggap sebagai keluarga sendiri, ternyata selama dua tahun ini menyimpangkan uang perusahaan. Hal itu juga mengancam banyak karyawan karena uang itu salah-satunya untuk gaji karyawan. Danial tidak ingin dengan adanya masalah ini, ia memecat beberapa pekerja yang tengah mencari nafkah.

Bahkan kejutan keduanya adalah dia sudah lama menggelapkan uang perusahaan sekitar lima tahunan, namun selama itu Pak Marwan tidak menggelapkan dana dengan besar. Selama dua tahun ini penggelapan dana besar itu baru di ketahui karena cukup ketara di diagram pendapatan perusahaan yang Danial periksa.

Awalnya bahkan Danial tidak percaya, namun ternyata semua itu benar.

"Jangan terlalu percaya makanya sama orang, sikap orang itu kadang berubah-ubah. Enggak selamanya kita ngasih kebaikan bakal di balas kebaikan juga." jelas Fano. Danial menyetujui pendapat Fano, memang sangat benar.

"Gue balik ke kantor dulu ya, ada kerjaan." Danial menganggukkan kepalanya.

Danial menuju ruangannya, lalu mendudukkan raganya di kursi kebesarannya. Ia menatap meja kerja disampingnya, dulu Cella yang duduk di sana sebagai sekertaris nya. Ia bahkan masih ingat jelas raut wajah kesal Cella saat ia banyak menyuruhnya.

Setelah Cella berhenti dari pekerjaannya, Danial tidak menyuruh seorangpun duduk di tempat Cella dahulu, termasuk sekertaris barunya. Bagi Danial tempat itu tetap untuk Cella sampai kapanpun.

Danial mengambil ponselnya, lalu mengaktifkannya setelah dua hari ini tidak aktif karena sibuk dengan masalah kantornya. Danial tiba-tiba sakit perut, baru saja akan ke kamar mandi teriakan melengking dari seorang gadis menghentikan langkahnya sejenak.

"Fano!"

Danial mengalihkan pandangannya pada gadis yang baru saja datang.

"Kenapa Sania?" Gadis itu adalah Sania adik kandung dari Fano. Sania masih SMA, lebih tepatnya sekelas dengan Rean.

"Lah, katanya bang Fano ada di sini. Gue mau nganterin berkas yang dia suruh. Dimana Abang Faro, bang?" tanya Sania bingung.

"Dia udah pulang, baru aja. Aduh Abang mau ke kamar mandi dulu, ya!" Danial langsung berlalu tanpa menunggu jawaban Sania.

Sania berdecak kesal, lalu menghentakkan kakinya kesal karena Faro. Dia sudah baik-baik ingin menolong, malah di
bohongi.

"Bang Danial! Gue pulang dulu!" teriaknya, terserahlah Danial mendengarnya atau tidak. Ia tak peduli.

Baru saja akan keluar, deringan telepon membuatnya menghentikan langkahnya. Sania menghampiri ponsel Danial, tanpa melihat siapa yang menelpon, ia mengangkatnya.

"Halo!"

Hening. Kenapa orang ini tidak menjawabnya? batin Sania.

"Halo. Ada yang bisa saya bantu?"

"Danial mana?"

"Sedang di kamar mandi," ucap Sania apa adanya.

Tut.

Sambungan teleponnya di matikan. Sania mengerutkan keningnya, lalu mengangkat bahunya malas, ia segera meninggalkan ruangan Danial tanpa mengatakan ada seseorang yang menelpon Danial.

Sania ingin pulang, kesal juga karena Fano yang meninggalkannya entah sengaja atau tidak. Pokoknya Sania kesal, setelahnya Sania berlalu. Sehingga membuat kesalahpahaman bagi pasangan yang tanpa Sania sadari.

____

Pendapat kalian mengenai Part ini?

Kata-kata untuk,
Cella? Danial? Fano? Sania?

Pesan buat Author?

Sampai ketemu di part selanjutnya.
Bye-bye!

____

26Agustus2021

Danial & Cella [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang