|| 16. Keluarga besar

533 56 24
                                    


Hai selamat membaca!

Semoga suka!

_

Malam ini Cella sudah tampil cantik dengan gaun putih, dengan hijab biru muda. Danial sudah menunggunya sedari tadi. Setelah di rasa penampilannya sudah cukup, ia menuruni tangga, lalu tersenyum saat melihat kedua orangtuanya juga Rean, Kayla dan Danial yang sudah siap.

"Eh, buset, Lama amat lo dandan!" Celutuk Rean. Rean juga sudah siap,  tampan dengan balutan jas hitam.

Mereka semua akan pergi ke acara keluarga besar Danial, karena di undang. Kayla juga datang, awalnya gadis itu menolak, namun Cella dan Mama Fera memaksanya, akhirnya Kayla mau ikut.

"Maaf," ucap Cella.

Rean mencibir, membuat Cella ingin memukulnya.

"Ayo! Kita berangkat aja, Nak, nanti telak. Enggak enak sama keluarga Danial," ucap Damar. Papa Cella.

Semuanya menganggukkan kepala setuju.

"Kalian berdua duluan aja. Papa, Mama, Rean sama Kayla biar bareng. Kamu bawa mobil, kan, Danial?" tanya Damar.

Danial menganggukkan kepalanya.

"Iya, Om."

"Kalo gitu kita berangkat sekarang!"

*

Setelah sampai, Cella kembali mengatur nafasnya. Ia benar-benar gugup sekarang ini. Apalagi saat melihat acaranya cukup besar, ramai dan juga mewah. Danial yang sedari tadi memperhatikan Cella tersenyum tipis.

Danial menggenggam tangan Cella, membuat sang Empu menatapnya.

"Gak usah gugup, mereka gak bakal makan kamu, kok," ucap Danial.

Cella makin gugup saat Danial menatapnya dengan dalam, sembari menggenggam tangannya yang dingin karena gugup dengan erat. Apalagi saat Danial mengatakan Aku, kamu, berbeda dari biasanya. Cella benar-benar gugup.

"Ayok masuk! Mama sama Papa udah masuk Semuanya." ucap Danial, sembari menunjuk kedua orangtuanya juga Rean dan Kayla, yang sudah memasuki gedung.

"Ayo!"

Cella mengikuti langkah Danial, genggaman mereka juga tidak terlepas. Saat masuk ke dalam, Dahlia menyapa mereka. Dahlia adalah Mama Danial.

"Eh, calon penganten udah datang, gandengan lagi." Sapanya, sembari menggoda. Membuat beberapa pasang mata, jadi menatap menuju keduanya. Cella semakin gugup, sekaligus malu.

Cella menatap Danial, yang tertawa. Baru saja ia akan melepaskan genggaman tangannya, Danial malah mengeratkan genggamannya. Ingin protes, namun Cella hanya diam saja menurut. Apalagi suasana sedang ramai.

"Hai Cella! Makin cantik aja," ucap Fani. Salah-satu sepupu Danial.

Cella dan Fani cukup dekat, karena dulunya satu SMA, satu kelas pula. Apalagi Fani, orangnya ramah dan baik.

"Lo juga Cantik banget," ucap Cella tulus. Fani tersenyum tipis menanggapinya.

"Gak usah erat amat, Nial, pegang tangan Cella nya. Gak akan kabur, kok," ucap Fani, menggoda pasangan yang sudah cukup kasmaran tersebut.

Berbicara tentang nama panggilan, Nial adalah nama panggilan dari keluarga besar mereka untuk Danial.

Hal tersebut sontak membuat orang-orang yang berada di sekitarnya, tertawa, dan makin menggoda keduanya.

Cella hanya menundukkan pandangannya. Ia merasa wajahnya sekarang panas, pasti wajahnya sudah sangat memerah sekarang.

"Gakpapa kok dilepas, Nial, gak nyebrang jalan juga," ucap Dahlia tertawa.

Danial tertawa, dan menanggapinya dengan santai. Berbeda dengan Cella yang justru benar-benar malu dan ingin pergi dari sini sekarang.

Tolong bawa Cella pergi sekarang juga!

"Danial Malu," bisik Cella, pada Danial.

Danial menatapnya sejenak, lalu mengatakan hal yang membuat Cella tambah malu.

"Jangan di godain terus, dong, Ma. Calon istri Nial, malu katanya. Iya, kan sayang?" tanya Danial, sembari menggoda Cella.

Hal itu sontak saja membuat mereka semua yang berada di sana tertawa.

Sekarang, tolong bawa Cella pergi. Cella benar-benar malu.

____


Gimana sama part ini?

Kata-kata untuk Danial?

Kata-kata untuk Cella?

Pesan buat author?

__

Sampai ketemu di part selanjutnya! Bye-bye!

_
8Agustus2021

Danial & Cella [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang