|| 32. Danial itu kuat

471 46 27
                                    


Hai selamat membaca!

Semoga suka!

___

"Manusia itu banyak kurangnya, salah juga ada apalagi lelahnya. Jadi kalo lelah nangis gakpapa. Enggak lihat gender, semua orang pasti ada lelahnya. Semangat untuk kamu yang sedang berjuang dalam lelah!" —Authorli

___

"Masalah apa, pa?"

Andika menatap anak sulungnya, lalu tersenyum tipis.

"Nanti kamu ke rumah sakit sama mama. Mama bakal cerita nanti. Papa sama Danial mau urus masalah kantor dulu." Ucapan Andika, tentu saja tidak memuaskan bagi Cella.

"Tapi —"

"Cella. Ayo kita ke rumah sakit sekarang!" ajak Fera tegas. Cella tidak bisa membantah. Apalagi mamanya terlihat begitu tegas. Baiklah mau membantah pun, nanti ia akan tahu kebenarannya. Cella akan mengikuti alurnya.

"Kamu siap-siap. Mama tunggu disini. Cepat!" sergah Fera.

"Iya-iya."

Setelah bersiap-siap, Cella kembali turun kebawah dan berpamitan dengan Andika juga Danial. Fera dan Cella segera berangkat ke rumah sakit.

Sebenarnya siapa yang sakit? batin Cella bertanya-tanya.

Cella ingin bertanya pada Fera, namun saat melihat raut wajah Fera yang murung membuat Cella mengurungkan niatnya. Ia hanya perlu bersabar, toh nanti ia akan tahu sendiri apa yang terjadi sebenarnya. Juga siapa yang sedang ada di rumah sakit.

____

"Apa keputusan kamu, untuk mengganti rugi? Juga pada para karyawan kamu?" tanya Andika. Sesaat setelah Fera dan Cella telah berlalu.

"Masalah karyawan udah selesai, pa. Mereka bilang sama sekali gak masalah kalau Danial gaji setengah dari gaji asli mereka." jelas Danial.

"Lalu masalah uang investasi?"

"Itu yang masih Danial bingung, pa. Rencananya Danial mau minjam uang ke bank, tapi apa bank bakal ngasih dengan uang sebanyak itu." Danial benar-benar bingung mengenai itu sekarang ini.

"Bagaimana dengan perusahaan yang bekerjasama dengan kamu? Mereka memutuskan kontrak atau masih melanjutkannya?" tanya Andika lagi.

Danial menghela nafasnya panjang, lalu menggelengkan kepalanya. Ia juga masih bingung, keputusannya besok akan di putuskan.

"Salah-satu kolegan bisnis mengajak Danial bertemu besok, pa. Ia bilang akan mengundang para kolegan bisnis lainnya, yang juga memang sedang bekerjasama dengan perusahaan DaC'gruops. Rapatnya besok, di luar kota sekitar jam sepuluh pagi. Mereka baru akan memutuskan besok. Besok juga Danial baru akan pergi ke sana." jelas Danial panjang. Andika menyimak, mencoba mencari keputusan juga.

"Jika masalah uang, papa akan bantu dengan semampu papa. Kamu tidak usah begitu memikirkan uang, nanti papa akan bantu. Kamu harus menyakinkan mereka tentang kerjasama yang kalian jalin. Akan tetap berlanjut atau harus terhenti sampai di sini." Andika menjeda ucapannya.

"Jika pun akan tetap berjalan dengan kesepakatan bersama, tanggung jawab kamu lebih besar Danial." Danial menyetujui ucapan Andika. Setelahnya, tanggung jawabnya akan lebih besar setelah ini.

"Kamu tahu kan, jika kamu tetap melanjutkan kerjasama. Kamu harus menyeimbangkan antara pemulihan kinerja perusahaan, juga dengan perusahaan yang menjalin kerja sama. Namun jika kamu ataupun mereka memutuskan kontrak kerja, banyak perusahaan yang akan menilai DaC'gruops sebagai perusahaan yang tidak amanah dan tidak memberi kepuasan." jelas Andika.

Danial bahkan tidak sampai berfikir ke sana. Pikirannya bercabang mengenai Mamanya juga perusahaan yang hampir bangkrut, atau mungkin akan bangkrut. Ia bersyukur Danial menasehatinya dan memberikan penjelasan juga saran.

"Jadi apa yang akan kamu putuskan? Ingat jangan gegabah dalam mengambil keputusan. Apalagi perusahaan kamu salah-satu perusahaan terbesar dan terpercaya. Satu langkah salah yang kamu ambil, bisa membuat banyak orang rugi. Apalagi bagi perusahaan." jelas Andika lagi.

"Danial akan memutuskan besok, pa. Danial mau melihat respon mereka dengan adanya insiden ini. Apakah para pejabat itu akan sedikit membantu, atau justru mengambil kesempatan untuk lebih menjatuhkan DaC'gruops." jelas Danial tegas. Andika menyunggingkan senyumnya, lalu menepuk pundak menantunya tersebut.

"Papa akan ikut kamu besok ke luar kota," ucap Andika.

"Tidak usah —"

"Sudahlah, papa ingin membantu. Papa tidak suka di tolak!" tegas Andika. Danial bungkam, ia tidak tahu harus bagaimana.

"Kamu harus menerima konsekuensinya, Danial. Walaupun nyatanya bukan kamu yang salah."

"Iya, pa. Itu tentunya udah tanggung jawab Danial." ucap Danial.

"Terimakasih sudah mau membantu, juga memberikan saran, pa. Nasehat papa bakal aku ingat." ucap Danial tegas.

Andika menganggukkan kepalanya. "Gak perlu sungkan, kamu juga anak papa." ucap Andika.

"Bagaimana papa tahu masalah Danial dengan keluarga, terutama papa Danial?" tanya Danial akhirnya. Setelah hening menyapa mereka sesaat.

"Dua bulan kemarin papa gak sengaja lihat Dandi sama wanita yang cukup muda. Awalnya papa ingin menyapa, namun mereka terlihat begitu mesra. Akhirnya papa ikuti dan mereka pergi ke hotel. Setelahnya papa tidak tahu apa yang terjadi." jelas Andika. Ia menjelaskan dengan detail dengan apa yang ia temukan dan lihat kemarin.

Danial tersenyum masam, mendengar penjelasan Andika tentang Dandi. Papa kandungannya. Papanya benar-benar lelaki bejat.

"Setelah itu papa menyuruh orang untuk menyelidiki tentang hubungan keduanya. Apakah sebatas teman, atau lebih."

"Lalu?"

"Hubungan mereka ternyata lebih dari itu. Papa ingin memberi tahu kamu, namun saat itu papa tengah berada di luar kota. Papa ingin memberi tahu secara langsung dan menyerahkan bukti-bukti yang kuat. Agar kamu percaya." jelas Andika lagi.

"Saat papa baru pulang dari luar kota, papa mendapatkan berita tentang perusahaan kamu yang di korupsi dan juga di tipu habis-habisan."

"Papa mengurungkan niat ingin memberitahu. Namun ternyata kamu sudah mengetahui Semuanya." Andika menatap Danial yang sudah menangis. Bukan hanya wanita, pria juga bisa menangis dan lelah. Ia menepuk bahu Danial, mencoba menyalurkan kekuatan.

"Papa tahu, kamu pasti kuat. Kamu hebat Danial." ucap Andika sungguh-sungguh.

"Jika kamu lelah. Lihat kebelakang ada papa, Mama Fera, Mama kamu juga Cella. Istri kamu." Danial bergeming, dengan Isak tangisnya yang semakin menjadi.

"Semangat Danial. Papa tahu, kamu kuat. Pasti.

_____

Pendapat kalian mengenai Part ini?

Kata-kata untuk,
Danial? Cella? Fera? Andika?

Pesan buat Author?

_____

28agustus2021

Danial & Cella [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang