|| 20. Terimakasih

497 55 36
                                    

Hai selamat membaca!

Semoga suka!

_____

"Udah siap?" tanya Danial.

Cella menganggukkan kepalanya. Mereka akan mengantarkan Kayla ke bandara, Kayla akan ke California hari ini.

Mereka keluar rumah, lalu memasuki mobil, menuju ke kediaman keluarga Cella, karena Kayla menunggu di sana. Sesampainya di sana, sudah cukup ramai, Kayla akan segera pergi karena pesawat yang akan ia tumpangi jadwalnya pagi.

"Sering-sering ke Indonesia, Kay," ucap Cella, memeluk Kayla.

"Insyaallah, ya, kalo udah ada keponakan gue langsung ke sini lagi," ucap Kayla serius. Namun Cella hanya menganggapnya bercanda.

"Sering-sering kabarin gue juga, Cell, nanti kalo udah isi jangan lupa kabarin gue." ucap Kayla lagi. Cella hanya mendelik mendengarnya, sedangkan Kayla tertawa.

"Jangan lupa jaga kesehatan, Nak," ucap Fera.

Kayla menganggukkan kepalanya, lalu memeluk Fera.

"Ayo berangkat! Pesawat Kayla empat puluh lima menit lagi take out," ucap Andika, yang langsung mereka setujui karena perjalanan menuju rumah ke bandara memerlukan waktu setengah jam.

*

"Hati-hati Kay, bakal kangen banget gue nanti," ucap Cella, memeluk Kayla.

"Gue juga. Lo juga harus sehat-sehat supaya cepat ngisi," ucap Kayla.

"Lo mah, gue lagi serius juga."

"Gue juga lagi serius."

"Nama gue udah di panggil, gue pergi dulu ya, Bye! Makasih buat semuanya Cell, gue benar-benar sayang sama lo. Jangan lupa buatin gue keponakan yang lucu-lucu," jelas Keyla. Ia melepaskan pelukannya dengan Cella, lalu melambaikan tangannya.

"Kayla pergi. Assalamualaikum," pamitnya, lalu berlalu.

"Waalaikumsalam."

Cella melambaikan tangannya pada Kayla, menatap Kayla hingga tubuh sahabatnya itu hingga akhirnya menghilang setelah Kayla masuk ke dalam pesawat.

"Jangan sedih, kan ada gue," ucap Danial. Ia memeluk Cella dari belakang, sembari mencoba menghibur Cella.

"Kalian mau langsung pulang? Atau ikut ke rumah, nak?" tanya Andika.

"Kita mau jalan-jalan dulu, pa," ucap Danial.

Andika menganggukkan kepalanya mengerti. Ia berpamitan bersama Fera untuk pulang ke rumah.

"Kita mau kemana, Nial?" tanya Cella bingung.

"Rahasia."

*

"Gimana bagus gak tempatnya?" tanya Danial. Danial membawa Cella pergi ke salah-satu restoran yang menyatu dengan alam, tempat ini benar-benar menyejukkan.

"Bagus banget!" Cella berbinar.

Tempat ini benar-benar bagus, indah dan asri. Mereka bisa melihat pemandangan danau juga pepohonan dari sini, bangku meja restoran tempat mereka menghadap langsung pada pemandangan tersebut. Apalagi di dekat danau itu di hiasi bunga-bunga mawar putih, menambah kesan yang benar-benar indah.

"Kenapa bawa gue sekarang kesini? Baru tau gue ada tempat sebagus ini," jelas Cella jujur. Ia benar-benar baru mengetahui tempat ini, tempatnya benar-benar indah dan nyaman. Cella menyukainya.

"Udah lama, Cell. Gue juga udah lama pengen bawa lo, tapi selalu ada halangan." jelas Danial. Ia senang Cella menyukai tempat ini.

"Sebenarnya ini restoran yang gue bangun, Cell. Gue bangun karena gua tau lo suka banget sama suasana gini, apalagi ada danaunya. Awalnya gue takut lo gak suka, tapi ternyata lo suka." Penjelasan Danial membuat Cella berbinar, ia benar-benar tidak menyangka Danial begitu mengetahui apa yang ia suka.

"Gue suka, Nial. Banget malah," ucap Cella tulus.

"Makasih banget."

Danial tersenyum, ia benar-benar puas saat Cella menyukai karyanya. Ia memeluk Cella dari belakang, bibirnya tak hentinya tersenyum.

"Makasih udah jadi suami gue, Nial," ucap Cella.

Danial tertegun saat Cella mengatakan hal itu, ia benar-benar tak menyangka Cella mengatakannya.

"Makasih juga udah jadi istri gue, Cell," ucap Danial tulus. Cella tersenyum, ia benar-benar bersyukur memiliki Danial sebagai suaminya.

"Terimakasih tuhan."

______

Gimana sama part ini?

Kata-kata untuk Danial?

Kata-kata untuk Cella?

Pesan buat author?

__

Sampai ketemu di part selanjutnya! Bye-bye!

_

17Agustus2021

Danial & Cella [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang