Epilog

1.1K 121 26
                                    

2 Tahun kemudian

"Yak, Taehyung-ah! Cari dengan benar." Yoongi yang sudah lelah membungkuk di depan sebuah rak dokumen berusaha membuat Taehyung bekerja lebih cepat.

"Aku tak mendapatkan aksesnya, apa yang Namjoon hyung katakan tadi untuk sandi masuknya?" Sebuah layar komputer menyali di hadapan Taehyung, setidaknya pemuda itu tak membuat alarm keamanan menyala.

"Berhasil!" Taehyung segera menuntaskan pekerjaannya agar Namjoon dapat meretas komputer tempat itu.

"Hah..... para penjudi itu akan merasakan bagaimana saat uang mereka hilang dengan sia-sia." Taehyung beranjak dan menepuk bahu Yoongi, keduanya harus pergi secara terpisah agar tak di curigai.

"Hyung cepatlah, beberapa orang masuk dari pintu samping." suara Jungkook memberi peringatan dari earphone, Taehyung berusaha mencari jalan lain beberapa kali ia bersembunyi di antara barang dan berhasil lolos.

Yoongi dapat keluar dengan mudah, namun sepertinya Taehyung tersesat di tempat itu.

"Astaga, mengapa mereka membuat kasino ini begitu rumit." Beberapa pintu Taehyung masuki, namun sepertinya itu bukanlah jalan yang benar.

"Aku akan masuk kedalam Tae." Kini giliran Hoseok yang berjaga di luar ingin membantu Taehyung, namun Namjoon melarangnya sebab akan beresiko tinggi saat seluruh pintu sudah dijaga oleh para pejudi gelap itu.

"Aku berhasil meretas keamanan mereka, aku akan membuat kekacauan di sistem keamanan mereka dan segera keluar melalui pintu kiri." Penjelasan Namjoon dapat diterima oleh Taehyung, kini giliran Seokjin yang bertugas membuka pintu keluar untuk adiknya itu.

Dengan hitungan detik, Namjoon berhasil meretasnya. Suara alarm keamanan mulai berdering dan itu menjadi kesempatan baik untuk Taehyung melarikan diri.

"Mari kita keluar melalui pintu kiri." Dengan kepercayaan tinggi Taehyung menuju lorong dan hendak keluar, namun beberapa orang berbadan kekar berada di tempat itu.

"Maaf, kurasa aku salah arah."

"Astaga Kim Taehyung, aku memintamu untuk ke bagian kiri." Namjjon berujar frustasi, sementara itu Taehyung berusaha melarikan diri dengan memalui pintu darurat.

Namun semua itu tak berjalan sesuai rencananya, ia kini terjebak di balkon bangunan itu. Tak ada pilihan selain melompat dari atas sana.

"Hei, tunggu dulu. Apakah aku akan cidera parah jika melompat dari sini?" Tiga pria yang mengejarnya berhenti dan menarik senyum.

"Jika kau penasaran kami bisa membantumu." Ketiganya kian mendekat, sungguh Taehyung tak dapat menemukan senjatanya.

"Astaga Yoongi hyung, mengapa harus ku berikan belatiku padanya." Taehyung menggerutu dengan dirinya sendiri, merutuki kebodohanya.

"Apakah kau tersesat nak, kami akan mengantarmu pada ibumu."

Taehyung berdecih dan mulai mengacungkan jarinya.

"Hei, jangan mendekat atau kalalian akan menyesal. Aku memiliki sihir yang bisa membunuh kalian dalam waktu singkat."

Sungguh ucapan Taehyung hanya membuat ketiganya tertawa geli, bahkan para memebr yang mendengarnya hanya bisa bertepuk jidat.

"Apakah kau baru saja menyelesaikan serial Harry Potter nak?" Seorang pria mendekati Taehyung dengan senyum remehnya.

"Bidiba bidibu!"

Dengan mengejutkan sebuah tembakan membuat pria itu tersungkur di hadapan Taehyung, bahkan dua tembakan berikutnya berhasil melumpuhkan pria yang lain.

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang