Kediaman keluarga Kim begitu lengang, tak ada seorang pun dirumah itu. Member 007 tengah menjalankan misi mereka guna mencari bukti konspirasi atas kematian 2 orang penting itu.
Mereka mulai mencari informasi sejak pukul 8 pagi, dan saat ini ke 5 pemuda itu tengah menunggu salah satu dari mereka yang tak kunjung tiba. Waktu telah menunjukkan pukul 1 siang dan ini saatnya mereka membagi informasi yang didapat.
"Kurasa Tae tidak akan datang, percuma saja kita menunggunya." Hoseok membuka suara setelah ia menghabiskan segelas jus jeruknya.
"Ok, kita mulai saja." Namjoon mengeluarkan catatannya, dan mulai membuka lebaran kertas disana.
"Kita mulai dari ku aku men.............."
"Ah, mianhae kurasa aku sangat terlambat." Taehyung menyela ucapan Namjoon seraya mendudukkan tubuhnya di kursi dekat Jungkook.
"Ok, kita lanjutkan. Aku pergi kerumah Tuan Lee Ho Yong dan memeriksa CCTV disana dan ternyata benar, CCTV dirumahnya rusak. Tak ada bukti nyata jika ada orang lain yang masuk kerumah itu selain petugas kebersihan."
"Bukankah ia tinggal seorang diri, istri dan putrinya tiada 2 tahun silam." Seokjin menatap Namjoon dan mendapat anggukan dari pemuda itu.
"Eum kau benar hyung dan menurut petugas kebersihan, terakhir kali ia melihat Tuan Lee adalah pagi sebelum kecelakaan tuan Jung Tae Hee." Namjoon mengakhiri ucapanya seraya menggigit bibir bawahnya.
"Aku menemui putra dan istri tuan Jung, mereka mengatakan tidak ada yang aneh sebelum tragedi dan Tuan Jung memang sering datang ke bar itu sebelumnya. Dan kata mereka berdua Tuan Jung memang ada masalah dengan Tuan Lee, namun mereka menolak untuk mengatakannya." Seokjin menghela napas berat dengan menyandarkan tubuhnya pada kursi.
"Saat ini hotel milik Tuan Lee diberikan kepada adik sepupunya yang berada di Jepang. Tak ada lagi yang kudapat di hotel itu." Yoongi menyesap kopi pesenanya setelah mengakhiri ucapannya.
"Tak ada yang aneh dari dasbor mobil Tuan Jung, itu merupakan rute yang biasanya Tuan Jung lewati, dan memang benar ia datang ke bar tersebut sebelum kecelakaan terjadi. Menurut waktu dasbor Tuan Jung berada di bar itu sekitar 30 menit. Namun waktu itu berbeda dengan mobil tuan Lee yang hanya berada di bar itu sekitar 20 menit, dan tak ada kejanggalan lagi Tuan Lee menuju rumahnya setelah ia mendatangi bar." Hoseok membuka catatan yang telah ia siapkan. Pemuda itu menelusuri tiap kata yang sudah ia tulis rapi.
"Tak ada hal yang bisa kulakukan karena kartu sim itu sudah tidak terdaftar, jadi aku menemui detektif Ji untuk meminta salinan pesan di ponsel Tuan Jung." Jungkook menyodorkan salinan pesan itu kepada Namjoon. Leader itu menganggukkan kepalanya seraya membuka lembaran salinan pesan.
"Kau sendiri Tae, apa yang kau dapatkan dari bar?" Namjoon menatap Taehyung yang sedaru tadi hanya menunduk degan memainkan kuku jarinya.
Mendengar ucapan Namjoon Taehyung mulai mengangkat kepalanya seraya tersenyum.
"Aku mendapatkan ini." Taehung merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil.Seokjin mengambil kotak itu dan mulau membukanya.
"Almond?" Seokjin menatap Taehyung penuh tanya."Eum, mereka menolah memberikan rekaman CCTV. Jadi aku meminta almond sebagai gantinya." Taehyung mengambil almond itu dan memakannya.
"Kau pikir ini main-main eoh?" Yoongi menatap pemuda Kim itu geram.
"Jika kau tak berniat membantu setidaknya jangan mengganggu." Yoongi berucap sarkas seraya, berdecih pelan.
"Begitukah, aku juga tidak ingin bergabung dalam misi ini." Taehyung bangkit dari kursinya seraya menyambar kotak almond dari tangan Seokjin.
"Kau benar-benar naif." Yoongi tetap memberikan tatapan tajamnya.
"Hah.....benarkah? Dan jangan kau lupakan fakta jika kau yang membuat semuanya menjadi seperti ini Yoongi-ssi." Taehyung kembali meninggalkan para saudaranya dengan emosi yang membara.
"Tae!" Pangilan Namjoon yang hanya sia-sia.
***
Sebuah apartemen di pinggir kota, yang menjadi tujuan seorang pemuda ia melangkah ringan sesekali menyapa pemilik kedai ramen di pinggir jalan.
"Jimin hyung tunggu!"
Pemuda Park itu menghentikan langkahnya, ia tolehkan kepalanya seraya tersenyum. Jimin menanti pemuda yang tengah berlari dibelakangnya.
"Soobin-ah, wae?"
"Ah.....tunggu hyung, Ji hyung ingin aku mengatakan padamu tentang bar itu."
"Maksudmu tentang kasus Tuan Jung?"
"Ne, itu maksudku. Ia meminta kita untuk memeriksa bar itu malam ini, apakah kau bisa hyung? Kau tak ada jadwal kontrol bukan?" Soobin menatap pemuda yang lebih tua darinya itu penuh harap.
"Malam ini? Kurasa bisa, kita akan kesana setelah itu aku baru menemui Minhyun hyung."
"Syukurlah kalau kau bisa hyung, aku akan pulang setelah menemui Ji hyung. Kalau begitu aku pergi dulu hyung." Belum sampai Jimin membalas, pemuda itu sudah hilang diantara kerumunan pengguna jalan.
Pemuda Park itu kembali melanjutkan perjalanannya menuju aparteman yang sempat tertunda.
Hanya tinggal beberapa blok lagi, Jimin akan sampai diapartemennya. Namun lagi-lagi langkah pemuda itu terhenti karena tong sampah yang menggelinding menghalangi jalannya."Aish......... kucing liar mana yang melakukan ini." Jimin meletakkan tong itu di pinggir jalan dan kembali melanjutkan langkahnya, dan untuk ketiga kalinya langkahnya terhenti.
"Kau hanya seorang pengcut, asal kau tau!" Suara yang cukup keras terdengar dari dalam sebuah gang.
"Kau pikir kau itu apa? Bayi berpopok!"
"Kau hanya lalat pengganggu!"
"Anak manja pulanglah dan kerjakan PRmu!"
Jimin melihat pertengkaran sengit antara 2 orang pemuda yang nampak lucu dimatanya. Salah seorang dari mereka nampak masih mengenakan almamater sekolahnya. Pemuda Park itu menyunggingkan senyum kecil kala melihat pertengkaran itu.
"Bekerjasamalah kali ini." Jimin memutar pelan pergelangan tangan kananya, seraya mendekati kedua pemuda itu.
Sekali tarikan dan bantingan membuat kedua pemuda itu tersungkur ketanah. Jimin kembali memijit tangan kananya yang terasa nyeri.
"Kalian sudah selesai eoh?"
"Aish......breng.....!"
"Wae, ingin mengumpatiku?" Tatapan kedua pemuda itu nampak tak percaya.
"Mengapa hanya diam?" Jimin memberikan senyum miringnya.
Hanya ada kesunyian selama beberapa detik, sampai kedua pemuda itu menabrakkan diri pada tubuh Jimin dan sukses membuat Pemuda Park itu terhuyun.
"Jimin hyung!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger
FanfictionPara pemuda dengan sejuta mimpi yang telah hancur bersama kobaran api. Berusaha mengumpulkan kembali kepingan mimpi itu dan berharap dapat kembali utuh. Walaupun mereka tau sesuatu yang hancur tak dapat lagi sempurna. Suspicous season 2 ( bagi yang...