Pola

1.9K 233 37
                                    

Panti yang menjadi tujuan para hyung line tak dapat memberikan hasil yang memuaskan. Wanita penjaga panti mengatakan jika hanya Kai dan Taehyun yang berjualan cookies dari cafe Tuan Gong.

Dan selain informasi itu, wanita penjaga panti itu tidak mau mengatakan apapun. Jadi ke empat pemuda itu memutuskan untuk langsung pergi ke kediaman putra pertama tuan Han.

"Jadi kalian ingin menanyakan tentang hubungan ayah dengan Tuan Gong?" Putra pertama Tuan Han menatap Yoongi dan Namjoon seraya memangku putranya yang sekitar berusia 3 tahun.

"Ne, kami merasakan ada kejanggalan pada kematian Tuan Han." Namjoon berusaha menjelaskan seraya mengusap pelipisnya pelan.

"Aku tidak terlalu yakin tentang hubungan mereka berdua. Yang aku tau ayah memang pernah memiliki masalah dengan Tuan Gong, tetapi kurasa masalah itu juga sudah lama selesai." Pemuda Han itu menjelaskan dengan sang putra yang sibuk bermain dengan tangannya.

Namjoon mencoret-coret catatan kecilnya, dan mengangguk paham.
"Kalau boleh tau masalah apa itu?" Yoongi seakan tau apa yang akan ditanyakan Namjoon membuka suara.

"Sekitar 1 tahun yang lalu, salah satu salah satu remaja berusia 17 tahun dari panti sosial keracunan makanan dari kafe Tuan Gong. Tapi hal itu sudah diklarifikasi oleh salah seorang dokter jika racun itu sudah ada di tubuh si remaja bahkan sebelum ia makan di kafe Tuan Gong."

"Jadi sebelum hal itu diketahui ada perseteruan antara ayah dan Tuan Gong." Jelas putra Tuan Han.

"Apakah remaja itu baik-baik saja?" Seokjin melempar pertannyaan dan dibalas anggukan oleh putra Tuan Han.

"Ya...masalah itu selesai begitu saja."

"Apakah remaja itu berusaha bunuh diri?" Hoseok menletakkan cangkir tehnya dan mengajukan pertanyaan.

"Kurasa seperti itu. Setelah kejadian itu aku tak perlah lagi melihatnya, ayah mengatakan jika ia pergi ke Daegu untuk sekolah disana."

"Kalau boleh tau siapa dokter yang menagani kasus itu?" Namjoon berhenti mencoret catatannya dan menatap kembali pemuda dihadapnnya.

"Dokter Ahn dari rumah sakit Seoul, hanya itu yang kutau."

"Baiklah, terimakasih. Maaf kami mengganggu waktu anda." Keempat pemuda itu bangkit dan meminta ijin untuk pergi. Sebelum ke kempat member 007 itu keluar dari kediam Putra Tuan Han, langkah mereka tertahan oleh suara Putra Tuan Han.

"Jika memang kematian ayah bukanlah karena perampokan melainkan ada sebuah konspirasi saya mohon tolong pecahkan masalah ini."
Keempat pemuda itu tersenyum dan mengangguk. Meyakinkan Putra Tuan Han.

***

"Apa yang kalian lakukan disini?" Chang Wook dibuat terkejut dengan kedatangan trio maknae, seingatnya ia telah meminta Tuan Kim untuk tidak melanjutkan misi ini.

Tapi mengapa ketiga buntalan ini bisa berada di sini.
"Aku sudah meminta Tuan Kim untuk mengatakan pada kalian agar menghentikan misi ini."

"Ne.....Namjoon hyung sudah mengatakannya." Taehyung berujar seraya membenahi posisi jaketnya yang digunakan Jungkook mengusap tangannya.

"Jadi apakah ada yang salah dengan kematian Tuan Gong?" Jimin mendekati dapur tempat pusat kebakaran.

"Belum ada bukti apapum untuk itu, kami baru saja mengirim jenazah ke forensik mungkin besok hasilnya akan keluar. Tapi tunggu......mengapa aku menjelaskannya pada kalian." Chang Wook mendorong ketiga buntalan itu keluar dari kafe.

"Lihat kita diusir." Taehyung menyenderkan tubuhnya pada mobil dengan tangan bersilang didada. Pemuda itu nampak sangat kesal.

"Hyung lihat." Jungkook menunjuk seseorang yang berdiri tak jauh dari lokasi kafe.

"Kurasa aku pernah melihatnya." Jimin segera beranjak dari tempatnya berusaha mengejar orang itu.

"Jimin-ah, pergilah ketempat tinggi kami yang akan mengejarnya." Taehyung dan Jungkook berlari mendahului Jimin, sementara pemuda Park itu segera mencari tempat tinggi untuk mengintai.

"Dia pergi ke arah persimpangan tepat arah jam tiga dari posisimu Tae." Earphone ketiga pemuda itu menghubungkan komunikasi mereka. Taehyung yang mendengar arahan Jimin segera berbalik arah.

"Jungkook jaga dari persimpangan berikutnya!"

"Ok, aku akan mendapatkannya." Jungkook berlari melewati gang sempit diantara apartement untuk bisa sampai di persimpangan berikutnya.

"Jimin-ah dia....!

"Aku tau, aish jinja!" Jimin mengusak rambutnya kesal, orang itu nampaknya tak sendiri sesampainya di persimpangan ada orang lain yang menjemputnya menggunakan mobil.

"Apa yang kita lakukan?" Taehyung menekan earphonenya berusaha bertanya pada Jimin yang memantau lokasi.

"Kita kembali, aku berhasil melihat plat nomornya."

"Woah.....Jimin hyung kau yang terbaik." Suara Jungkook mendapat dengusan sebal dari Taehyung. Bagaimana bisa Jimin melihatnya, ia saja yang dibelakang mobil itu tak sempat melihatnya.

***

"Apa yang kau lakukan hah!!" Seorang pria melempar cangkir kopinya dan membuat benda berbahan dasar kramik itu hancur berkeping-keping.

"Aku tidak tau jika....."

"Masih ingin beralasan." Pria itu mencengram kerah baju pria lain yang ada dihadapannya. Membentur tubuhnya kuat hingga membentur dinding dibelakangnya.

"Ingat ini baik-baik jika sampai mereka tau sebelum kita menyelesaikan ini. Akan kupastikan kau yang akan kubunuh berikutnya."

"N....ne...."

"Bagus, sekarang pergi dari sini!!"

"Bagus, sekarang pergi dari sini!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang