"Masalah kalian selesai?" Seokjin mendekati Jimin dan Taehyung yang tengah berbincang berusaha menyelesaikan masalah mereka.
"Eum, Jimin akan menjadi sniper. Kurasa itu sudah cukup." Taehyung menatap saudaranya itu dengan senyum tipis.
Seokjin yang merasa masih kurang yakin dengan hal itu, mengingat kondisi tangan Jimin.
"Kau yakin Jim?"
"Tentu saja, Yeonjun akan membantuku kurasa aku bisa melakukannya."
"Syukurlah jika seperti itu." Ujar Seokjin seraya meletakkkan sekantong susu pisang.
"Kalian disini ternyata, appa baru saja mengantarkan makan siang." Namjoon yang baru saja tiba ikut berbaur dengan ke tiga saudaranya yang lain.
"Apakah kau sudah memberi kertas itu pada Ji hyung." Namjoon mengangguk sebagai respon.
"Aish.... kurasa Ji Hyung bahkan tak akan bisa membaca tulisan buruk itu."
"Kita tunggu saja hasilnya, kurasa Ji Hyung menggunakan otaknya dengan baik." Jimin menatap jail Taehyung yang kini memajukan bibirnya.
Ya.... semua orang sudah tau asal mula merajuknya Jungkook dan Taehyung, hingga Hoseok yang baru saja tiba harus menjadi korban pelampiasan emosi si maknae dengan mentraktirnya susu pisang dan cake coklat untuk mengembalilan mood pemuda itu.
***
"Bagaimana bisa?!" Namjoon yang menerima panggilan telephon tiba-tiba berdiri dengan wajah merah padam. Ke enam pemuda yang berada di sana menatap pemuda Kim itu dengan kening berkerut."Wae Namjoo-ah?" Seokjin bankit dari duduknya mendekati sang adik yang nampak gusar.
"Woah......!" Pekik para maknae berusaha menghentikan Namjoon agar tidak melempar ponselnya.
"Sial..... hyung semua kertas dan angka yang kita temukan itu adalah koordinat."
"Koordinat? Maksudnya?" Yoongi bangkit dari brankar di bantu oleh Hoseok yang ada di dekatnya.
"Itu koordinat rumah korban selanjutnya." Semua orang disana menahan napas mereka, sungguh gila sekali pemikiran pembunuh itu.
"Jadi jika semua sobekan kertas itu digabungkan, angka disana membentuk koordinat. '35.104 126,129. 031242' bukankah ini angka yang sama?" Namjoon menjelaskan seraya mencoretkan penanya.
"Jadi bagamana dengan pemilik alamat ini?" Hoseok menjadi orang pertama yang mengajukan pertanyaan.
"Dia tidak ada dirumah tetapi seseorang menjadi korban, Ji hyung mengatakan setelah mereka tau jika itu adalah koordinat ia pergi kesana untuk mengecek lokasi........" Belum sampai Namjoon menyelesaikan penjelasan suara dering ponsel mengalihkan perhatian semua orang.
Jimin si pemilik ponsel itu beranjak keluar dari ruang rawat Yoongi untuk menerima panggilan.
"Halo......"
"........"
"Aku akan segera kesana!" Pemuda Park itu kembali masuk ruang rawat dengan sedikit kasar membuka pintu.
"Jimin-ah." Jimin mengangkat tangannya, memperingatkan Taehyung untuk tidak mendekat padanya.
"Apakah korban yang kau maksud adalah Boemgyu, hyung?"
***
Cahaya remang dari lampu jalan yang mungkin akan segera mati, tak menyurutkan niat ke enam pemuda yang menyusuri setiap sudut bangunan konstruksi. Anggota intel mengatakan jika mereka menangkap pergerakan si pelaku.
Jimin yang saat ini berada di rooftop salah satu gedung dengan senapannya tengah memantau kondisi, perasaan pemuda itu campur aduk saat mengetahui Beomgyu harus mendapat luka tikam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger
FanfictionPara pemuda dengan sejuta mimpi yang telah hancur bersama kobaran api. Berusaha mengumpulkan kembali kepingan mimpi itu dan berharap dapat kembali utuh. Walaupun mereka tau sesuatu yang hancur tak dapat lagi sempurna. Suspicous season 2 ( bagi yang...