Taehyung tetap kukuh pendiriannya, bahkan pemuda Kim itu selalu lolos dari pengaruh sang ayah.
"Baiklah terserah padamu, misi ini akan tetap dilaksanakan dengan atau tidak dengan dirimu." Final Tuan Kim kepada Taehyung. Member yang lain hanya melihat tanpa ada kata sedikitpun, Tuan Kim benar-benar terbawa emosi saat ini.
"Namjoon, Yoongi kaian ikut appa menemui Detektif Ji untuk membicarakan kasus kali ini." Tuan Kim berlalu setelah menatap sekilas ke 6 putranya.
Taehyung si keras kepala juga turut beranjak dari tempatnya.
"Tak ada yang peduli padamu Jim." Taehyung menatap langit biru yang berhiaskan awan putih itu.
***
Rumah Sakit Seoul yang setiap harinya jauh dari kata sepi, menyimpan banyak sekali kasus kriminal yang tiap hari harus dilakukan uji forensik.Seorang dokter dengan name tage Hwang Minhyun tengah berdiri di depan pintu dengan tulisan yang tertera 'Ruang Autopsi'.
Dari raut wajahnya ia nampak tidak baik, sesekali dokter muda itu melirik arloji di pergelangan tangannya. Decakan sebal berkali-kali dokter itu lontarkan.
"Mianhae sunbae-nim." Seorang gadis yang baru saja tiba membuat Dokter Hwang mempar sebuah map kearahnya.
"Kau tau jam berapa sekarang?" Minhyun berucap sarkas kepada gadis itu.
"Sungguh tadi aku masih ada pasien, dan kau pasti paham betapa sulitnya menjaga......."
"Cukup, aku tak butuh alasanmu Dokter Jung Yerin. Cepat masuk dan bantu Dokter Kang membedah mayat itu. Detektif dari intel akan segera datang." Minhyun menatap gadis itu berusaha mengatakan jika ia harus segera masuk.
"Ah.....ne" Gadis berpredikat dokter magang itu segera melesat masuk kedalam ruangan. Sementara Minhyun hanya menggelengkan kepalanya, ia sungguh tak dapat mempercayai para dokter baru.
Baru 30 menit Minyun selesai dengan pekerjaannya, kedatangan Detektif Ji, Tuan Kim, Yoongi dan Namjoon membuat dokter itu gagal beristirahat.
"Selamat siang dokter Hwang." Detektif Ji terlebih dulu menyapa, seraya menyunggingkan senyuman.
"Senang bertemu kalian." Minhyun menjabat tangan Detektif Ji. Dan memberikan tepukan pada bahu detektif intel itu.
"Jadi bagaimana hasil forensik?" Detektif Ji menyodorkan sebuah map kearah Minhyun.
"Semua masih dalam proses, aku tak terlalu paham dengan forensik. Semua data mengenai hasil autopsi berada di tangan Dr. Kang." Minhyun membuka lembaran kertas yang berada di dalam map, dokter muda nampak mengernyitkan keningnya.
"Sebenarnya kasus seperti apa ini?" Namjoon yang hanya menjadi penyimak mulai tertarik dengan arah pembicaraan.
"Pembunuhan." Detektif Ji menatap Namjoon yang menganggukkan kepala sebagai respon.
"Siapa yang menjadi korban?" Yoongi turut membuka suaranya.
"Presedir Jung Tae Hee, pemilik perusahaan Trasportasi."
"Bukankah itu dikarenakan kecelakaan tunggal? Lagi pula ia mengemudi dibawah minuman keras." Yoongi menatap Detektif Ji penuh tanya. Ini kasus yang begitu sepele menurutnya mengapa bisa terjadi kejanggalan.
"Tapi apakah kalian tau dengan siapa Tuan Jung Tae Hee minum?" Pentannyaan Tuan Kim itu dibalas gelengan oleh Namjoon dan Yoongi.
"Dia." Minhyung menyodorkan sebuah foto kepada Yoongi.
"Oh......bukankah ini Tuan Lee Ho Yong" ucapan Namjoon membuat Yoongi melihatnya tak percaya.
"Kau tau pria gemuk ini?" Tanya Yoongi seraya memberikan foto itu kepada Namjoon.
"Tentu saja, ia cukup populer. Presedir pemilik hotel bintang 5 kalau tidak salah nama adalah 'lotus hotel'." Yoongi hanya menganggukkan kepalanya.
"Jadi kalian mencurigai jika pria ini yang membunuh Tuan Jung Tae Hee?" Tuan Kim mengambil foto dari tangan Namjoon.
"Tadinya seperti itu, jadi aku pergi kerumahnya pagi ini. Dan aku mendapat hal yang lebih mengejutkan, Tuan Lee tewas dikamar mandi rumahnya dengan pergelangan tangan yang tersayat. Dugaan pertama ia bunuh diri." Detektif Ji menjelaskan panjang lebar.
"Ia bunuh diri setelah membunuh seseorang?" Pertanyaan Yoongi dibalas gelengan dari Ji Chang Wook.
"Kurasa mereka dibunuh."
"Itu baru opinimu bukan?" Namjoon menatap Chang Wook.
"Maka dari itu aku disini unuk mengetahui yang sebenarnya. Untuk apa aku disini jika sudah tau segalanya." Chang Wook menatap balik Namjoon.
"Hah.......dia benar sekali." Yoongi tersenyum simpul mendengar perkataan Chang Wook.
Mereka sibuk membolak balik map yang baru saja Chang Wook bawa, guna meneliti kejadian. Sampai suara pintu terbuka megalihkan atensi ke 5 pria itu.
"Oh....dokter Kang." Minhyunh berdiri dari kursinya dan mempersilahkan rekan dokternya untuk duduk.
"Ini Dokter Kang, yang bertanggung jawab tentang autopsi." Minhyun memperkenalkan Dr. Kang kepada rekannya yang lain.
"Ah....kita langsung ke masalah. Jadi bagaimana hasil autopsinya?" Chang wook yang sudah sangat tidak sabar menerima kenyataan jika opininya benar.
"Kalian dapat melihatnya sendiri." Dr. Kang menyodorkan sebuah map kepada Chang Wook.
Detektif itu membolak-balik map itu sebelum akhirnya ia lempar keatas meja.
"Padahal aku yakin sekali ada konspirasi di sini." Chang Wook benar-benar merasa tak puas dengan hasil yang ia dapat.
"Mau bagai mana lagi, itu murni kecelakaan dan bunuh diri." Dr. Kang mengambil map itu dan menutupnya kembali.
"Pasti ada bukti lain yang bisa kau dapat." Dr. Kang mencoba memberi keyakinan. Namun gelengan lemah Chang wook membuat dokter itu mengernyit.
"Aku berharap besar pada hasil forensik."
***
Disebuah ruangan yang dipenuhi berbagai macam dokumen. Seorang pemuda nampak mengacak rambutnya frustasi, raut wajahnya menunjukkan jika ia benar-benar kacau saat ini.
"Hyung." Panggilan seseorang membuat pemuda itu menolehkan kepalanya.
"Oh ternyata kau, kupikir siapa." Pemuda itu tersenyum kala seorang pemuda dengan hodie hitamnya masuk kedalam ruangannya.
"Minumlah, kau nampak lelah." Pemuda ber hodie itu menyodorkan secangkir kopi.
"Gumawo"
"Hasilnya tak memuaskan?" Tanya pemuda dengan hodie itu.
"Eum, kacau semua." Pemuda berhodie itu menarik sebuah kertas dan mulai mencoretkan pena diatasnya.
Pemuda itu berhenti menyesap kopinya, dan mulai menatap lawan bicaranya. Ia tak tertarik dengan apa yang digambar pemuda berhodie itu. Namun pemuda itu memperhatikan hal yang lain.
"Tangan kananmu masih bermasalah?" Tanya pemuda itu kepada lawan bicaranya. Ia menatap pemuda berhodie itu menulis dengan tangan kirinya.
"Masih sedikit kaku saat aku terlalu lama menggerakkanya." Pemuda itu mengangguk paham seraya kembali menyesap kopinya yang mulai dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger
FanfictionPara pemuda dengan sejuta mimpi yang telah hancur bersama kobaran api. Berusaha mengumpulkan kembali kepingan mimpi itu dan berharap dapat kembali utuh. Walaupun mereka tau sesuatu yang hancur tak dapat lagi sempurna. Suspicous season 2 ( bagi yang...