Terlepas

1.7K 235 42
                                    

Aksi kejar tak dapat dihindari, pria misterius itu menelusup diantara peti bongkar muat. Maknae line berpencar guna memudahkan menangkap pria itu.

Taehyung yang berada di ujung peti bongkar muat mencabut belatinya dan bersiap menyambut pria yang berlari kearahnya.

Tangannya menggenggam erat belati dan mulai menyerang pria misterius itu.

"Jangan harap kau dapat lepas dariku." Taehyung menendang kaki pria itu dan membuatnya sempat tersungkur, merasa terancam si pria mulai melakukan penyerangan.

Adu hantam antara Taehyung dan pria itu mulai sengit. Taehyung mendorong si pria hingga menghantam peti bongkar muat, dalam sekali gerak pria itu berhasil menendang tangan Tae sehingga belati digenggaman pemuda Kim itu terlempar cukup jauh.

Mulai geram Taehyung menarik kerah bagian belakang pria itu dan menjatuhkannya ketanah, tak main-main kekuatan Taehyung saat menyeret pria itu dan kembali menghantamkan lawanya ke peti bongkar muat.

Mulai kehabisan tenaga untuk melawan pria itu hanya bisa memberontak. Jungkook yang tiba dilokasi segera mengambil alih pria itu dan mengunci pergerakannya.

"Dimana Jimin?" Taehyung melempar pertanyaan pada Jungkook sembari mengatur napasnya.

"Jimin hyung pergi ketempat Yoongi hyung, dia curiga jika ada komplotan disana." Taehyung mengangguk dan kembali mendekati si pria, mencengram rahang pria itu kuat agar menatap kearahnya.

"Jadi, apa yang kau lakukan hah! Kau penyelundup? Atau seorang pembunuh?" Pria itu sama sekali tak membuka suara, tatapan yang ia berikan pada Taehyung perlahan menjadi sayu.

"Kalian salah menangkap orang, pembunuh sebenarnya.....ukh.....ukh.....!" Taehyung melepas cengramanya mana kala pria itu terbatuk hebat.

"Apa yang?" Jungkook menatap Taehyung meminta penjelasan.

"Ukh....pembunuh yang kalian cari.....akh..... akan membunuh kalian semua..... ukh.....ukh...... ukh......." Pria itu semakin menjatuhkan dirinya, darah segar keluar dari sudut bibir si pria.

Hingga terdengar suara tembakan menggema di malam itu, diikuti sebuah teriakan.

"Yoongi hyung!" Jungkook dan Taehyung mendengar jelas teriakan Jimin.

Para member yang mendengar suara itu dari earphone mereka segera menuju lokasi.

Jimin tengah berusaha menahan darah yang keluar dari perut Yoongi mendapat tatapan panik dari para member.

Namjoon bertindak cepat dengan menghubungi ambulance dan kepolisian. Sementara Seokjin turut membantu Jimin menangani Yoongi yang telah kehilangan kesadaran.

Tak lama ambulance datang dan segera membawa Yoongi serta pria itu kerumah sakit terdekat. Yoongi sempat kritis namun dengan penanganan yang cepat kondisi pemuda Min itu perlahan stabil, tetapi pria misterius itu tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.

***

"Sudah kukatakan aku tak dapat percaya padanya!" Suara bariton Taehyung menggema di depan ruang operasi. Hoseok sebagai yang tertua di sana tak dapat menahan ledakan amarahnya.

Namjoon dan Seokjin pergi untuk menemui Detektif Ji guna membawa barang bukti yang mereka dapat di jaket pria misterius itu. Sebenarnya benda itu lebih tepat seperti ancaman.

"Tae tenanglah." Jimin berusaha menarik Taehyung agar menjauh dari Yeonjun.

"Wae, dia yang menyebabkan hal ini Jimin-ah. Sudah kukatakan padamu aku tak dapat percara dengan kemampuannya itu!" Taehyung menepis tangan Jimin kasar dan kembali mendorong tubuh Yeonjun menghantam dinding.

"Jika sampai Yoongi hyung kembali kritis aku tak segan-segan membunuhmu." Tak ada nada tinggi namun suara rendah Taehyung membuat suasana semakin kalut.

"Tae kumohon hentikan. Ini bukan sepenuhnya salah Yeonjun, ini juga salah ku." Jimin kembali berusaha membujuk pemuda Kim itu. Tangan Taehyung yang kini mencekik leher Yeonjun hingga membuat pemuda Choi itu kesulitan bernapas membuat Jimin semakin kalang kabut.

"Jadi kau menyadari kesalahanmu Park Jimin? Kau yang membuatnya memegang senapan, tapi kurasa itu tak ada gunanya karena ia tak dapat mengunakannya dengan baik."

"Dan lihat atas perbuatanmu itu Park! Yoongi hyung terbaring disana!" Taehyung melepas cekikanya dan beralih menatap tajam Jimin. Jungkook merasa kondisi kian memanas turut membuka suara.

"Hyung tenanglah kita dirumah sakit sekarang."

"Jangan ikut campur." Respon yang tak mengenakkan membuat Jungkook memilih bungkam.

"Kau lihat sendiri, bahkan ia tak dapat melihat musuh di tempat itu!"

Jimin menatap Yeonjun yang sibuk mengatur napasnya dan beralih memandang Taehyung.

"Ya kau benar, lihat kau sekarang tau bukan seberapa tak bergunanya diriku." Jimin beranjak, menarik lengan Yeonjun meninggalkan lorong.

Hoseok sempat menghentikan langkah Jimin, namun ia kembali gagal.

"Mian."

***
"Dia sudah mati bukan?"

"Ne..... dia sudah mati, racun yang kita berikan cukup kuat." Pria dibalik kursi menarik senyum simpul.

"Lalu kau telah memberi peringatan pada mereka?"

"Ne, aku menembak salah satu dari mereka. Sepertinya itu cukup untuk memberi peringatan."

"Bagus, jangan sampai mereka mati dengan cepat. Akan menyenangkan jika mereka mati sebagai penutupan aksiku." Sebuah foto yang telah robek menjadi beberapa bagian, hangus dimakan kobaran api.

Tak ada penyesalan, senyum yang semakin lebar tanda kepuasan.

Tak ada penyesalan, senyum yang semakin lebar tanda kepuasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang