Pemantik

1.2K 177 51
                                    

"Bisa kau jaga Jungkook, kondisinya tak baik saat ini." Yoongi menepuk pundak Namjoon sebelum beranjak menuju ICU.

Jimin baru saja dipindahkan menuju ICU karena kondisinya yang belum stabil, para dokter mengatakan tak perlu khawatir karena amunisi itu tak mengenai organ yang fatal.

Hoseok dan Seokjin belum tiba karena mereka harus mengecek lokasi dan mengurus beberapa dokumen dengan detektif Ji.

Banyak asumsi yang memenuhi kepala Yoongi, tentang lokasi penembakan dan Tuan Nam yang menghilang. Apakah itu ada hubungannya? Jika ada apakah mereka sama-sama bawahan Tuan Jeon.

Langkah Yoongi terhenti di depan ruang ICU dan mendapati Soobin serta Taehyun yang tengah berada di sana.

"Yoongi hyung?" Soobin menarik senyum dan sedikit membungkuk singkat.

"Ne, dimana Kai?" Yoongi menepuk ringan pundak kedua pemuda itu dengan pandangan menuju kedalam Ruang ICU.

"Kai menemani Beomgyu, ia belum dapat di tinggalkan sendiri." Tak ada lagi percakapan, Yoongi lebih memilih memperhatikan Jimin di dalam sana.

Hingga Soobin memilih untuk membuka suara pertama kali, ia ingin menyampaikan sesuatu pada pemuda Min itu setelah berulang kali memikirkannya.

"Hyung, bisakah kita bicara? Ada hal yang ingin ku sampaikan." Yoongi menatap Soobin sejenak sebelum mengangguk dan mulai beranjak, mencari tempat nyaman untuk berbincang.

"Apa ada masalah?" Yoongi menyandarkan tubuhnya pada dinding sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Yeonjun hyung menghubungiku ia mengatakan jika Jimin hyung pergi ke tempat itu untuk mencari Taehyung hyung."

"Kurasa hilangnya Taehyung hyung ada hubungannya dengan semua ini, dan Detektif Ji juga menyampaikan padaku masalah forensik jadi ia memindahkan kasus ini. Serta meminta kalian untuk tidak lagi ikut dalam menangani masalah ini."

***

"Sudah kalian buang mayat itu?" Seorang Pria menatap beberapa bawahannya yang baru saja kembali, ia nampak santai tanpa ada sesal sedikitpun mengingat ia baru saja membunuh seseorang.

"Kami membuang mayatnya ke sungai, mayat itu akan hanyut semakin jauh dari sini." salah seorang pria menanggapi seraya menyerahkan sebuah jam tangan kepada pimpinannya.

Sejenak pria itu menetap benda ditangannya seraya menarik senyum lamat, kemudian ia memilih menyimpan jam itu di saku jaketnya dan mulai beranjak dari tempatnya.

"Jaga pemuda itu sampai Tuan kembali, dan mungkin sedikit aneh mengatakannya tapi aku tak akan kembali lagi tempat ini. Pastikan kalian tak membuat kekacauan." Pria itu meniggalkan bangunan kumuh itu seraya mengangkat tangan seperti mengucap perpisahan, ia tak lagi menoleh dan terus berjalan mejauh. Matahari yang terbit menerangi langkahnya yang terasa berat.

Tak jauh kemudian ia berhenti sejenak dan merogoh jaketnya mengeluarkan sebuah benda pipih dari sana.

"Aku pergi, tugasku sudah selesai jadi jangan kau sakiti lagi dia."

"........"

"Kau ingin membunuhku? itu sangat lucu ketika semua bukti ada padaku, kematianku akan membuatmu tertangkap asal kau tau saja."

"......."

"Kim Taehyung masih disana, jadi jangan ganggu diriku lagi."

Panggilan ia akhiri secara sepihak, pemuda itu kembali berjalan menuju bawah sebuah pohon rindang dan mulai menggali tanah di sana. Setelah serasa cukup dalam ia mengubur jam tangan yang baru is dapat disana, dengan senyum merekah yang nampak begitu tulus.

"Aku akan melindungimu bagaimanapun caranya, walau nyawaku taruhannya."

***

Kantor forensik dipenuhi petugas NIS dan beberapa polisi, Soobin yang tengah berlari membelah kerumunan dengan mana yang menatap tak tenang. ia baru saja kembali dari rumah sakit sesaat setelah mendapat kabar jika mayat Tuan Nam tersangkut di pinggiran sungai.

Tadinya Yongi dan Namjoon ingin mengikuti pemuda Choi itu, namun larangan Chang Wook yang meminta mereka untuk berhenti ikut andil dalam masalah ini membuat mereka mengurungkan niat dan lebih memilih mencari keberadaan Taehyung.

Sementara itu Jungkook tetap di rumah sakit menemani Jimin bersama Taehyun dan Yeonjun. Para member tak ingin Jungkook sampai lepas kendali dan kembali menghilang, mengingat masalah ini sangat sensitif pada Pemuda Jeon itu.

"Aku akan pergi ke pinggir kota bersama Yoongi." Seokjin menyerukan pendapat setelah mereka berkeliling selama hampir sehari, semua lelah tapi mereka harus menemukan Taehyung. Entah apa yang dialami pemuda itu tak ada yang tau pasti.

"Kalau begitu aku akan memeriksa daftar rumah sakit dan kantor polisi bersama Hoseok." Namjoon mengimbuhi dan mereka segera berpencar. Tadinya Namjoon berusaha melacak ponsel pemuda itu, namun hasilnya nihil sungguh tak ada tanda dari sang adik yang mengilang sejak semalam. Dan sialnya mereka hanya mendapat sedikit bantuan dari pihak kepolisian, karena tak ada alasan yang jelas menghilangnya Taehyung.

"Namjoon-ah, ada masalah?" Hoseok dan Namjoon baru saja keluar dari kantor polisi untuk meminta bantuan, tetapi secara tiba-tiba Namjoon menghentikan langkahnya dan membuat Hoseok cukup terkejut.

"Aku mendapat panggilan dari nomor asing." Namjoon berjalan menjauh dan segera menerima panggilan itu, suara berat seseorang menyambutnya pertama kali. Suaranya tak terlalu jelas, lebih dominan suara ribut sepeti keramaian sebuah pusat perbelanjaan.

"Hallo!"

"Kau Kim Namjoon?"

"Maaf tapi siapa anda?" Hoseok yang mulai penesaran mendekat pada ponsel yang digenggam saudaranya itu.

"Sesuatu yang bukan milikmu akan menghilang pada waktunya, dan apa yang seharusnya kau miliki akan kembali dengan sendirinya. Luka yang tercipta tak akan hilang dengan mudah, namun air mata disana sangat berharga. Jangan melukainya dan selalu bersamanya, jaga ia makan yang lain akan baik-baik saja."

"Apa maksudmu, siapa kau sebenarnya?"

"Jangan gegabah dan ikuti saja alurnya, tak akan ada luka jika kau tak memegang pisaunya. Kau tak akan melihat api jika tak bermain dengan pemantik. Aku tak memiliki pisau ataupun pemantik itu karena semua ada ditanganmu, kalian telah bermain dengan pemantik itu jadi rasakan saja api yang mulai menyala......"

"Berhenti bicara omong kosong!"

"Letakan pemantik itu, karena ia tak pantas berada di tanganmu."

Panggilan itu terputus begitu saja, dengan sigab Namjoon kembali memanggil nomor itu tetapi sia-sia saja karena nomor itu tak lagi aktif. Sungguh sial memangbahkan Namjoon tak lagi dapat melacak nomor penelphone itu.

Hanya kata yang penuh teka teki yang membuat nya harus memutar otak, apa maksudnya dan siapa orang itu.








Bersambung...............

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang