Dia, gadis ini memasuki umur ke-24 tahun ini, dan namanya cukup membuat kalangan dengan pundi-pundi tebal bergidik saat mendengarnya. Hong Cha Young. Atau kebanyakan mengenalnya dengan nama Angel, wajahnya tak pernah berekspresi dengan mata dwiwarna coklat dan kelabu, seperti boneka yang dingin menusuk, rambut bergelombangnya berwarna cokelat hazelnut dan selalu terlihat menawan, kakinya jenjang, sekilas figure gadis ini terlihat seperti Barbie yang tidak bisa melakukan apapun, tapi percayalah, begitu namamu keluar dalam berkasnya, kau hanya punya waktu satu detik untuk mengangguminya kemudian kau akan berteriak seperti gadis kecil, merengek untuk tidak di habisi saat itu juga.
La Bella adalah suatu organisasi pembunuh bayaran internasional yang di organisir secara rapi dengan kedok pengembangan riset kedokteran dalam bidang holtikultura. La Bella di bentuk oleh Tom Cruise, laki-laki berdarah Rusia-German yang luar biasa kejam. Dahulu Tom hanya merekrut agen laki-laki dan membentuk mereka seperti robot. Tidak berperasaan. Namun, saat menemukan Cha Young kecil, Tom memutuskan untuk mengasuh Cha Young dengan tangannya sendiri. Membentuk gadis kecil kelaparan itu menjadi pembunuh tanpa belas kasihan. Cha Young tidak peduli siapa yang menjadi targetnya. Dia akan menghabisi sekasar mungkin atau jika permintaan dia bisa membuat kematian yang biasanya mengerikan terlihat indah dan berseni.
La Bella sekarang ini mempunyai 5 agen terlatih dengan bayaran berbeda dan 6 trainee. Tom tidak lagi memerintah dan mengatur siapa yang akan turun ke kasus selanjutnya. Dia hanya duduk di gedung tertinggi memperhatikan bagaimana anak asuhannya beraksi memangkas nadi orang lain atau melubangi jantung. Beraksi sebagai panjang tangan dewa kematian.
Pagi ini dia masih berada di rumah dinasnya, berenang dalam kolam mewah yang menghadap kota Manhattan. Cha Young menyembulkan kepalanya dari dalam air, membiarkan rambut bergelombangnya yang basah jatuh kebelakang. Cha Young naik ke permukaan, memakai jubah tebal berwarna hitam kelam.
"Siapa yang berikutnya?" tanya Cha Young dan sosok itu muncul dari balik pilar besar dengan senyum yang membuat bibir laki-laki itu terlihat tipis, garis matanya melengkung membentuk eye smile yang indah. Gerakannya elegan, rambutnya yang berwarna blonde di sisir kebelakang.
"Ah, aku sedang menikmati pemandangan barusan." Katanya dengan wajah yang masih tersenyum.
"Cepatlah Chris, tanganku terasa gatal ingin menghabisi satu orang lagi minggu ini." Cha Young menyesap kopinya.
Laki-laki yang di panggilnya Chris merupakan keturunan Amerika -Eropa. Tipikal laki-laki mata keranjang dan licik luar biasa. Tapi karna licik itulah Cha Young justru cukup akrab dengannya. Wajahnya terlihat seperti laki-laki Barat lainnya, Chris Evans mempunyai wajah cukup tampan untuk ukuran laki-laki, senyumnya flamboyant, pakaiannya selalu licin, aromanya manis dan tingkah lakunya elegan.
Evans duduk di kursi tepat di hadapan Cha Young, menyodorkan sebuah berkas yang dalam map cokelat gelap. "Aku tahu kau benci kembali ke Korea. Tapi aku yakin, kau akan menyukai permainan kali ini." Ucapnya masih dengan senyuman.
"Berhentilah menunjukan wajah seperti itu di hadapanku, Chris." Cha Young meletakan cangkir kopinya. "Jika tawarannya menggiurkan, aku tidak keberatan. Biar kulihat."
Segera setelah perintah itu, Chris Evans memberikan berkasnya. Seorang laki-laki dengan wajah Asia itu muncul beserta biodata dan rutinitas per harinya hingga detail terkecil yang bisa di ketahui. "Dia tinggal di apartment?"
"Begitulah."
"Itu terdengar janggal bagiku." Ucap Cha Young
"Memang, tapi kenyataannya seperti itu."
"Siapa yang meminta dia mati? Pesaing? Teman? Atau salah satu karyawan kepercayaannya?"
"Orangtua angkatnya, kemungkinan besar, mereka ingin memberikan perusahaan nomor satu dunia itu pada anak kandung mereka."