Vincenzo tidak bertanya apapun hingga Cha Young benar-benar menuliskan sebuah nama Korea di berkas bayangan milik Cha Young. 'Hyun-Seon' tanpa marga dan tanpa alamat pasti. Semua program pelacakan tidak jauh berbeda seperti melacak nomor ponsel seseorang, satelit cukup mencari ID yang menjadi kode orang tersebut. Cha Young hanya tinggal menunggu.
"Siapa Hyun-seon?" tanya Vincenzo pada akhirnya.
"Orang yang menyimpan IceFalcon milikku."
"Untuk apa?"
"Untuk membunuh Ji Sub dan Chris."
Satu gerakan dan komputer yang Cha Young gunakan berubah hitam tanpa derum pencarian seperti sebelumnya. Pria itu memutar kursi Cha Young agar menghadap ke arahnya. "Tidak ada membunuh. Aku akan melakukannya untukmu."
"Dendamnya ada denganku. Tidak padamu." Cha Young berusaha keluar dari cengkraman Vincenzo. Ia butuh sesuatu yang mengerikan untuk menghabisi Ji-Sib.
"Dia menyakitimu, aku punya sesuatu untuk di balaskan." Vincenzo berusaha meredam emosi, dia mengembuskan nafas berat hingga akhirnya semua kendalinya buncah. "Kau membahayakan bayinya, Hong Cha Young! Kau tidak hanya tentang dirimu sekarang, kau adalah tentang dirimu dan bayi yang kau bawa. Ku peringatkan sekali lagi, dia juga bayiku!" geram Vincenzo sambil beberapa kali meninju sandaran kursi yang Cha Young duduki.
"Apa yang kau rencanakan?" Cha Young bertanya, bukan berarti menyetujui apa yang Vincenzo rencanakan untuknya dan untuk bayi mereka.
"Cukup lihat dan nikmati."
***
Jika ia tidak mengatakannya dan justru kabur, maka ia tidak akan mendapatkan sepeserpun nanti jika Chris berhasil membunuh Vincenzo, Cha Young dan Ji Chang Wook dalam waktu bersamaan. Maka, tanpa pengawal seperti yang Ibunya sarankan, Min Ho memasuki markas besar Chris di Vancouver Islan menggunakan jet pribadi milik Ayahnya yang ternyata sekarang menjadi atas nama Cassano Corp.
Dia duduk di balik meja Chris yang masih sibuk di kelilingi dua wanita berbusana minim. Tangan Chris berada di kedua paha wanita tersebut, membelainya dengan di iringi nyanyian kotor dari mulutnya. "Ada apa, Lee Min Ho? Mengapa kau ke tempatku? Burton yang mengirimmu?"
"Tidak. Ada hal yang harus kau ketahui."
"Katakan? Siapa yang ingin kau bunuh? Mantan kekasihmu?" Chris menjulurkan lidahnya, menjilat leher salah satu gadis yang terduduk di pangkuan sebelah kanannya.
"Tidak. Angel. Dia bangkit dari kuburnya." Chris menahan nafas, bahkan ia menelan ludahnya begitu mendengar nama Angel disebut oleh Min Ho. "Ya, Angel masih hidup. Vincenzo menyuci otaknya. Ia bersiap menyerang balik kita."
***
Saat malam menjelang, Cha Young kembali meringkuk dalam pelukan Vincenzo, menahan sekuat tenaga gelombang mual yang berkali-kali datang menggulung perut Cha Young. Menurut Suzy, semua itu biasa dalam trimester pertama. Tapi baginya, seorang pembunuh bayaran, mengalami mual hanya karena mencium aroma tubuh Vincenzo adalah penderitaan lainnya. Mual selalu mengingatkannya pada genangan darah di lantai milik Ibunya.
Tidak ada satupun suara yang terdengar kecuali dari suara gemuruh gelombang laut yang menghantam karang di selatan pulau. Ini masih dini hari, pukul tiga pagi tanpa ada penjagaan dan kamera pengawas di dalam rumah di matikan. Vincenzo membuka matanya, melihat Cha Young yang terpejam dengan nafas teratur dan sangat tenang. Perlahan sekali dia keluar dari dalam ranjangnya menuju ruang kerja.
Vincenzo memerintahkan tiga layar sekaligus untuk menyala. Layar satu untuk denah rumah Lee Ji Sub serta penjagaan yang ternyata di perketat, layar dua untuk pekerjaan Chris dan layar tiga untuk pencarian pria bernama 'Hyun Seon'. Jika memang Cha Young ingin membunuh Ji Sub menggunakan IceFalcon miliknya, maka Vincenzo akan mengabulkannya.