Jae Yeon tidak tahu ide itu datang entah dari mana. Kini ia memegang DVD berisikan film dewasa.
Apa Jae Yeon sudah gila? Apa Jae Yeon akan menyuruh laki-laki sepolos Chulsoo untuk menonton film seperti itu ?
Jae Yeon menelan salivanya
"Tadi kau berkata kapan aku akan hamil bukan ?"
"Iya" Chulsoo mengg, anguk cepat. Senyumnya mengembang, matanya berbinar
"Apa sekarang kau sudah hamil?"
Jae Yeon berdehem
"Wanita hamil harus berproses, aku akan menunjukan caranya padamu"
Meskipun bingung Chulsoo memilih diam melihat Jae Yeon memutar DVD
"Oh? kenapa pemainnya orang luar negeri? Aku tidak pernah melihat film luar negeri seperti ini sebelumnya."
Jae Yon menoleh menatap Chulsoo "Apa kau tidak pernah menonton film barat sebelumnya?"
"Ibu melarangku, lagipula aku lebih senang menonton kartun dan membaca komik, tapi aku senang menonton film bersama Jae Yeon. Aku akan senang melakukan apapaun asalkan bersama Jae Yeon. Oh lihat Jae Yeon mereka berciuman."
Kemudian adegan Di layar memperlihatkan adegan intim suami istri. Jae Yeon melihat Chulsoo meremas ujung bajunya semakin kuat
Chulsso menunduk setelah itu, ia merasakan tubuhnya mulai memanas, wajahnya merona dan jantungya berdegup cepat. Chulsoo merasakan sesuatu yang aneh,
"Jae Yeon-ah, aku mau pipis."
*
"Ya!" Napas Jae Yeon tersengal. "Apa yang terjadi padamu?! Ada apa denganmu, Park Chulsoo!"
Napas Chulsoo juga tersengal. Ia mengerjap pelan, masih memandang Jae Yeon dengan tatapan yang sulit diartikan lalu bergumam. "Aku... mencintaimu, Jae Yeon ."
Jae Yeon terdiam, menatap Chulsoo dengan tatapan tak mengerti sebelum akhirnya bersuara dengan nada yang terdengar pelan. "Chulsoo -ya."
Chulsoo tidak menjawab. Ia justru mendekatkan wajahnya pada Jae Yeon dan kembali memberikan ciuman untuk wanita itu. Kali ini, Chulsoo melakukannya dengan cara yang lebih lembut. Dengan hati-hati. Dengan penuh kasih sayang dan dengan penuh perasaan.
Ya, Jae Yeon bisa merasakannya. Hingga akhirnya Jae Yeon menutup kelopak matanya perlahan dan membalas perlakuan pria itu padanya. Mereka saling membalas ciuman. Saling menyapu bibir lamat-lamat dan membiarkan jantung mereka yang bekerja cepat saling beradu di permukaan dada.
Lalu, Jae Yeon bergumam didalam hatinya. "Aku juga mencintaimu. Aku... juga mencintaimu, Chulsoo ."
Lima detik kemudian, terdengar suara bel pintu apartemen yang berbunyi. Jae Yeon langsung membuka mata seraya menghentikan pergerakan bibirnya. Kedua tangannya pun mendorong dada Chulsoo hingga bibir pria itu kini terpisah dari bibirnya.
"Jae Yeon -ah." Chulsoo menatapnya kecewa. "Aku masih ingin menciummu." Katanya. Ia berniat mendekat namun Jae Yeon kembali menahan dadanya.
"Ya!" Jae Yeon menatapnya tak percaya. "Kau tidak dengar? Ada tamu di luar!"
Chulsoo terdiam. Mendengarkan suara bel pintu yang kembali berbunyi. Kesempatan itu kemudian digunakan Jae Yeon untuk menyingkirkan tubuh besar Chulsoo dari atas tubuhnya. Setelah Chulsoo kini terlentang di atas tempat tidur, Jae Yeon cepat-cepat bangkit, merapikan rambut seraya menatap Chulsoo dengan tak percaya.
"Kau benar-benar.." Desis Jae Yeon .
Chulsoo hanya mengerjap pelan. Lalu Ia bangkit dan duduk di tepi kasur saat Jae Yeon mulai berjalan menjauh darinya. "Jae Yeon -ah." Panggilnya dengan raut kekecewaan yang masih terpancar jelas di wajahnya. "Jae Yeon !"