"Kau sudah selesai makan?"
Jae Yeon menoleh ke arah Chulsoo yang duduk di sampingnya, mendapati pria itu tengah menatapnya disertai senyuman yang mengembang.
"Jika sudah selesai, biarkan aku yang mencuci piringmu." Masih tersenyum, Chulsoo kemudian mengambil piring Jae Yeon yang sudah kosong di hadapan wanita itu. Lalu Ia bangkit, membawa piring kotor miliknya serta milik Jae Yeon ke tempat pencucian dan meletakkannya di sana. Chulsoo kemudian bergegas kembali ke meja makan dan membereskan mangkuk-mangkuk bekas lauk. Ia juga membersihkan permukaan meja makan dan kembali ke tempat pencucian setelah itu. Saat Chulsoo mulai sibuk mencuci perkakas kotor, Jae Yeon hanya bisa memandangi punggungnya dalam diam.
Terhitung semenjak Chulsoo mengutarakan perasaannya pada Jae Yeon saat mereka masih berada di ruang televisi, Jae Yeon memang lebih banyak diam setelah itu. Ia pun hanya mengangguk pelan saat Chulsoo mengajaknya untuk makan bersama meskipun perutnya masih dalam keadaan kenyang. Di meja makan, Jae Yeon juga terus diam. Sembari sesekali melirik Chulsoo saat pria itu terkadang mengajaknya berbicara atau menawarkan Jae Yeon lauk ini dan itu. Meskipun terkadang Jae Yeon sama sekali tidak memperdulikan, namun Jae Yeon tidak menemukan raut kekecewaan yang terpancar sedikitpun di wajah pria itu.
Lewat ujung mata, Jae Yeon bisa melihat Chulsoo terus saja tersenyum sepanjang meraka berada di meja makan. Di sela-sela mengunyah, Chulsoo selalu menyempatkan diri untuk memandangi Jae Yeon seolah-olah Jae Yeon adalah sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya, yang selalu ingin Ia jaga, ingin Ia lindungi, ingin Ia lihat setiap detik dan ingin Ia miliki seutuhnya.
Ya, Jae Yeon melihatnya. Membuatnya tersadar bahwa selama ini ternyata Chulsoo selalu menatapnya dengan tatapan mata yang seperti itu. Dan membuatnya kini bertanya-tanya di dalam hati, sebesar itukah Chulsoo mencintainya?
"Jae Yeon -ah."
Panggilan Chulsoo menyadarkan Jae Yeon dari lamunan. Setelah Jae Yeon berkedip pelan, Ia melihat Chulsoo di depan sana sudah menghadapkan tubuh ke arahnya.
"Kau dengar itu?" Tanya Chulsoo .
Jae Yeon menatapnya tak mengerti. "Huh?"
"Bel pintu berbunyi. Sepertinya ada tamu."
Jae Yeon mengerjap pelan. Sebegitu fokusnyakah Ia memikirkan Chulsoo sampai-sampai suara bel pintu apartemen tidak tertangkap oleh pendengarannya?
"Kau di sini saja." Senyum Chulsoo mengembang. "Aku yang akan membuka pintunya." Chulsoo kembali menghadap ke arah washtafel untuk mencuci kedua tangannya yang masih penuh dengan busa sabun. Setelah itu, Ia membersihkannya dengan lap kain. Lalu bergegas keluar menuju pintu meninggalkan Jae Yeon yang kini menatap jejaknya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Tidak lama kemudian, Chulsoo kembali masuk ke dalam dapur bersama Yoona yang berjalan di sampingnya.
Ya, ternyata Yoona yang datang. Melihat itupun Jae Yeon langsung bangkit dari kursi dan membungkuk singkat pada Yoona .
"Oh? Kau di sini?" Tanya Yoona sembari memberhentikan langkahnya tak jauh dari meja makan-tak jauh dari Jae Yeon .
Chulsoo yang kini berdiri di samping Yoona pun tersenyum pada Yoona . "Aku dan Jae Yeon barusaja selesai makan bersama, Noona." Jawab Chulsoo atas pertanyaan yang sebetulnya Yoona tujukan untuk Jae Yeon . "Aku memasak telur dan sosis yang pernah Noona ajarkan padaku saat itu." Senyum Chulsoo mengembang. "Aku senang Jae Yeon menyukainya." Lalu Chulsoo menatap Jae Yeon dan melanjutkan. "Iya 'kan, Jae Yeon ? Jika kau mau, aku bisa memasakkan itu untukmu besok, besoknya lagi, dan besok seterusnya."
Jae Yeon hanya menatap Chulsoo dalam diam.
Sementara itu, Yoona langsung menoleh ke arah Chulsoo dan menatap Chulsoo tak percaya. "Kau yang memasak?"