Cha Young melangkah mundur hingga punggungnya menyentuh dinding kemudian dengan perlahan tubuhnya merosot, tangannya mencengkram rambut dan berusaha sekeras mungkin mengingat suara Vincenzo yang mengatakan untuk tetap mengendalikan dirinya.
Tapi kali ini tidak bisa, Cha Young tidak dapat mendengar Vincenzo, dia hanya mendengar suaranya yang terisak, memohon pada Ayahnya untuk di ampuni. Dia tidak melihat seorang Angel ataupun Hong Cha Young, dia hanya melihat sosok gadis kecil yang terisak di sudut ruangan, Cha Young tidak dapat mengenali wajah gadis kecil itu. Siapa dia?
Dan seolah semua tingkat kewarasannya terperosok ke dalam jurang, Cha Young berteriak sekuat tenaga, berusaha menarik seluruh rambutnya dari kepala kemudian bangkit dan menyingkirkan barang apapun yang berada di atas meja wastaflenya. Nafasnya terengah begitu melihat pantulan dirinya, pantulan gadis kecil menyedihkan dengan luka di sekujur tubuh dan pantulan gadis kecil lainnya yang sangat mirip dengannya tampak muram kemudian menggeleng.
"Pergi!! Jangan dekati aku! Pergi!" Cha Young kembali berteriak, ia menoleh ke sisi kanan tempat pantulan gadis kecil lainnya itu berada, namun tidak ada siapapun disana, Cha Young kembali melihat cermin, dan gadis kecil lainnya masih berada disana, memasang wajah muram hampir menangis seperti bayangan dirinya sewaktu kecil.
Cha Young berteriak histeris, tangannya menggapai botol kaca pembersih wajah milik Vincenzo yang di sudah berguling di dekat tangannya. Cha Young melempar botol yang terbuat dari kaca tersebut ke cermin di hadapannya hingga menghancurkan cermin tersebut.
Sementara gedoran paksa di pintu kamar mandi tak lagi masuk ke dalam pendengarannya. Cha Young masih berteriak histeris melihat wajah gadis kecil yang tidak ia kenali masih berdiri menatap dirinya melalui pecahan cermin yang tersisa. Kesal dengan tatapan itu, Cha Young memecahkan semua cermin yang tersisa menggunakan tangannya. Teriakannya kini tak lagi terdengar seperti teriakan perempuan gila, teriakannya kali ini terdengar menyayat, tangisan mulai mengiringi jeritan histeris Cha Young berkali-kali.
Angel, jika ia lahir, ia akan mengalami kejadian yang sama persis denganmu, lihat Vincenzo, dia sanggup membunuh orang lain dengan tangannya sendiri, jika anak itu lahir, dia akan mengalami hal sama, seorang Angel tidak di perbolehkan melahirkan.
Tangannya menggapai pecahan cermin yang paling dekat dengan jangkauannya, ia menggengam cermin itu terlalu keras hingga telapak tangannya ikut tergores, mengalirkan darah segar. Benar, yang di katakan oleh Angel benar, ia tidak boleh hamil, ia tidak seharusnya melahirkan seorang anak karena sudah pasti karma akan berbalik pada keturunannya, dia tidak boleh membiarkannya.
Cha Young mengarahkan sudut tajam kaca tersebut ke perutnya tanpa ragu. Wajahnya pucat dengan rambut berantakan, air matanya mengalir membasahi pipinya. Dia tidak boleh membiarkan seorangpun mengalami hal seperti dirinya.
Sesaat sebelum Cha Young berhasil merobek kulit perutnya menggunakan kaca, pintu kamar mandi berhasil terbuka paksa. Cha Young menoleh saat melihat Vincenzodengan wajah merah padamnya berdiri di ambang pintu, matanya yang teduh dan gelap berubah mengerikan bak mata seekor ceetah, pria itu tanpa basa basi melintasi lorong kamar mandi menuju Cha Young yang memegang serpihan kaca di tangan kanannya yang mengeluarkan darah.
Cepat-cepat Cha Young kembali pada dirinya, tangannya bergetar ketika ia mengarahkan ujung cermin tajam ke perutnya. Dan lagi, kepalanya berdenyut-denyut, bak sebuah pemotong menyentuh tengkorak kepalanya dan terus mengikis permukaan tersebut hingga semua yang berada di ruangan terasa berputar, pandangannya kabur dan seketika tubuhnya lemas. Cha Young menggapai-gapai pegangan sebelum Vincenzomenangkap tubuhnya yang merosot.
Vincenzo berhasil menyentuh tombol intercom di kamar mandinya sebelum membopong tubuh Cha Young yang masih meronta kesakitan menuju kamar.
"Bae Suzy, ke kamarku segera." Perintahnya singkat dan mengangkat tubuh Cha Young.