Angel (22)

122 0 84
                                    


Perlahan-lahan Chris dapat merasakan salju mulai turun menimbun tubuhnya setelah hampir tiga puluh menit dirinya tak sadarkan diri, samar-samar Chris menyaksikan bagaimana Angel dengan santainya memasukan semua uang Chris ke dalam panci-panci besar berisi air mendidih.

Lembar demi lembar dengan sabar dimasukannya ke dalam panci besar tersebut. Senandung kecil senantiasa menemani dirinya dan ketika Angel menoleh ke arahnya, mata itu melengkung bahagia. "Semuanya tentang uang bukan bagimu, Chris? Bagaimana jika aku memusnahkannya?"

Chris mengigil, bukan hanya karena udara yang mencekat, namun juga karena tatapan wanita itu sama sekali bukan seorang pembunuh bayaran, dia lebih terlihat seperti wanita pecinta harta yang sedang mengamburkan uang pasangannya dengan cuma-cuma.

"Aku bisa melakukan hal ini sehari penuh, kau tahu itu," Angel berhenti memasukan uangnya dan kembali tersenyum manis ke arah Chris. "Jadi jika kau ingin diam mengenai apa yang Ji Sub ceritakan padamu hingga kau mati membeku, bukan masalah besar untukku."

Siapa yang ingin mati konyol karena membeku di Korea? Apa lagi jika dia adalah seorang pembunuh bayaran nomor satu. Chris mendesis tajam sambil berusaha melepaskan ikatannya, namun gagal. Dalam hal teknik seperti ini Angel jauh lebih unggul, bahkan dengan pistol pun, Angel masih jauh lebih unggul di banding dirinya.

"Iblis, apa maumu?" desisnya setengah mengigil.

Wanita itu tahu Chris sudah hampir menyerah dengan harga diri mati konyolnya. Angel menyengir mengerikan, matanya ikut melengkung seiring tertariknya sudut bibir Angel, namun bukan eye smile manis pada perempuan umumnya, melainkan senyum kematian. Suram dan dingin.

Angel mencemplungkan semua sisa uang Chris yang berada di koper kemudian menutup panci tersebut sambil membersihkan kedua tangannya. Angel menyeret sebuah kursi kayu yang terlihat sangat kekar hingga tetap berada di ujung ruang dapur yang menghubungkannya dengan halaman. Sementara Chris duduk terikat di halaman belakang, telanjang dan di timbun salju perlahan-lahan.

"Apa yang Lee Ji Sub katakan?" tanyanya dengan wajah masih dengan senyuman kematian.

"Mati, kau dan Vincenzomati." Desis Chris kedinginan, ia tidal lagi bisa merasakan kedua kakinya. Tubuh bagian bawahnya terlalu beku untuk dirasakan.

Angel tertawa sesaat sebelum wajahnya kembali fokus pada bibir Chris yang membiru kedinginan. "Aku hampir lupa bahwa fungsi pembunuh bayaran adalah untuk mencabut nyawa orang lain." Katanya tertawa. "Selain itu?"

"Kau tahu? Ibumu adalah perempuan paling murahan yang kukenal, hanya karena uang dan janji jabatan tinggi dia rela mempunyai anak tanpa ikatan pernikahan, tidak heran kau pun sama, menjual dirimu pada Si Setan itu." Chris kali ini tertawa, oh ya, dia ingat betul bagaimana ketika Ji Sub menceritakan tentang Ji Hyun padanya, perempuan muda yang tenang, setenang malam namun jauh di dalam diri perempuan itu, dia mungkin bisa lebih kejam dari Cha Young jika masih hidup sekarang.

"Lanjutkan." Perintah Angel sambil membuka bungkus Pepero almond cokelat miliknya. Mengambil satu batang kemudian menikmatinya sementara Chris mendongeng.

"Dia menginginkan kau mati karena kau anaknya, kau putri dari perempuan jalang yang menyerahkan tubuhnya hanya untuk mendapat uang. Kau di anggap wabah oleh Ayah kandungmu sendiri, menyedihkan bukan? Si Wabah. Kalau kau laki-laki kau pasti pengganti Min Ho, berebut kekuasaan dengan anak manja, beruntung bukan kau terlahir sebagai perempuan menyedihkan, Angel?" Chris berhenti untuk menarik nafasnya.

"Bagaimana rasanya melihat Ibumu sendiri mati, Angel?" Chris menyengir di tengah nyeri luar biasa pada bibirnya. "Tidak ada yang menginginkanmu, bahkan Tom Cruise pun tidak mencarimu, bukan? Kau, Si Anak yang seharusnya mati berbelas-belas tahun lalu. Kau seharusnya tidak pernah hidup di dunia ini, Angel Sayang."

AngélWhere stories live. Discover now