Ji Sub melihat lagi saham Cassano Corp yang terus menanjak seiring dengan bertambahnya lagi cabang usaha Vincenzo. Vincenzo tidak terlihat manusia bagi Ji Sub , dia hanya seongok mesin dengan kelamin. Bagaimana bisa seorang pria muda dengan kekayaan melebihi dirinya tidak tertarik sedikitpun dengan perempuan-perempuan yang di sodorkan olehnya. Vincenzo hanya bermain-main, tanpa 'menyentuh' mereka. Vincenzo bahkan tidak repot-repot mengingat nama mereka satupun.
Kemarin malam yang Ji Sub tahu,Vincenzo bernegosiasi untuk membeli lagi satu kilang minyak dari pengusaha Arab dan sudah di pastikan proyek tersebut berharga triliunan dolar, terlalu sayang jika Ji Sub membiarkan proyek sebesar itu berlalu melewatinya tanpa berusaha menyentuh sedikipun bukan?
Tapi sialnya, semua assistant Vincenzo adalah orang yang sangat loyal dengannya, tidak ada satupun data yang bocor dari tangan mereka meski hanya berjumlah satu huruf. Seandainya saja Vincenzo memiliki orang yang mampu untuk mejadi bahan negosiasi, maka akan lebih mudah.
Ji Sub menuang lagi wiski pada gelas kosong di meja kerja sambil mengetuk-ngetuk di atas meja kaca, mempertimbangkan siapa yang akan mejadi tumbalnya lagi untuk membuat Vincenzo goyah.
"Tampilkan seluruh orang terdekat Vincenzo di layar satu." Perintah Ji Sub pada komputer sambil menyesap wiskinya.
Dua pria muncul dengan wajah angkuh yang telah di latih oleh Vincenzo. Setelan gelap dan wajah kaku itu terlihat tegas tanpa ada kelamahan sedikitpun, tapi ternyata kedua assistant Vincenzo mempunyai kelemahan yang tidak dimiliki Vincenzo, yaitu keluarga.
"Buka file Ji Chang Wook, lewati profile mendasar. Latar belakang keluarga serta alamat yang tersedia."
"Ji Chang Wook, satu Ayah, satu Ibu dan tiga adik perempuan, alamat terkini: Munich, German. Status perkawinan; bertunangan dengan Bae Suzy. Tinggal bersama di kawasan Incheon. Alamat terperinci di lindungi oleh Cassano Corp."
Ji Sub kembali mengusap dagunya. Dia kenal baik dengan Chang Wook, pria itu terlalu mirip dengan Vincenzo, pasangannya pun sulit untuk di lacak, meskipun tidak ada yang tidak mungkin bagi Ji Sub , tapi apa salahnya mencoba yang lebih mudah. "Buka file Cha Eun Woo, lakukan yang sama dengan Chang Wook."
"Cha Eun Woo. Satu Ayah, status: meninggal. Satu Ibu dan satu kakak laki-laki. Status: menikah dengan Kim Jisoo, Satu putra, Cha Ayden Tinggal bersama di kawasan Incheon. Alamat terperinci di lindungi oleh Cassano Corp."
Kim Jisoo , Kim Jisoo . Mata Ji Sub beralih pada sebuah foto perempuan yang di kenalinya. "Pantas namamu tak asing."
Kim Jisoo adalah seorang model kenamaan Korea dan dijuluki Dewi Korea di dunia seni. Sebelum menikah dengan Eun Woo dahulu Min Ho pernah mengenalkan Jisoo padanya sebagai kekasih. Sepengelihatan Ji Sub , Jisoo adalah wanita yang lemah lembut dan Eun Woo pun tak beda
"Profile di temukan." Ucapnya sambil menjentikan jari kemudian menghubungi seseorang, menyusun semuanya dalam waktu beberapa bulan kedepan dan oh, dalam bayangannya, rencana tersebut akan berjalan dengan sangat baik.
Dalam waktu tiga bulan kilang minyak yang Vincenzo kelola pastilah semakin berkembang dan saat yang tepat untuk berpindah tangan.
***
Manhattan, New York.
Chris masih memakai celana tidur sutra hitamnya, tubuh kekar penuh dengan lebam akibat tinju Tom Cruise beberapa hari lalu di biarkan terbuka, kaki-kaki terawatnya mengelilingi ruang penthouse dengan santai.
Sekilas ketika melihat kaca dan bibir keringnya yang robek terlihat, emosi itu kembali menghampiri Chris. Selalu Angel bahkan hingga wanita itu mati, dirinya masih di bandingkan dengan Angel sialan itu. Dunia tidak akan berhenti berputar hanya karena Angel mati. Kenapa semua orang membicarakannya? Berspekulasi bahwa wanita itu masih hidup? Kapan mereka akan berhenti membicarakan Angel dan berganti dengan kesuksesan Chris?