Saat itu matahari tergelincir kembali di ujung laut Busan. Mereka duduk berhadapan di pingir dermaga dengan tiang pengikat jangkar sebagai meja. Kemudian Vincenzo mengeluarkan makan malam mereka. Satu ikan panggang yang tak utuh di beberapa bagian kemudian mengeluarkan dua kepal nasi. Memberikannya satu pada Cha Young kecil yang wajahnya cemong akibat cerobong asap tua.
"Aku diberikan ini oleh Paman pemilik toko buah di ujung sana." Dua buah pisang serta satu buah apel merah segar di sodorkan oleh tangan kecil dengan debu pergulatan dengan kantong-kantong penumpang kapal.
Memang apa yang bisa di lakukan anak seumur mereka di pelabuhan. Hanya ada satu pekerjaan yang bisa mereka jalani yaitu melucuti kantong penumpang kaya yang iba pada Cha Young sementara Vincenzo menyelipkan tangannya yang lincah ke kantong-kantong juga tas mereka.
Vincenzo mengambil semuanya dan meletakan di tengah antara mereka. "Ini disebut makanan penutup oleh orang kaya sepertiku. Kau harus belajar, karena nanti kita akan kaya. Sangat kaya hingga aku sanggup membeli galaksi ini untukmu." Ujarnya dengan penuh tawa.
Cha Young ikut tertawa riang mengetahui hal itu tidak mungkin di lakukan. "Oppa lucu." Ucap Cha Young polos dan gelak tawa mereka semakin menjadi.
Ketika itu Vincenzo teringat sesuatu, sesuatu yang amat penting. Dia meraba kantongnya sebelum mengeluarkan benda itu. Dua buah gelang dengan tali yang di pilin serta untaian daun perak di tengahnya.
"Apa itu?" Cha Young berniat menyentuhnya karena penasaran dan kemudian tangannya justru di tarik paksa oleh Vincenzo. Dia melingkarkan gelang satunya pada Cha Young dan satu lagi di pergelangan tangannya. Mata dwiwarna Cha Young memerhatikan bagaimana benda itu bergelayut di lengannya dengan cantik sebelum Vincenzo menabrakan telapaknya pada telapak Cha Young hingga gelang mereka saling berdenting.
"Ini tandanya kau adalah adikku, jangan pergi terlalu jauh atau aku tidak akan bisa menjagamu, kau mengerti itu?"
*
Satu yang Cha Young pahami bahwa kakak beradik tidak melakukan hubungan fisik seperti yang mereka lakukan beberapa malam yang lalu.
Tubuhnya bergetar hebat di bawah tubuh Vincenzo, dia meringkuk, menciut di bawah ingatan menyakitkan Hong Cha Young yang sudah jauh-jauh di buangnya. Perlahan isakan itu muncul dan air mata membanjiri pipi pucat Cha Young.
Kengerian akan badai yang menghantam kapal, gelap gulita dan tak seorang pun berada disana kembali membanjiri ingatan Cha Young. Air yang merembes dari badan kapal menggenangi kaki-kakinya. Suara anjing menyalak dan ombak yang menampar badan kapal.
Semua itu mampu menggulung Cha Young dalam kengerian. Wajah Ibunya yang seolah menjerit, meminta tolong, memohon dan berkilah, namun Ayah yang wajahnya tidak mampu di ingat Cha Young tetap menyayatkan pisau rotinya ke leher Ibunya, begitu perlahan dan begitu kasar. Darah menggenang, merah berpendar di bawah siraman sinar matahari yang masuk melalu jendela yang terbuka lebar.
Dan ketika semua semakin buruk, Cha Young terjatuh, kehilangan kesadaran.
***
Vincenzo bahkan tidak meninggalkan tangannya dari tangan Cha Young yang terus menggengam tangannya meski dalam keadaan tak sadarkan diri selama pemeriksaan.
Wajah Bae Suzy nampak khawatir, berita buruk. Pikir Vincenzo begitu melihat semburat pucat di bibir Suzy dan kemudian menghilang. Kekasih Chang Wook adalah psikolog terkenal yang juga menangani beberapa kelainan kerusakan otak di sebabkan faktor internal juga eksternal. Dan terakhir kali Dokter mengatakan akan ada efek menyakitkan di bagian kepalanya setelah beberapa waktu berselang, mungkin mempengaruhi pribadinya, mungkin juga tidak.