Suzy memberikan lembar hasil lab tersebut ke meja Vincenzo. Sebuah lembar yang sangat tidak biasa dan cukup mengerikan. Semua grafik di kepala wanita bersama Hong Cha Young benar-benar di atas normal. Grafiknya sempurna, tidak ada tanda-tanda gelombang cacat otak yang di perkirakan Suzy layaknya gelombang cacat pada penderita gangguan jiwa atau kepribadian ganda. Satu-satunya yang terlihat berbeda dari gelombang otak itu adalah partikel kaca yang menekan otak depannya. Sisanya semua gelombang sempurna. Bahkan bisa di bilang dia seperti memiliki dua otak berbeda yang tidak berhubungan.
Otak Hong Cha Young yang teraniaya dan otak Angel si Malaikat Maut yang menganiaya. Itu menjelaskan bagaimana prilaku satu orang yang memiliki kepribadian ganda terlalu ekstrim.
"Endorphin yang terlalu tinggi." Jelas Suzy. "Sangat tidak normal untuk ukuran tubuh manusia seperti dia. Kemudian otaknya disintesis obat bius." Suzy menggeleng tak percaya. Baru kali ini dia menemukan hal semacam ini pada tubuh manusia. "Dia seperti toko obat bius berjalan."
Vincenzo mengangguk paham. Meski bukan seorang dokter, jika hanya masalah endorphin tentu Vincenzo mengerti akibatnya. "Endorphin memiliki efek yang sama dengan morphin."
"Ya, dan itu menyebabkan orang yang memiliki kandungan endorphin terlalu banyak kebal akan rasa sakit."
Vincenzo mengusap dagunya perlahan. "Jadi itu penyebab mengapa pukulan kemarin tidak berpengaruh banyak pada Cha Young? Tapi..."Vincenzo terduduk tegak, dia melihat pergerakan Cha Young di monitor ruang pengawasan tempat dia dan Suzy bertemu. "Mengapa endorphin tersebut tidak berpengaruh terhadap tekanan dari partikel di otak depannya?"
Suzy menggeleng. Dia tidak punya hipotesa pasti mengenai hal itu. "Aku tidak begitu yakin, tapi mungkin karena partikel kaca tersebut berhasil merobek jaringan sel di kepalanya secara langsung. Entahlah, aku pun tidak begitu mengerti mengenai otak wanitamu.
"Gelombang otaknya berkembang pesat saat ia berusia sebelas hingga enam belas tahun. Hampir optimal untuk mengingat segala jenis praktik di usia yang muda. Ototnya pun terlatih ketika umur delapan hingga saat ini. Dia benar-benar bukan manusia, kau tahu? Terakhir kali aku mendapatkan kasus otak yang sangat aneh adalah otak milikmu yang terlalu cepat menyerap informasi dan multi tasking. Dan aku menemukan kasus lain dari wanitamu. Hebat benar praktik kedokteran milikku." Ucap Suzy panjang lebar mengenai otaknya dan otak Cha Young yang hampir menyerupai.
"Punya hipotesa mengapa endorphin berlebih seperti ini bisa berada di tubuhnya? Penyuntikan berlebihan atau endorphin di produksi olehnya sendiri tanpa terkontrol?" jemari Vincenzo mengetuk-ngetuk meja mengintimidasi kembali dengan gerakan kecil tersebut, seolah memaksa Suzy memberikan jawaban apapun yang memuaskannya.
"Ada beberapa. Satu di antaranya yang paling kuat adalah karena dia terlahir dengan kandungan endorphin yang terlalu tinggi, keturunan mungkin? Kami tidak bisa menyimpulkan apapun. Atau dia di latih untuk mengeluarkan banyak endorphin tanpa mempengaruhi keadaan hati? Tidak ada sampel data dari orang tuanya, dia sangat misterius. Aku sama sekali tidak mengerti tubuh wanitamu itu, Sir."
Bagi Suzy menangani kasus kepribadian dan gelombang otak adalah sesuatu yang menyenangkan, melakukan penelitian pada objek yang langka. Namun masalah disini adalah objek langka miliknya adalah wanita dari seorang Vincenzo, macam-macam sedikit bisa-bisa di penggal kepalanya.
Vincenzo mengangguk, mungkin ya dan mungkin tidak. Dia mungkin perlu mengecek Suzy untuk memastikan apa benar Cha Young mendapat kandungan endorphin yang mengebalkan syarafnya dari rasa sakit karena keturunan? Tapi bukan hanya itu yang ingin di dengar Vincenzo. Dia ingin mendengar berita lain. Berita yang menyangkut dirinya dan Cha Young. Janin. Janinnya dan Cha Young. "Bagaimana kandungan Cha Young?"
Kemudian wajah tegang Suzy berubah cerah. Bibirnya melengkung dengan kesenangan. "Oh, protektif sekali Calon Ayah kita yang satu ini." Ledeknya kemudian mengeluarkan sebuah foto USG. "Mungkin sedikit agak tidak stabil malam ketika guncangan emosionalnya, tapi sepertinya pagi ini semua terlihat normal."