Vincenzo berguling dari atas tubuh Cha Young, ikut memandangi langit-langit ruang baca yang biasanya hangat dan tenang miliknya mendadak jadi panas beberapa saat lalu karena Cha Young dan Vincenzo sibuk bergumul di atas lantai yang di tutupi karpet bulu cokelat muda.
"Lain kali mungkin aku akan lebih berhati-hati untuk tidak menggodamu, Vin"
Vincenzo tertawa rendah. "Harusnya kau sadar, tak melakukan apapun, kau tetap menggodaku."
Dan Cha Young pikir ini adalah waktu yang tepat untuk menanyakannya. Ketika Vincenzo berada dalam tingkat kewaspadaan yang rendah. "Jadi apa isi triple six itu? Siapa yang menginginkanku mati, Vin?"
Tawa Vincenzo berhenti begitu mendengar pertanyaan Cha Young. Vincenzopikir perlindungannya sudah cukup kuat untuk menghalau pelacakan. Namun, di mata Cha Young, tidak ada yang tidak dapat di lacaknya.
"Burton." Cha Young menyipit begitu mendengar nama Burton, dia tidak pernah sedikitpun berurusan dengan pria bernama Burton. "Burton Shin. Atau aku lebih mengenalnya sebagai Lee Ji sub ."
Dan tubuh Cha Young kembali menegang. Dia mencengkram bajunya dan memakainya dalam satu gerakan. Dia tidak melakukan apapun pada Lee Ji sub kecuali memaksanya membayar tiga kali lipat dari harga awal.
Langkah kakinya terlalu lebar dan terlalu cepat, meski begitu Vincenzo berhasil menyamainya Vincenzo menarik pergelangan tangan Cha Young, memojokan gadis itu di lorong. "Berhenti, Hong Cha Young."
Tidak ada jawaban. Dirinya sekarang adalah Angel.
Cha Young melilitkan tangannya pada lengan Vincenzo yang menahan pundak Cha Young, kemudian dalam satu gerakan, dia menyingkirkan lengan Vincenzo kemudian berjalan kembali.
"Jika kau membunuhnya sekarang tidak akan ada kesenangan. Mereka masih dalam keadaan waspada terhadap dirimu. Kau boleh pilih, Angel, membunuh mereka sekarang tanpa ada kesenangan atau nanti, ketika mereka berpikir kau benar-benar mati." Vincenzo tidak berusaha mengejar. Dia tetap berdiri santai di tengah lorong.
Hingga akhirnya Cha Young berhenti kemudian menoleh. "Kau Si Iblis." Ucapnya sebelum menghilang dari lorong.
***
Cha Young tidak pergi menyambangi kediaman Jisub , karena pertama dia tak tahu dimana rumah Lee Ji sub itu. Kemudian kedua, karena dia belum mempelajari celah rumah Ji sub , dan ketiga, ada benarnya juga apa yang di katakan Vincenzo, membunuh ketika mereka menganggap dirinya mati adalah satu kesenangan tersendiri.
Tangan Cha Young mengepal dan terus memukuli samsak yang tergantung tak berdaya, dari bentuk awalnya yang terlihat tabung proporsional berubah menjadi gumpalan tak berbentuk lagi bahkan kantungnya nyaris terkoyak akibat tinju dan tendangan Cha Young.
Bayangkan jika tubuh manusia yang bergantung disana? Tentu saat ini manusia itu sudah berada dalam perjalanan menuju penghitungan dosa.
Satu lagi maka samsak tersebut akan hancur berantakan. Cha Young menghentikan tinjunya. "Menemukan mengapa Ji sub mu itu ingin aku mati?" tanya Cha Young tanpa menoleh ke arah Vincenzo yang entah sejak kapan terduduk di salah satu alat latihan berat dengan buku berwarna cokelat gelap di tangannya.
Vincenzo membalik satu halaman lagi. "Tidak ada keterangan. Hanya ingin kau mati setelah membunuhku. Bayaran yang di gelontorkan hampir mencapai tujuh kali lipat dari bayaran normal Chris."
Cha Young mendengus. "Manusia rendahan. Hanya karena uang mereka membunuh."
"Apa bedanya dengan kau?"
Cha Young menyetel treadmill dalam kecepatan penuh kemudian berlari. Dia perlu menyalurkan amarahnya pada sesuatu. Wajah Cha Young setenang biasanya. Matanya dingin tak terbaca. "Aku mendapat perlakuan yang cukup mengerikan semasa kecil. Percobaan pembunuhan dari Ayah kandungku. Aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya melihat nadi orang lain berdenyut di bawah tanganku. Menggengam jantung segar yang masih berfungsi. Melihat bagaiamana ketakutan orang lain menghampiri mereka."