Episode 21

121 14 0
                                    


Makan malam hari ini berjalan sangat baik. Nayeon duduk diantara ayah dan ibu Minhyuk, sementara tiga pria lainnya duduk berhadapan. Nayeon yang awalnya canggung, perlahan mulai menyesuaikan diri. Tak butuh waktu lama untuk membuat dirinya nyaman, karena orang tua Minhyuk pun juga menyesuaikan diri dengannya. Tak ada percakapan berat selama jamuan. Hanya si nenek yang lebih aktif bertanya bagaimana bisa mengenal cucunya, apakah cucu dan putranya merepotkan, kegiatan Nayeon sehari-hari apa saja, dan sebagainya. Orang tua Minhyuk sepakat tak membahas masalah keluarga Nayeon, karena takut membuat wanita itu tak nyaman. Mereka berpikir bahwa suatu saat putranya akan menjelaskan pada mereka. Si kakek juga tambah menyukai wanita itu karena Nayeon mampu mengimbangi jokes bapak-bapak yang keluar dari mulutnya. Minhyuk pun lega melihat kekasihnya yang diterima baik oleh keluarganya.



"Kenapa waktu cepat sekali berlalu.. Aku masih ingin mengobrol dengan mu", kata ibu Minhyuk yang tak lepas merangkul Nayeon saat keluar restoran sampai di lobby hotel.

"Yeobo, lepaskan tangannya. Kita sudah sampai dibawah. Mobil kita sudah menunggu.", kata ayah.

Si kembar dan Minhyuk ikut tertawa melihat dua pasangan paruh baya itu berdebat.


"Sanha, Soobin, kalian pulang bersama kakek. Biar pamanmu yang mengantar ibu kalian pulang", ajak kakek yang langsung ditolak kedua pria itu. Bukannya dituruti, mereka berdua malah mendapat jeweran kecil di telinga masing-masing. 

"Nak Nayeon, putraku akan mengantarmu pulang. Sampai bertemu lagi ya .. Maafkan kelakuan si kembar yang masih kekanak-kanakan ini", kata nenek si kembar.

"Nenek, aku juga ingin ikut mengantar...", Protes Soobin.

"Auuww, sakit nek.. ijinkan kami mengantar", sambung Sanha.

Seolah tak mempedulikan, si nenek tetap menyeret mereka ikut masuk ke dalam mobil.

"Tidak, kalian ikut nenek pulang"



"Minhyuk, antar calon menantuku ini pulang dengan selamat...

Nak Nayeon,kami pergi dulu", kata si kakek pamit. 

Nayeon membungkuk kan badan dengan sopan sambil tersenyum. Setelah pandangan si kakek menghilangkan, barulah ia menyadari perkataan ayah Minhyuk barusan.

"Calon menantu? Apa maksudnya?", Benak Nayeon.



Selama perjalanan, si kembar tak henti-hentinya protes kepada kakek neneknya karena tak membiarkan mereka mengantar Nayeon. Kakek yang tak tahan akhirnya bicara.

"Kalian berhentilah merengek seperti anak kecil. Kalian tau mengapa nenek kalian mengajak kalian pulang bersama kami?"

Si kembar menggeleng tanda tak paham. Si nenek pun menghela nafas kesal.

"Jika kalian ikut, mereka jadi tidak bisa memiliki waktu berdua karena harus mengurus kalian. Apa kalian tak ingin mereka berdua menjalin hubungan lebih serius?"

Nenek kembali melanjutkan, "Dasar anak muda. Kalian masih awam tentang masalah cinta", 

Mendengar penjelasan neneknya, akhirnya mereka paham. Dan si kembar akhirnya sudah tidak mempermasalahkan hal itu lagi. 





"Brak..!" Nayeon yang sudah sampai di apartemen nya langsung merebahkan diri ke kasur. Seketika ia terbangun saat mengetahui bahwa Minhyuk juga ikut merebahkan dirinya. Nayeon hampir lupa jika pria itu masih berada disini.

Minhyuk yang melihat Nayeon terbangun, menarik tangan Nayeon dan merebahkan badan wanita itu di atas tubuhnya. Perasaan Nayeon saat ini? Sangat mendebarkan. Ini pertama kalinya ia bersandar diatas tubuh kekasihnya. Jantungnya berdetak kencang namun ia mencoba untuk tenang.


"Bagaimana? Apa melelahkan meladeni kedua orang tuaku?", Tanya Minhyuk.

Nayeon mengangkat kepalanya agar dapat melihat wajah pria itu.

"Tidak, mereka menyenangkan. Awalnya aku merasa canggung, tapi semakin lama entah kenapa aku merasa nyaman didekat mereka. Rasanya seperti mendapat kasih sayang orang tua yang utuh".

Minhyuk tersenyum. Ia mengelus kepala Nayeon dengan lembut.

"Terima kasih", katanya singkat.

"Sama-sama. Terima kasih juga sudah mau menerima ku", balas Nayeon yang disambut kecupan mesra oleh Minhyuk.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang