Episode 18

125 16 0
                                    


"Jinja? Lalu apa yang paman Minhyuk lakukan?", Tanya Soobin antusias.

"Ya dia langsung menghajar pemuda itu. Dan menolongku. Dan juga menemani ku semalaman", jawab Nayeon dengan tersipu malu.

"Menemani semalaman? Apakah terjadi sesuatu? Hihihiii...", Goda Sanha pada ibu angkatnya itu. 

Yang digoda pun menutup wajahnya karena teringat akan ciuman waktu itu, tapi tak mungkin jika ia harus menceritakan sedetail itu pada si kembar.

"Sepertinya benar Sanha, terjadi sesuatu pada mereka berdua. Apa kami akan memiliki adik? Hahahaa....", Soobin tak kalah menjahili Nayeon.

"A-aniya... Tidak seperti itu... Sepertinya otak kalian harus dicuci agar tak berpikir yang macam-macam". 

Sanha dan Soobin tak kuasa menahan tawa. Sungguh lucu reaksi yang dikeluarkan oleh Nayeon. Oh iya, perlu diketahui saat ini si kembar sedang berkunjung ke rumah Nayeon. Mereka berkunjung setelah mendengar kejadian malam itu dari pamannya. Mereka sangat khawatir sampai keduanya kompak bolos sekolah hari ini. Sebagai gantinya, si kembar harus menerima ocehan dari Nayeon satu jam lamanya. Bukannya marah, si kembar justru senang mendengar kan omelan ibu angkatnya itu.



"Tringg...."

Notifikasi pesan masuk dari ponsel si kembar. Terdapat pesan dari paman mereka.

"Eomma, paman mengirimkan pesan", kata Sanha.

"Jika pelaku yang waktu itu sudah tertangkap. Ternyata mereka adalah komplotan yang memang meresahkan warga sekitar. Mereka dipastikan akan mendapat hukuman setimpal. Jadi mulai sekarang eomma tak perlu khawatir lagi.", Sambung Soobin.

Akhirnya Nayeon pun dapat bernafas lega. Ia juga kagum bagaimana bisa Minhyuk bisa menangkap pelaku secepat itu. 

Soobin memegang kedua tangan Nayeon.

"Eomma, tolong jangan pergi sendirian lagi, terutama malam hari. Kami siap 24 jam jika kau membutuhkan kami."

Sanha pun ikut menggenggam tangan mereka.

"Soobin benar. Jangan merasa sendirian lagi. Sekarang eomma sudah memiliki kami, dan samchon juga" .

Nayeon sungguh terharu melihat perhatian dari kedua pria itu. Akhirnya setelah sekian lama, Nayeon dapat merasakan kasih sayang keluarga. Ia pun tak kuasa menahan diri untuk memeluk dua pria dihadapannya ini.



Setelah seharian si kembar bermain di rumah Nayeon, mereka pun berpamitan pulang. Awalnya mereka ingin menginap, namun dengan cepat ditolak oleh Nayeon karena ini bukan akhir pekan. Si wanita tak mau jika si kembar harus bolos sekolah lagi. Dengan berat hati, si kembar menuruti nya.





Ketika sampai dirumah, mereka dikejutkan dengan kedatangan kakek dan nenek mereka. 

"Ini bukan akhir pekan, tapi mengapa kakek dan nenek ada di sini?", Tanya Soobin.

"Darimana kalian? Sepertinya akhir-akhir ini kalian jarang dirumah.", Tanya kakek.

"Kami... Itu....", Jawab Sanha gugup yang langsung dipotong oleh kakeknya.

"Menemui wanita yang bernama Nayeon itu?"

Sontak mendengar nama ibu angkat mereka disebut membuat mereka terkejut. Sanha menanyakan bagaimana kakek dan neneknya itu mengetahui tentang Nayeon.

"Kau tahu siapa kakek. Bukan hal yang sulit bagi kami untuk sekedar mencari informasi seseorang"

"Jadi, apa yang akan kakek lakukan? Melarang kami menemui eomma? Maaf kami tak bisa", kata Soobin tegas.

"Tunggu, kalian memanggilnya ibu?" Tanya si nenek.

"Iya, karena bibi Nayeon sudah kami anggap ibu kami sendiri. Dia sangat menyayangi kami. Dan kami juga", kata Sanha meyakinkan.

"Bagaimana kalian tahu? Bagaimana jika dia hanya memanfaatkan kalian karena latar belakang keluarga kita?", Kakek bertanya.

Sanha dan Soobin dengan cepat menolak pernyataan kakek.

"Eomma bahkan tak tahu latar belakang keluarga kami. Aku dan Soobin tak pernah membahasnya. Kakek tahu? Keadaan psikis Soobin jauh lebih baik setelah bertemu dia" 

"Sanha benar. Dulu aku sangat frustasi karena ingatanku yang hilang. Tapi semenjak bertemu eomma, aku jadi bisa menerima nya. Aku tak mempermasalahkan tentang ingatanku, selama aku bisa membuat kenangan baru bersama nya"

Melihat kegigihan si kembar, membuat kakek dan nenek semakin penasaran dengan wanita itu.

"Jika dia sebaik itu, bisakah kalian mengenalkannya pada kami? Bawa dia besok kerumah untuk makan malam. Kami akan menunggu besok disini", ajak nenek dan si kembar pun setuju.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang