Episode 14

113 18 0
                                    

~Sebulan sebelumnya~

Pagi ini, adalah pagi yang menegangkan bagi Minhyuk. Karena setelah sekian lama, akhirnya ia bertemu dengan salah satu orang tuanya. Entah dari mana sang ayah mendapatkan kontak nya dan dengan terpaksa membuat Minhyuk harus menemui nya.


"Kenapa kau diam saja?", Tanya si ayah.

Minhyuk meminum secangkir kopi yang disiapkan untuknya. "Bagaimana appa bisa tahu tentang diriku selama ini? Dan mengapa kita bertemu di kantor bukan di rumah?"

"Kau tahu bagaimana ibumu. Dia pasti akan terkejut. Biar aku yang memberitahukan dahulu"

"Eommani, baik-baik saja bukan?"

"Hahahaa... Kau masih sama. Memanggil ibumu dengan sopan, sementara memanggil ayahmu dengan santai"

"Karena appa bisa membedakan kami saat kecil, tak seperti eommani"

Merekapun tertawa bersama. Tak disangka pertemuan antar ayah dan anak itupun berlangsung hangat. Kurang lebih dua jam pertemuan mereka diisi dengan percakapan dengan berbagai topik. Dan tentu saja, sang ayah juga membicarakan tentang kelanjutan perusahaannya.


"Pikirkanlah Minhyuk. Apa yang kukatakan. Ini demi keluarga kita, dan dua keponakanmu. Suatu hari nanti, ayah akan kenalkan mereka padamu. Aku yakin mereka pasti terkejut begitu melihatmu"

Minhyuk mengangguk, dan berpamitan kepada ayahnya. Minhyuk sengaja tak menceritakan bahwa ia sudah berhubungan dekat dengan kedua ponakannya itu.

Sebelum putranya menghilang dari hadapannya, si ayah berpesan,
"Minhyuk, jaga dirimu. Kami menyayangimu"
Dan dibalas senyuman oleh Minhyuk.



Akhirnya Minhyuk keluar dari kantor ayahnya. Ia berdiri dan menatap langit.
"Hyung, apa yang harus kulakukan?"


~flashback end~





"Aboeji, aku......
Ah sudahlah. Berhenti bersandiwara appa .."
Kata Minhyuk yang membuat si kembar dan nenek membeku.

"Hahahaa... Yeobo, tenanglah dulu. Sanha, Soobin, kalian jangan hawatir. Kakek tidak akan memarahi samchon kalian. Dan kau! Ayahmu ini benar-benar marah sekarang! Bagaimana bisa kau merahasiakan bahwa kau sudah bertemu mereka? Siapa yang tak terkejut jika tiba-tiba datang bersama cucu-cucuku setelah semalaman menghilang? Kau tahu betapa cemasnya kami?"

Minhyuk yang merasa dimarahi bersembunyi dibalik sang nenek. Soobin bertanya pada neneknya, "Jadi kakek dan nenek sejak semalam berada disini? Mengapa tak mengabari kami?"

"Kami tiba dari luar negeri lebih cepat. Dan kami sangat rindu pada kalian. Jadi kami putuskan untuk menemui kalian. Tapi kalian tak ada dirumah. Menurut salah satu asisten di rumah ini, kalian menginap di rumah teman. Jadi kami memutuskan untuk menginap. Dan tiba-tiba pagi ini kalian datang bersama... Hiks...", Kata si nenek dan tak kuasa menahan tangis. Soobin dan Sanha mencoba menenangkan neneknya.

"Eommani, tenanglah. Aku minta maaf tidak mengabarimu lebih cepat. Seperti yang dikatakan Sanha tadi, kami sudah dekat satu sama lain. Oh ya, aku juga sudah bertemu appa sebelumnya. Appa bilang dia akan memberitahukan eommani. Jadi appa yang bersalah atas semua ini"., kata Minhyuk yang seketika memojokkan sang ayah. Pria paruh baya yang merasa dipojokkan hanya pasrah setelah mendapat tatapan tajam dari istrinya. Reaksi Minhyuk, tentu saja senang karena merasa sudah menang dari sang ayah.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang