Episode 24

96 14 0
                                    


Sudah seminggu sejak Nayeon dinyatakan demam. Kondisinya saat ini sudah jauh lebih baik, semua berkat Sanha dan Soobin yang tiap hari merawat dirinya. Tak lupa Minhyuk yang selalu menyempatkan diri untuk membantu si kembar merawat Nayeon. Dan sudah seminggu sejak lamaran mendadak Minhyuk, hingga saat ini baik si pria maupun wanita belum membahasnya kembali.




Sore ini Nayeon baru saja pulang bekerja. Segera ia menyenderkan dirinya di balik pintu apartemen nya.

"Ah, lelahnya... Padahal aku baru saja sembuh, tapi sudah diberikan pekerjaan yang begitu banyak", keluhnya.


Tetiba suara bel pintu Nayeon berbunyi yang membuat dirinya terkejut. 

"Siapa yang datang jam segini ya, seingatku hari ini si kembar dan Minhyuk absen berkunjung.", pikir nya.

Bel pintu kembali berbunyi. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya Nayeon membuka pintu nya.

"E-eommani? Ah, Annyeong hasimnikka", kata Nayeon reflek membungkuk untuk memberi salam.

"Selamat sore nak Nayeon, apa aku mengganggu mu? Sepertinya kau baru pulang kerja", tanya seorang wanita yang lebih tua padanya. Ternyata yang datang adalah ibunya Minhyuk sekaligus nenek dari si kembar.

Nayeon dengan cepat menggelengkan kepalanya. Nayeon sungguh tak menyangka jika ibu kekasih nya akan datang berkunjung. Sungguh ia tak mempersiapkan apapun. Segera Nayeon mempersilahkan si ibu masuk ke apartemen nya dan mengarahkan untuk duduk. Nayeon yang gugup mulai membuatkan minuman untuk si ibu.


"Maafkan Nayeon eommani, apartemen ku sedikit sempit"

"Maafkan Nayeon eommani, apartemen ku sedikit sempit"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kira-kira seperti ini struktur apartemen Nayeon)




Si ibu mulai memperhatikan sekeliling apartemen. Nayeon yang memperhatikan, sedikit merasa tidak enak jika wanita didepannya itu merasa tidak nyaman. Ternyata respon si ibu berbeda dari yang dibayangkan.

"Aniya.. rumahmu hanya sedikit minimalis. Tapi sangat bagus, rapi dan nyaman. Pantas saja cucu-cucuku dan Minhyuk betah berlama-lama disini"

Nayeon yang merasa dipuji senang. Ia tak menyangka jika ibu kekasihnya ini memberi respon positif untuknya.

"Jika dibandingkan tempat tinggal mereka, apartemen ku tak ada apa-apa nya eommani"

"Jangan merendahkan begitu, ibu mengatakannya dengan jujur".

Nayeonpun mengangguk. Setelah si ibu meminum minuman yang diberikan, ia kembali melanjutkan pembicaraannya.

"Oh ya. Kau pasti terkejut dengan kedatangan ku yang tiba-tiba. Jadi, ada yang ingin ibu bicarakan denganmu. Ini mengenai hubunganmu dengan putraku"

Nayeon sedikit gugup. Berbagai pertanyaan berputar di kepalanya, kira-kira apa yang akan dikatakan ibunya Minhyuk. Namun Nayeon berusaha untuk tenang.



"Dari apa yang dikatakan Minhyuk, dia sudah melamarmu. Apa itu benar?"

Nayeon mengingat sejenak. Jika yang dimaksud Minhyuk melamar saat ia sakit tempo hari, memang benar. Namun Nayeon berpikir bahwa kejadian itu bukanlah lamaran yang sebenarnya.

"Eommani, Minhyuk sempat mengatakan padaku bahwa ia ingin menikahi ku. Tapi tahukah eommani bagaimana cara dia melamarku? Ia melakukannya saat aku demam waktu itu. Minhyuk juga tak mengatakan dengan serius. Jadi aku tak tahu apa itu disebut lamaran atau tidak"

Mendengar penjelasan Nayeon membuat si ibu menepuk jidatnya.  

"Aigoo, dasar Minhyuk. Kupikir setelah ia pergi meninggalkan rumah bertahun-tahun, ia akan berubah. Ternyata ia masih belum dewasa. Maafkan putraku sayang, sepertinya ia harus banyak belajar dalam menyenangkan hati wanita"

Nayeon pun tertawa kecil mendengar keluhan si ibu.

"Sepertinya ibu harus turun tangan. Kau tenang saja, ibu yakin beberapa hari lagi Minhyuk pasti melamarmu dengan cara yang benar. Kau tunggu saja"., Kata si Ibu sambil memegang tangan Nayeon.

Meski Nayeon tak mengerti maksud perkataan ibu Minhyuk, ia memilih untuk mempercayai rencana calon ibu nya itu dan mendukung nya. Si ibu yang merasa di dukung pun tersenyum bangga. 

Setelah pembicaraan mengenai lamaran itu, si ibu dan Nayeon pun merubah topik obrolan menjadi lebih ringan. Mereka berdua berbincang dengan akrab seolah sudah saling mengenal sejak lama.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang