Episode 20

119 15 0
                                    

Mobil Minhyuk berhenti di sebuah hotel yang cukup terkenal di kota Seoul. Nayeon pun kebingungan karena ia diberitahu hanya makan malam biasa dirumah.

"Mengapa kita kesini?", Tanya Nayeon.

"Saat kau berganti pakaian, appa memberitahu ku bahwa lokasi jamuannya dipindahkan kesini. Maaf kami tak memberi taukan sebelumnya", jawab Minhyuk.

Nayeonpun mengangguk mengerti. 

Mereka sudah masuk kedalam lift, Nayeon hanya mengikuti kemana tiga pria ini membawanya. Nayeon yang belum pernah memasuki hotel semewah ini bahkan tak mengetahui jika ada restoran didalamnya. 

Mereka akhirnya sampai, dan menempati ruangan yang sudah direservasi oleh orang tua Minhyuk. Sekedar informasi, restoran ini bernama Pierre Gagnaire yang terletak di lantai 35 LOTTE HOTEL SEOUL Executive Tower.

 Sekedar informasi, restoran ini bernama Pierre Gagnaire yang terletak di lantai 35 LOTTE HOTEL SEOUL Executive Tower

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sepertinya halaboeji dan halmeoni belum datang. Kita duduk saja dulu disini", ajak Sanha.

Minhyuk pun menarik kursi untuk Nayeon dan mempersilahkan wanitanya duduk lebih dulu. Melihat sikap pamannya, Soobin dan Sanha tak segan untuk menggodanya.



Nayeon melihat sekeliling. Ia juga memperhatikan dua anak angkat dan kekasihnya yang saling menjahili. Seketika ia menyadari, bahwa tiga pria dihadapannya ini bukanlah orang biasa. Nayeon merasa malu karena tak mengetahui seluk beluk mereka sejak awal. Nayeon tertunduk.

Tiga pria yang sedari tadi berdebat menghentikan aksinya saat melihat gelagat Nayeon.

Minhyuk tak segan menggenggam kedua tangan Nayeon yang disatukan dalam pangkuan wanita itu.

"Ada apa?", Tanya Minhyuk lembut.

"Eomma tidak suka tempatnya?", Panik Sanha.

"Kami akan memberitahu kakek jika eomma tak suka", sambung Soobin.

Nayeon hanya menggelengkan kepalanya. 



"Aku hanya baru menyadari, tentang kalian. Kemana saja aku selama ini? Kalian bukanlah orang biasa. Aku merasa tak pantas berada diantara kalian. Aku hanya... hanya wanita biasa yang memiliki wajah seperti ibu kalian, apakah karena itu juga kalian menyayangi ku seperti sekarang...",, kata Nayeon tertunduk lesu.

Sanha dan Soobin segera beranjak dari kursi dan menghampiri Nayeon. Mereka mensejajarkan posisi nya dengan Nayeon. 

"Apa yang kalian lakukan? Berdiri lah", kata Nayeon yang mengangkat kedua anak angkatnya itu.

"Eomma. Tolong jangan berpikir begitu. Saat ini kau sudah menjadi ibu kami dan kami tak mempermasalahkan darimana eomma berasal", kata Soobin.

"Eomma, maafkan kami. Memang awalnya kami menganggap eomma sebagai ibu kami sendiri karena kemiripan eomma dengannya. Tapi sejak kita menghabiskan waktu di taman hiburan, pandangan kami berubah. Kami menyayangi mu sebagai eomma Nayeon, bukan ibu kandung kami. Maaf karena tak menyadari nya dari awal.", sambung Sanha.

"Eomma, kau tau bagaimana kondisi ku. Aku bahkan sama sekali tak ingat kenangan ku dengan ibu kandungku. Bagaimana aku bisa menyamakan eomma dengannya? Eomma.. aku mohon... Aku dan Sanha benar-benar menyayangi eomma yang seperti ini. Jangan pernah berpikir kau tak pantas untuk kami. Jangan tinggalkan kami", kata Soobin memelas.


Nayeon melihat si kembar penuh kasih sayang. Ia merasa bodoh akan pikirannya sendiri. Bagaimana ia bisa berpikir senaif itu sementara Soobin dan Sanha berpikir sebaliknya. 

Tangan kanannya memegang wajah Sanha, dan tangan kirinya memegang wajah Soobin. Dilihat kedua pria itu bergantian. Nayeon tersenyum tipis.

"Maafkan eomma ya. Aku sudah berpikir terlalu jauh. Aku tak akan meninggal kan kalian. Meski jika nenek dan kakek kalian tidak menyukai ku, eomma akan berusaha mengambil hati mereka agar mereka mau menerimaku. Jadi, bisakah kalian berdua memberiku semangat?"

Raut wajah si kembar yang tadinya sedih kembali ceria. Mereka berdua memeluk Nayeon bersamaan. Mereka berlompat ria seperti anak kecil yang bahagia dan tertawa bersama. Dan bahkan mereka tak menyadari jika Minhyuk sudah berada di luar pintu ruangan bersama kakek dan nenek si kembar sekaligus orang tua Minhyuk.

"Kalian lihat sendiri. Apa kalian masih meragukan Nayeon?", Tanya Minhyuk kepada orang tuanya.

Si nenek yang sedari tadi menyaksikan momen itu, tak terasa meneteskan air mata. Bukan air mata sedih, namun air mata bahagia karena masih ada perempuan yang mau menyayangi nya cucunya dengan tulus. Meski awalnya ia terkejut karena kemiripan wajah Nayeon dengan menantunya dulu, tapi tak membuat si nenek berpikir sosok Nayeon sama dengan menantu nya, melainkan sebagai wanita bernama Nayeon sendiri.

Sementara si kakek, ia tersenyum lebar menyaksikan hal itu. Ia menepuk pundak Minhyuk sampai membuat pria itu terkejut.

"Kau harus mendapatkan nya. Aku menyukai wanita itu. Akan menyenangkan jika dia benar-benar menjadi keluarga kita."

Minhyuk yang merasa sudah memiliki restu dari orangtuanya, mengiyakan dengan semangat.

"Aku sedang melakukannya appa, lain kali aku akan mengenalkan dirinya sebagai calon istriku"

Kakek tersenyum bangga melihat kegigihan putranya. 

"Bagus. Kami tunggu momen itu".

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang