Episode 5

195 23 0
                                    

"Maafkan saya...", Katanya tanpa melihat pria itu.

Pria itu membantunya berdiri, dan kemudian pergi. Namun sebelum pergi, pria itu berkata yang membuat Sanha terkejut.

"Berhati-hatilah Sanha, paman pergi dulu"...

Sanha mengangkat kepalanya, melihat seorang pria yang telah berjalan membelakangi nya. Perawakan yang sangat mirip dengan seorang yang dikenalnya. Sanha dengan cepat berlari menyusul pria itu, dan memeluknya dari belakang.

"Appa.... Jangan pergi....", Lirih Sanha.


Jika Soobin bertemu wanita yang mirip dengan ibunya saat bekerja, Sanha justru bertemu seorang pria yang persis seperti ayahnya saat perjalanan sepulang sekolah.


Saat ini, Sanha dan pria itu berada di rumah Sanha. Mengapa Sanha bisa dengan mudahnya membawa pria asing masuk ke rumahnya? Alasannya karena rasa penasaran Sanha yang tinggi. Banyak hal yang ingin ditanyakan pada pria itu. Ia bertekad membawa pria itu ke rumahnya tanpa memberi kesempatan pria itu untuk meninggalkannya, bahkan berkata apapun.

"Paman tunggulah di kamarku. Jika orang rumah melihat paman, mereka akan menganggap paman sebagai hantu. Aku akan membuatkan minuman untuk paman", Kata Sanha yang langsung keluar kamar untuk mengambil minuman. 

Tak butuh waktu lama, Sanha pun kembali ke kamarnya.



"Jadi, paman siapa?", tanya Sanha tanpa basa-basi.

"Minhyuk", jawab pria itu dengan singkat.

"Bagaimana paman tahu namaku?"

"Karena kau keponakanku"

"Paman berbohong"

"Tidak, aku tidak berbohong"

"Ayahku tidak memiliki saudara, apalagi saudara kembar"

"Ayahmu memilikinya, dan itu aku"

"halaboeji dan halmeoni tak pernah mengatakannya"

"Karena sejak aku dan ayahmu masih muda, aku memutuskan untuk pergi dari rumah"

"Mengapa?"

"Karena aku tak ingin dipaksa mengurus perusahaan. Dan itu membuat kakek dan nenekmu marah."

"Berarti paman diusir dari rumah?"

Minhyuk mengacak-acak rambutnya, seolah frustasi dengan pertanyaan keponakannya yang tak ada habisnya itu.

"Kenapa paman tidak menjawabku? Lantas pertanyaanku yang tadi juga belum terjawab. Bagaimana paman tau aku Sanha? Tahukan paman jika aku memiliki saudara kembar? Dan juga apaka........"

"Sudah cukup!  Aku mengerti bagaimana rasa penasaranmu. Setidaknya beri aku waktu untuk menjelaskan semuanya. Tapi....", Minhyuk menghentikan bicaranya.

"Tapi apa paman?", tanya Sanha.

"Aku tidak melihat Soobin dari tadi. Dimana anak itu?"

"Dia sedang bekerja", jawab Sanha santai.

Minhyuk pun terkejut mendengar Soobin bekerja.

"Bekerja? Apakah ia tidak sekolah? Kenapa kau membiarkan dia bekerja? Bukankah kondisinya perlu perhatian khusus?!"

Sanha terkejut. Bahkan pria dihadapannya itu tahu bagaimana kondisi saudaranya.

"Jadi paman juga tahu kondisi Soobin? Berarti selama ini paman mengawasi kami?"

Minhyuk mengangguk.

"Benar sekali".

"Lalu mengapa kau tidak langsung menemui kami?!", tanya Sanha penuh emosi.

"Apakah kakek dan nenekmu akan membiarkanku dengan mudah menemui kalian setelah menghilang selama  bertahun-tahun?!".

Sanha menunduk. Sudah dipastikan jawabannya tidak.


Setelah perdebatan yang panjang, baik Minhyuk maupun Sanha pun kini terdiam. Mereka memberi jeda pada diri mereka sejenak, lebih tepatnya mengontrol emosi mereka masing-masing.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang