Sanha dan Soobin kini duduk berhadapan dengan pamannya yang datang secara mendadak. Seperti seseorang yang sedang mengintrogasi, Minhyuk masih menatap tajam kedua ponakannya itu.
"Pertama, ini titipan dari nenek kalian.", kata Minhyuk yang memberikan tas berisikan bubur bikinan ibunya dan sejumlah vitamin. Sanhapun mengambil tas tersebut.
"Kedua...."
"Paman maafkan kami. Sebenarnya kami ingin memberitahu paman, tapi eomma melarang", kata Sanha yang memotong perkataan pamannya.
Soobin pun ikut menambahkan. "Sanha benar paman. Bahkan tadi Sanha sendiri yang mengantar eomma ke rumah sakit. Eomma juga sudah meminum obatnya dan sekarang sedang tidur di kamarnya."
Sanha dan Soobin kompak memohon maaf pada pamannya. "Kami minta maaf"
"Beruntung pekerjaanku disana selesai lebih cepat dan nenek kalian segera memberitahu paman tentang kondisi ibu kalian."
Yang dimarahi masih tertunduk diam.
"Kau Sanha, aku tahu kau sudah memiliki lisensi. Tapi bukan berarti kau bisa membawa mobil sembarangan. Aku yakin kau pasti mengendarai mobilmu dengan cepat tadi"
Minhyuk beralih melihat Soobin
"Soobin, jika terjadi sesuatu cepat beritahukan paman. Kalian paham?"
Sanha dan Soobin mengangguk bersamaan.
Karena keributan itu, Nayeon terbangun dan pergi keluar kamar. Ia yang melihat si kembar sedang dimarahi, segera menghampiri mereka.
"Apa yang kau lakukan? Jangan memarahi mereka ..!" Kata Nayeon yang langsung memeluk Sanha dan Soobin.
"Kenapa kau terbangun? Beristirahatlah", ajak Minhyuk yang ditepis oleh Nayeon.
"Tidak. Sebelum kau berhenti memarahi mereka".
"Aku tidak memarahinya, hanya memberikan nasehat".
"Jangan bohong..!"
Sebelum situasi memanas, Sanha dengan cepat melerai pertengkaran mereka.
"Eomma, paman, jangan bertengkar. Eomma tenanglah, paman tidak memarahi kami."
"Benarkah?"tanya Nayeon yang dijawab anggukan Soobin demi meyakinkan Nayeon.
"Lihat? Sekarang kembalilah ke kamar. Aku akan menyusulmu"
Sebelum menyusul Nayeon, Minhyuk berbisik kepada ponakannya.
"Terima kasih sudah melindungi paman. Oh ya, maafkan paman sempat memarahi kalian tadi"
"Maafkan kami juga paman, sekarang temanilah eomma. Kami ada disini jika kalian butuh sesuatu", jawab Soobin.
"Paman jangan berbuat aneh-aneh dikamar... Eomma sedang sakit. Hihihi..."goda Sanha dan tawa dari kembarannya.
Yang digoda lebih memilih tak menghiraukan dan pergi menyusul Nayeon.
Minhyuk yang sudah berada di kamar Nayeon sedang menyuapi kekasihnya dengan bubur kiriman dari ibunya itu.
"Sampaikan salamku pada eommani, tubuhku merasa lebih baik sekarang", kata Nayeon.
"Benar kan? Bubur bikinan ibuku memang ajaib. Dulu saat aku sakit juga selalu dibikinkan ini", bangga Minhyuk yang disambut tawa kecil oleh Nayeon.
"Oh ya, kau jangan terlalu keras pada mereka", kata Nayeon sambil memegang tangan lelakinya itu.
"Araso, aku minta maaf. Aku tak akan melakukannya lagi. Oh ya bagaimana kau bisa sampai demam? Apa karena pekerjaanmu yang melelahkan itu? Bukankah kau bilang beberapa hari ini sedang lembur?"
Nayeon menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya itu.
"Akhir-akhir ini kerjaanku sedang banyak-banyaknya. Mungkin aku sedikit kelelahan sampai demam begini"
"Jika kau sudah menjadi 'nyonya Minhyuk' nanti, akan kupastikan kau tidak akan kelelahan bekerja seperti sekarang.", kata Minhyuk sembari merangkul Nayeon.
"Perkataanmu itu seolah sedang melamarku saja", timpal Nayeon yang sejatinya menutupi kebahagiaannya dengan julukan tersebut.
Nayeon menatap kearah kekasihnya. Yang ditatap juga melihat kearahnya. Minhyuk pun mengecup kening wanitanya dengan lembut.
"Jika iya, apa kau akan menerima lamaranku?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Fanfic"Jika raga bisa pergi, bisakah sebuah kenangan itu tetap ada?" Cast: _Soobin TXT _Sanha ASTRO _Minhyuk BTOB _Nayeon Twice ------------------- Note: Cerita ini hanya karangan author saja. Tujuan dibuat cerita ini adalah author ingin melampiaskan keha...