Episode 26

104 13 0
                                    


"Masuklah", kata Minhyuk setelah membuka pintu rumahnya. Minhyuk mengantar Nayeon ke apartemen nya lebih dulu, kemudian pergi ke tempat tinggal Minhyuk. Ini merupakan kali pertama ia mengunjungi rumah Minhyuk setelah sekian lama menjalin hubungan, membuat Nayeon gugup.


Tidak seperti yang dibayangkan, rumah Minhyuk cukup minimalis dan didominasi warna putih abu-abu.

Tidak seperti yang dibayangkan, rumah Minhyuk cukup minimalis dan didominasi warna putih abu-abu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap saja begini penampakan ruang tamu rumahnya)




Nayeon duduk di sofa ruang tamu dan menunggu Minhyuk mengambil pakaian. Tak seperti yang dibayangkan, rumah Minhyuk sedikit minimalis jika dibandingkan rumah si kembar. Tak begitu banyak barang dalam rumahnya. Benar-benar selera namja


"Ada apa?", Suara Minhyuk mengagetkan Nayeon yang sedang fokus melihat-lihat. Yang dipanggil menoleh sambil mengelus dada karena terkejut.

"Kau mengagetkanku".

Minhyuk tertawa gemas melihat wanitanya itu. Ia mengelus lembut kepala Nayeon dan meminta maaf telah mengagetkan nya.

"Rumahmu bagus", puji Nayeon.

"Tidak, biasa saja. Teman-teman ku bahkan mengatakan bahwa rumahku terlihat sepi, seperti penghuni nya", sambung Minhyuk.

"Sebenarnya itu yang kupikirkan, hanya saja aku tak mengatakan nya. Hahaa"

"Tapi sebentar lagi, aku tak akan merasa kesepian lagi. Ada kau yang akan menemaniku"

"Bicaralah seperti itu seolah-olah kau sudah melamarku"

Secara tiba-tiba Minhyuk mendorong Nayeon dengan pelan hingga terlentang di atas sofa, ia mendekatkan badannya ke wanita itu, menatap Nayeon dengan dalam. Yang ditatap berusaha memalingkan pandangan. 

"Aku sudah pernah melamarmu waktu itu"

Nayeon mengelak dengan berkata bahwa yang dimaksud bukanlah lamaran yang sebenarnya. Minhyuk memberi senyum licik, dan kemudian mencium bibir Nayeon tanpa ampun sehingga membuat Nayeon tak berdaya. Perlahan Nayeon pun mulai mengikuti permainan kekasihnya itu. Ia menggantung kan kedua tangan pada leher Minhyuk, sementara si pria memegang pinggang Nayeon dan atas sofa demi menjaga keseimbangan. Ciuman mereka terus berlanjut sampai suara panggilan telepon di ponsel Minhyuk berbunyi.


"Ada apa Sanha?.......


Aku baru saja mengambil pakaian. Setelah ini kami akan menuju kesana......


Oke ...."



"Biipppp...!" Ponselpun dimatikan. Ternyata yang menelpon adalah Sanha. Masih dalam posisi yang sama, mereka saling berpandangan dan beradu nafas. 

"Besok aku akan melakukan nya dengan benar. Percayalah", kata Minhyuk lembut.

"Aku menantikan nya", jawab Nayeon.

"Bisakah kita lanjutkan yang tadi?", Goda Minhyuk yang disambut pukulan kecil dari Nayeon.

"Tidak. Si kembar menunggu kita. Kajja!". Tolak Nayeon yang segera bangun dari posisinya. Meski berat, Minhyuk pun mengikuti kekasihnya itu.




Sementara di rumah si kembar, Sanha dan Soobin kembali mengatur strategi. 

"Kali ini aturlah pemanas selimut nya dengan benar", protes Soobin yang diiyakan oleh Sanha.

"Kira-kira paman mengerti tidak ya kode yang kita berikan tadi?" Tanya Sanha yang dibalas anggukan oleh Soobin.

"Tenanglah, aku yakin paman kita pasti mengerti".






MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang