1

8.4K 338 0
                                    

Dia adalah wanitaku. Iya, yessica Tamara namanya. Dia adalah wanitaku. Haha,,, lucu sekali aku mengklaim dia wanitaku padahal aku sendiri seorang wanita. Entahlah, pasrah aku mengikuti takdir Tuhanku. Jika DIA berkehendak salah satu jalanku dalam kehidupan untuk mencintai seorang wanita juga sama seperti ku, ya aku bisa apa?.

Aku jalani dengan amat sangat lapang dada ya karna akupun menyukai nya. Menyukai kesalahan yang sedang Tuhan uji padaku. Seharusnya aku menolak dan menjauhi sesuatu yang Tuhanku akan murka. Tapi sungguh, tak kuasa aku melepaskan makhluk Tuhan yang indah itu dari genggamanku. Berkali-kali aku menolak dan berkali-kali aku sadar atas perasaan dan perbuatanku. Tapi nihil, bahkan aku jatuh lebih dalam lagi pada keindahannya.

Seolah segalanya mendukung, diapun memiliki perasaan yang sama terhadapku. Dia, yessica Tamara juga mencintaiku. Mencintai aku, Deara aghni khaula. Kami Amat sangat saling mencintai dan segalanya terasa indah.

Berawal dari saling contek saat ujian semester 5 kuliah S1 farmasi dahulu, saling membantu dan semakin dekat sejak saat itu. Ditambah dekat ketika mulai memasuki waktu sibuk skripsi. Bukannya saling berjarak Karna kesibukan masing-masing, kami malah semakin dekat karna saling membantu dan menemani ketika skripsi. Diskusi bersama, Mencari bahan bersama, mengerjakan bersama, saling memberi masukan.

Positif sekali bukan hubungan kami?.

Kami tidak berpacaran, Tidak pernah ada kata jadian dalam status kami. Mana mungkin bukan?. Mungkin lebih jelasnya komitmen. Aku yang menginginkan itu. Aku tau dia kecewa dengan keputusanku. Tapi aku tidak mau segalanya berubah dan kebahagiaan yang sedang dijalani hancur karna sebuah hubungan yang tabu.

"Chika". Aku memanggilnya, menggenggam tangan kirinya dan meletakkannya di paha kananku.

Saat ini kami sedang duduk diatas motor bututku. berada di pinggir sungai kota, hanya sekedar duduk untuk melepas penat setelah pusing seharian mencari bahan untuk skripsi.

"Kenapa Ra?". Dia menoleh padaku dan menatapku. Aku sangat gugup di tatap olehnya. Matanya sangat indah, walaupun terlihat sedikit lelah tapi tidak sedikitpun luntur keindahan matanya. Menatap nya di jarak yang sedekat ini sungguh membuat hatiku bergetar dan membuatku candu untuk terus menatapnya.

"Kenapa hm?." Tanya nya lagi sambil mengelus punggung tanganku.

"Aku sayang banget sama kamu Chik." ucapku tanpa mengalihkan pandangan ku pada bola mata indahnya.

"Aku tahu." jawabnya sambil tersenyum dan masih mengelus punggung tanganku. "Dan aku juga, aku bahkan cinta sama kamu. Kamu sangat tahu itu."

"Maafkan aku Chika." Ucapku lirih. Merasa amat bersalah karna tidak pernah berani melangkah lebih jauh lagi tentang hubungan kami.

"Its oke sayang, aku ngerti." Jawabnya tak kalah lirih

Aku mencium keningnya lama. Ku salurkan semua rasa sayangku padanya lewat ciuman itu. Aku tidak takut akan hidupku jika aku melangkah lebih jauh. Yang ku takutkan adalah hidupnya. Aku tidak ingin dia terluka Karna sikap orang-orang yang tidak menerima hubungan seperti ini. Bagaimana respon orang tua dan keluarganya jika mereka tahu. Pasti akan sangat kecewa melihat putri cantik nya mencintai seseorang sepertiku.

Ara hidup sendiri semenjak kedua orang tuunya dan adik nya meninggal dunia ketika awal semester perkuliahan. Di bunuh dengan sangat keji di rumahnya sendiri. Saat itu ara pulang malam karna memang ada kuliah kelas malam. Betapa hancur hatinya saat melihat rumah berantakan dan di penuhi dengan darah. Semakin hancur hatinya menerima kenyataan bahwa keluarganya dibunuh karena memiliki banyak hutang dengan jumlah yang tidak sedikit. Semua harta kekayaan ayahnya di ambil untuk membayar hutang, yang tersisa hanya rumah saja. Hanya rumah besar itu yang tersisa sebagai peninggalan orangtuanya. Itupun karna sebagai kompensasi atas meninggalnya keluarganya. Tentunya karna di bantu pamannya yang sebagai pengacara.

DEARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang