Bab 21

1.7K 196 6
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Kalau belum bisa melupakan masa lalu, setidaknya jangan mencari pelampiasan yang baru."

©©©

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©

Hari ini Azmiya tidak berhenti melengkungkan senyumnya setelah tadi malam membuka paper bag pemberian Ibrahim. Kalian ingin tau, apa yang diberikan oleh lelaki tersebut padanya?

Cokelat.

Bukan hanya satu, tetapi satu box penuh, Azmiya menggelengkan kepalanya saat membaca sticky notes yang diselipkan Ibrahim di box cokelatnya.

Jangan lupa di makan, cokelat bisa membuat bahagia, oh iya, tapi jangan banyak-banyak ya. Saya bisa di marahin Umma.

"Astaghfirullah!" pekik Azmiya saat tubuhnya terjatuh ke lantai, dengan seseorang yang juga terjatuh disampingnya.

Ia meringis pelan, dan menatap seseorang yang juga sedang menatapnya.

"Pak Ibra?!" seru Azmiya segera membereskan dokumen yang berserakan di lantai koridor.

Ibrahim terkekeh pelan melihat raut panik perempuan di depannya. "Sudah kamu makan?"

Azmiya berhenti mengambil dokumen, dan mendongak menatap netra Ibrahim.

"Sudah, terimakasih Pak."

Ibrahim tersenyum manis. "Terimakasih kembali."

"Ini dokumennya Pak, maaf tadi saya membuat Bapak terja--"

"Tidak apa-apa, kamu sedang melamun ya?" tebaknya membuat Azmiya sukses tercekat.

"Ah tidak, saya tadi hanya tersandung Pak."

Ibrahim memicingkan matanya. "Jangan berbohong Miya."

Azmiya terdiam. "Iya-iya saya yang salah," kesal Azmiya membuat Ibrahim terkekeh geli.

"Saya tidak menyalahkanmu, saya juga tau kalau lelaki selalu salah, dan perempuan selalu benar," ujarnya disambut tawa mengudara dari Azmiya.

Diam-diam Ibrahim terpaku melihat tawa lepas perempuan di depannya. Terdengar ringan, dan tanpa beban membuat hatinya terasa menghangat melihat tawa tersebut.

"Ah maaf Pak." Azmiya merasa malu karena tertawa lepas di depan Ibrahim.

Ibrahim tersenyum tipis. "Tidak apa-apa saya suka melihat tawamu, yang penting jangan lupa bahagia," ujarnya membuat degupan jantung Azmiya berdetak cepat.

Netranya melihat punggung tegap Ibrahim yang berjalan menuju ruangannya. Tangannya memegang jantungnya yang berdegup kencang. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?

Izinkan Aku Menghalalkanmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang