بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"Manusia yang terlalu berharap selain kepada-Nya maka akan berujung patah hati yang tak terkira."
©©©
Azmiya menyeka keringatnya sebelum membawa nampan berisi secangkir teh hangat untuk atasannya. Dengan langkah pelan, ia berjalan menuju ruangan yang terletak tidak jauh dari dapur kantor.
Di depan ruangan, ia tersenyum saat sekretaris Ibrahim menyapa, kemudian ia mengetuk pintu, dan dengan pelan membuka pintu tersebut.
"Maaf Pak, ini teh hangatnya," ucap Azmiya seraya meletakkan secangkir teh dimeja.
Ibrahim yang sedang fokus pada laptopnya mengangguk seraya mengucapkan terimakasih.
Azmiya pun membalikkan badan ingin pergi dari ruangan. Akan tetapi, ia tiba-tiba terjatuh sehingga membuat Ibrahim menatapnya.
"Maaf Pak---"
"Kamu tidak apa-apa?"
Ibrahim berdiri seraya berjongkok di depan Azmiya yang terpaku menatap garis wajah atasannya. Hidung mancungnya, netra hitam lekatnya, rambutnya yang hitam lebat, serta tatapan lembutnya, seakan menghipnotis Azmiya. Apalagi, aroma parfum kayu manis, cengkih, lavender, dan kapulaga yang memikat dan menyeruak masuk ke hidungnya, membuat jantung Azmiya tiba-tiba berdetak cepat.
"Hei?"
Azmiya terkesiap, membuat Ibrahim terkekeh pelan. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Ibrahim sekali lagi.
"Ah iya P-pak Ibrahim saya tidak apa-apa," balasnya mencoba tersenyum, walau kakinya sakit dan mungkin terkilir.
Ibrahim menatap kaki Azmiya, lalu berkata, "Tidak sakit?"
Azmiya menggeleng, ia mencoba berdiri, akan tetapi, ringisannya membuat Ibrahim pun menyuruhnya kembali duduk.
"Eum, maaf bolehkah saya memegang pergelangan kakimu, kelihatannya itu terkilir," ujar Ibrahim merasa tidak enak.
Azmiya tergagap, ia pun menggeleng pelan. "Tidak Pak Ibrahim, kaki saya tidak apa-apa," kata Azmiya seraya mencoba berdiri lagi.
"A-aw," ringis Azmiya saat mencoba untuk kembali berdiri.
Ibrahim tersenyum, perempuan di depannya sangat keras kepala. Dengan gerakan pelan, ia berdiri dan meraih gagang telepon untuk menelpon sekretarisnya.
"Panggil Asih kemari dengan membawa minyak urut, secepatnya," titahnya.
Setelah sambungan telepon tertutup, Ibrahim pun meletakkan gagang teleponnya, pintu kemudian diketuk, membuat atensi Azmiya dan Ibrahim menatap ke arah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Menghalalkanmu [END]
Spiritual𝗦𝗘𝗤𝗨𝗘𝗟 𝗔𝗦𝗦𝗔𝗟𝗔𝗠𝗨'𝗔𝗟𝗔𝗜𝗞𝗨𝗠 𝗞𝗘𝗞𝗔𝗦𝗜𝗛 𝗜𝗠𝗣𝗜𝗔𝗡𝗞𝗨 𝐒𝐄𝐋𝐄𝐒𝐀𝐈 [𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐋𝐄𝐍𝐆𝐊𝐀𝐏] [𝗦𝗽𝗶𝗿𝗶𝘁𝘂𝗮𝗹-𝗥𝗼𝗺𝗮𝗻𝗰𝗲] 𝗙𝗼𝗹𝗹𝗼𝘄 𝗮𝗸𝘂𝗻 𝘄𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱𝗸𝘂:) ⚠️𝗗𝗜𝗟𝗔𝗥𝗔𝗡𝗚 𝗣𝗟𝗔𝗚𝗜𝗔𝗧⚠️ •••• Terbiasa be...