Bab 12

1.5K 183 4
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Perempuan suka mengatakan tidak apa-apa, saat ditanya mengapa. Pintar menyembunyikan perasaan, hingga membuat lelaki yang menjadi tersangka disetiap luka yang perempuan rasa."

©©©

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©

Di ruangan Koordinator Office boy and Office girl, ketiga perempuan menunduk tidak berani menatap netra lelaki paruh baya di depan mereka.

"Apa yang kamu lakukan tadi Miya?" tanya Galih seraya menatap satu persatu Office girl di depannya.

Azmiya mengepalkan tangannya, lantas menjawab, "S-saya tidak melakukan apa-apa Pak."

"Miya bohong Pak!" sahut Resti yang dibalas mata tajam Galih.

"Diam Resti, saya bertanya pada Miya, bukan padamu."

Resti mengatupkan mulutnya, lalu menunduk kemudian.

Galih menatap Azmiya kembali, "Kenapa kalian bertengkar seperti itu? Apa masalahnya?"

"T-tidak ada apa-apa Pak, kami ha---"

"Miya mendorong kami berdua Pak," sahut Dila membuat Azmiya refleks menggeleng cepat.

"Bukan saya Pak, tapi mereka yang cari masalah dengan saya," ujar Azmiya berani, menimbulkan dengusan pelan Dila dan Resti.

Galih menghela nafas lelah, lalu menelpon seseorang, beberapa menit kemudian seorang lelaki bagian operator CCTV memberikan flashdisk pada Galih.

"Kita akan cari tahu siapa yang benar dan salah disini, kalau sampai kalian berbohong, kalian pasti tau apa konsekuensinya," papar Galih yang diangguki santai Azmiya, tapi tidak dengan Resti dan Dila yang sudah berkeringat dingin.

Tangan Galih dengan cekatan membuka laptop, dan menancapkan flashdisknya, netranya dengan tajam mencari rekaman CCTV kejadian tadi. Namun, tiba-tiba laptopnya berubah hitam, dan layarnya pun mati.

Resti dan Dila saling pandang dan tersenyum kemudian. Azmiya yang menyadari sikap mereka, memutar kedua bola jengah.

Galih menghela nafas kasar, lantas mendongak menatap ketiga perempuan di depannya.

"Kalian pulang saja, ini juga sudah malam. Untuk masalah ini, saya akan cari tahu besok, kalian temui saya kembali."

Azmiya, Resti, dan Dila mengangguk bersamaan, lantas berlalu pergi meninggalkan ruangan Galih.

Di saat ketiganya sudah keluar ruangan, Azmiya segera berlari kecil menghindari keduanya, sebab ia sudah terlambat masuk kerja di restoran.

Langkahnya ia percepat saat sudah sampai di luar gedung kantor, "Aduh, udah jam delapan malam, telat dong gue, hish! Ini gara-gara duo singa itu, sebel banget deh!" gerutu Azmiya seraya berjalan disepanjang jalan untuk mencari ojek.

Izinkan Aku Menghalalkanmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang