Bab 18

1.5K 199 3
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Perempuan muslim sebaiknya menutup auratnya, sebab bukan untuk kepentingan dunia, melainkan dosa yang akan diterima, apabila tidak melaksanakannya."

©©©

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©

Azmiya melipat mukenanya setelah melaksanakan sholat bersama Nenek Uti, Seulas senyuman terbit dikala hatinya terasa menghangat dan tenang seusai melaksanakan sholat.

"Miya," panggil Nenek Uti membuat Azmiya yang melipat mukena yang telah digunakan Nenek Uti mendongak menatap wanita tua renta tersebut.

"Untukmu, coba pakailah," ujar Nenek Uti sembari memberikan jilbab hitam pada Azmiya yang termenung.

Nenek Uti tersenyum tipis, "Jangan ragu Nak, memakai jilbab diwajibkan bagi seorang perempuan muslimah, karena saddu al-dzarī'ah, yaitu menutup pintu ke dosa yang lebih besar."

Tangan Azmiya digenggam oleh Nenek Uti, seraya berkata, "Perempuan muslim sebaiknya menutup auratnya, sebab bukan untuk kepentingan dunia, melainkan dosa yang akan diterima, apabila tidak melaksanakannya."

"Nenek tidak memaksa, kalau kamu sudah mantap bisa dipakai sekarang juga, tetapi kalau tidak, yasudah tidak apa-apa."

Azmiya terdiam, ia menghela nafas dalam, sembari berusaha memantapkan hatinya bahwa ia akan berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sudah cukup, ia melalaikan ajarannya, dan tidak konsisten dalam sholatnya. Sekarang Azmiya sadar, bahwa Allah masih berbaik hati memberikan ia umur panjang untuk memperbaiki diri.

Dengan kemantapan hati, Azmiya menerima pemberian jilbab dari Nenek Uti yang disambut senyum senang wanita tua renta tersebut.

"Bismillah, Nak," ucap Nenek Uti sebelum Azmiya memakai jilbab tersebut.

Tangan Azmiya bergetar saat jilbab tersebut membalut rambut hitamnya, seakan ada bongkahan es menghunus jantungnya, Azmiya merasa berbeda, ia seakan menjadi sosok berbeda dari Azmiya sebelumnya.

"Masya Allah cantiknya," puji Nenek Uti pada Azmiya yang hanya diam.

"Nak?"

Azmiya tersentak, "Ah iya Nek?"

Nenek Uti tersenyum, "Jangan pernah dilepaskan lagi, usahakan jilbab ini tetap terpakai, sehingga para kaum lelaki tidak seenaknya menatap kamu kembali."

Azmiya mengangguk dengan senyumnya, "Terimakasih Nek, berkat Nenek Uti, sekarang Azmiya tidak salah jalan lagi," tutur Azmiya sembari menghambur ke pelukan Nenek Uti.

Izinkan Aku Menghalalkanmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang