Bab 24

1.6K 190 8
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Resiko dalam mencintai yakni patah hati, jadi tidak perlu bersedih lagi, karena Allah akan memberikan sesuatu yang lebih baik di kemudian hari."

©©©

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©

Berita tentang Ibrahim yang sudah mempunyai istri dan bahkan istrinya sedang hamil tersebar luas, hingga ke telinga Umma Fiya.

Wanita paruh baya tersebut, bergegas menemui sang putra di kantor, akan tetapi kata sekretarisnya, Ibrahim sudah beranjak pergi bersama wanita hamil tersebut.

Raut keruh di wajah Umma Fiya tercetak jelas, sehingga membuat Yesha turut cemas, apalagi berita tidak benar tentang sang Abang sedang tersebar luas di perusahaan.

"Umma minum dulu, Yesha coba telpon Bang Ibra dulu," ujar Yesha sembari mengambil ponselnya dimeja, lantas menepi ke taman belakang untuk menelpon Ibrahim.

Saat telepon sang Abang tidak tersambung, Yesha mencoba menelpon lagi. Namun, panggilan telepon dari seseorang masuk, sehingga Yesha pun mengangkatnya terlebih dahulu setelahnya mengucap salam.

"Iya Bang, terimakasih, sudah memberitahu Yesha," ucap Yesha pada seseorang di seberang telepon.

" ...."

"Engga usah Bang, Yesha bisa pergi dengan Umma sendiri."

"...."

"Iya Bang Irwan, Yesha baik-baik saja, sekali lagi terimakasih."

"...."

"Wa'alaikumsalam."

Yesha berjalan ke arah sang Umma setelah tahu dimana keberadaan Abangnya.

"Umma!"

Umma Fiya yang sedang memejamkan mata, tersentak kaget mendengar teriakan putrinya.

"Iya sayang, dimana Abang?"

Yesha menarik nafas dalam, lantas berkata, "Abang di rumah suami Kak Ana, Umma."

Umma Fiya terdiam, kemudian langsung tersadar dan menarik pergelangan tangan Yesha.

"Ayo kita kesana!"

Yesha mengangguk, lantas berlari kecil mengikuti langkah kaki sang Umma.

°•°

Suasana di ruang tamu kian mencengkram dikala pertengkaran panas usai beberapa menit yang lalu.

"Saya tidak setuju putri saya di poligami."

Semua pasang mata tertuju pada Zidan yang berbicara.

Izinkan Aku Menghalalkanmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang