Bab 29

2.1K 199 6
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Menghalalkan seseorang untuk dijadikan pendamping hidup memang tidak mudah, harus ada izin dari sang perempuan, sehingga lelaki pun bisa langsung segera melamar."

©©©

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©

Pernikahan sederhana yang digelar oleh Yesha dan Irwan kali ini dihadiri oleh beberapa kerabat dekat saja.

Setelah akad tadi, Ibrahim yang menjadi wali, tangannya terasa gemetar, jantungnya seakan berdetak cepat, karena memberikan tanggung jawab adiknya kepada lelaki lain, yang sekarang telah menjadi suami sah Yesha.

Tanggung jawab yang diemban Ibrahim semasa kecil sampai ia dewasa, sekarang sudah berpindah tangan kepada lelaki di depan sana.

Entah kenapa, netranya ikut memanas. Mengingat bahwa ia bisa menepati janjinya pada sang Abi untuk menjaga Umma dan Adiknya.

Ibrahim yakin, Irwan adalah sosok lelaki yang baik untuk Adiknya, semoga saja pernikahan mereka bisa langgeng sampai selamanya.

"Pak Ibra," panggil Azmiya memberikan minuman untuknya.

Ibrahim menyeka air mata yang akan keluar dari sudut matanya. "Makasih calon istri."

Azmiya tersenyum, kemudian mengangguk. Sudah terbiasa ia mendengar Ibrahim memanggilnya calon istri.

"Seminggu lagi kita yang akan berada di pelaminan," ucap Ibrahim membuat Azmiya menoleh menatap lelaki yang duduk tidak jauh darinya.

Azmiya tersenyum. "Iya Pa--"

"Tidak kah kamu mempunyai panggilan kesayangan untukku?"

Azmiya terdiam.

Ibrahim pun berdecak pelan. "Aku bukan Bapak kamu Miya, kamu pun juga sudah aku berhentikan menjadi Office--"

Azmiya langsung menampilkan wajah cemberutnya.

"Itu karena Pak Ibra yang maksa," potongnya cepat.

Ibrahim tertawa, sungguh ia merasa gemas dengan Azmiya. Kalau saja mereka sudah halal, ia akan mengusap gemas pucuk kepala perempuan tersebut.

Kalau seperti ini, ia jadi teringat satu minggu yang lalu saat ia membuat pengumuman di perusahaan.

Semua karyawan kantor merasa heran, karena di jam siang yang seharusnya digunakan untuk istirahat dan makan, malah dijadikan sebuah pengumuman oleh Direktur perusahaan mereka.

Izinkan Aku Menghalalkanmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang