Bab 25

1.9K 188 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Mengikhlaskan orang yang kita cinta untuk menjadi milik orang lain memang tidak mudah, harus ada keberanian untuk melepaskan, disaat hati dipaksa untuk mengikhlaskan."

©©©

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©

Semua orang terkejut disaat darah segar mengucur deras dari lengan kanan Ibrahim, ringisan kecil dari mulut Ibrahim, mampu membuat semua orang tersadar.

Riyan pun segera mengambil kain untuk di lilitkan di tangan kanan Ibrahim, guna menghentikan darah yang terus keluar, ia pun juga mengangkat tangan kanan Ibrahim lebih tinggi dari dadanya, agar pendarahannya cepat berhenti.

Sedangkan Nila, termenung menatap tangan Ibrahim yang dipastikan sobek karena goresan pisau darinya.

"Nila!"

Barma menghampiri putrinya dan menatap tajam sang putri.

"Apa yang sudah kamu lakukan?!"

Nila menggeleng dengan mata berkacanya. "N-nila tidak melakukan apa-apa Pa, Ni--"

"Om, jangan marahi Nila, saya tidak apa-apa," potong Ibrahim seraya tersenyum tipis, menyembunyikan rasa sakit di tangannya.

Barma berdecak kesal, ia langsung menatap sang putri, kemudian menarik pergelangan tangannya.

"Ayo pulang, kita bicarakan di rumah!"

Nila menggeleng, ia malah berlari ke belakang punggung Ibrahim, membuat Ibrahim tersentak kaget.

"Nila gak mau pulang sama Papa!"

Barma mengepalkan tangannya erat, menatap tajam sang putri yang bersembunyi dibelakang punggung tegap Ibrahim.

"Pulang sayang kalau ti--"

"Papa jahattt! Nila gak mau sama Papa!" teriaknya membuat semua orang terkejut.

Briana dan Alvin saling pandang seolah bingung dengan Ayah dan anak di depan mereka.

"Assalamu'alaikum."

Semua pasang mata menatap kedatangan seorang wanita paruh baya dan perempuan muda yang berjalan tergesa menghampiri Ibrahim.

"Wa'alaikumsalam."

"Umma?" Ibrahim terkejut melihat kedatangan sang Umma dan adiknya.

Umma Fiya menghampiri putranya, akan tetapi ia langsung berhenti seketika, saat menatap tangan Ibrahim yang terbalut kain putih yang berubah warna menjadi merah karena tercampur darah.

Izinkan Aku Menghalalkanmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang