Bab 27

1.9K 197 4
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Mencintai seseorang yang cintanya bukan milik kita, memang tidak mudah untuk diterima, harus ada keikhlasan untuk berlapang dada, dan berusaha menerima kenyataan yang ada."

©©©

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©

Hari ini Azmiya dan Bundanya ke Rutan (rumah tahanan Negara) bermaksud menjemput sang Ayah karena sudah waktunya pulang ke rumah.

Azmiya dan Lina menunggu Malik keluar dari Rutan karena harus mengurus beberapa berkas yang ada.

Tiga puluh menit kemudian, Azmiya melihat sang Ayah keluar bersama tas digendongannya, senyumnya pun mengembang, dan berdiri menyambut sang Ayah, begitupun juga Lina.

"Assalamu'alaikum Ayah." Azmiya segera mencium punggung tangan sang Ayah setelah Malik sampai di hadapan mereka.

Malik sendiri terkejut melihat sang putri memakai jilbab yang membalut rambut hitamnya, sungguh, Malik bahagia sekali, akhirnya Azmiya bisa menjadi pribadi yang lebih baik, walau tanpa sepengetahuannya.

"Wa'alaikumsalam Nak," balas Malik seraya menatap Lina, lantas pelukan tiba-tiba ia terima dari sang istri.

"Sudah tidak apa-apa, kita mulai semuanya dari awal yah," ujar Malik sembari mengusap punggung Lina, seakan memberi kekuatan.

Ketiganya pun lantas meninggalkan Rutan, dan berdoa, semoga mereka tidak akan kembali lagi kesana.

°•°

Ibrahim menghampiri sang Adik yang terlihat sibuk dengan laptop di pangkuannya.

"Dek," panggil Ibrahim membuat Yesha terkejut.

"Kenapa Bang?" tanya Yesha yang kembali mengetik di laptopnya.

"Abang mau bicara serius tentang khitbah Irwan kemarin," ujar Ibrahim membuat tangan yang sedang mengetik tersebut, berhenti seketika.

"Tutup laptopnya dulu bisa?" tanya Ibrahim yang lantas diangguki Yesha.

Setelah meletakkan laptop tersebut di meja, Ibrahim menggenggam tangan sang Adik.

"Sekarang Abang tanya sama kamu, sudah punya jawaban atas khitbah dari Irwan kemarin?"

Yesha terdiam, ia menunduk tidak ingin melihat netra sang Abang.

Izinkan Aku Menghalalkanmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang