5. TAK ADA YANG MENETAP

449 166 52
                                    

Hai gimana nih kabarnya hari ini?

Yuk jangan lupa vote dulu sebelum membaca🥰!

Aylin berlari masuk ke kelasnya terburu-buru, pagi-pagi buta gadis itu sudah sampai di sekolah hanya untuk membuktikan sesuatu, sengaja ia tak berangkat bersama Zio dan Udin karena ini adalah misi rahasia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aylin berlari masuk ke kelasnya terburu-buru, pagi-pagi buta gadis itu sudah sampai di sekolah hanya untuk membuktikan sesuatu, sengaja ia tak berangkat bersama Zio dan Udin karena ini adalah misi rahasia.

Pintu ruangan kelasnya masih tertutup, beruntung hari ini adalah piketnya jadi kunci berada di tangannya, Aylin segera membuka pintu tersebut. Hal pertama yang ia lakukan setelah menaruh tas di bangkunya yaitu memeriksa laci mejanya.

"Tuh kan bener," gumamnya menatap secarik kertas binder berisikan puisi didalam sana.

Ruangan yang masih gelap membuat Aylin kesulitan membaca tulisan itu, ia memutuskan untuk keluar sejenak, pantas saja tak seperti biasanya, matahari tertutup awan hitam mungkin sebentar lagi akan turun hujan.

Dari arah berlawanan seorang lelaki samar-samar melaju kearahnya, belum sempat membaca satu huruf pun Aylin malah terperangah pada siapa yang datang.

"Piket ya?"

Suara lembut itu membuatnya seolah terbang, yang bisa ia lakukan hanya tersenyum tipis berjuang agar tak terlihat bodoh dihadapan lelaki tersebut.

"Hey, Aylin!" Lelaki berseragam serupa dengannya kini mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah Aylin.

"I-iya," jawab gadis berkacamata itu singkat.

Pemuda dihadapannya cukup terheran dengan sikap Aylin, entah karena gadis itu masih mengantuk atau kesambet setan sekolah, ekspresinya betul-betul mirip orang kerasukan.

Mimpi apa aku semalam arghh, batinnya tetap tersenyum-senyum sendiri, tanpa sadar gadis itu membuang kertas berisikan puisi tadi.

"Hati-hati kesambet," ujar lelaki berambut rapih itu, tatapannya sungguh melelehkan hati Aylin, walau bukan siswa yang paling tampan di sekolah tapi pesonanya berhasil memikat hati gadis unik itu.

"Hikan."

"Hm?"

"Ga j-jadi deh." Aylin berlalu masuk ke kelas lagi dengan gelagat anehnya.

Hikan pun menggeleng-gelengkan kepalanya bingung, "Ada-ada aja."

*****

Kalian tahu ga apa yang paling menakutkan bagi Aylin ketika di sekolah? Di hukum seperti kemarin memang memalukan, tapi hal yang paling di benci gadis itu adalah ulangan, bukan masalah susah atau gampangnya, melainkan kelainan di kedua pupilnya.

Bukan minus, plus, atau pun silinder, kaca mata yang ia kenakan termasuk jenis lensa plus, namun hanya bisa berfungsi untuk membantu Aylin berjalan, kalau untuk membaca ia harus mendekatkan tulisan kematanya yah sekitar jarak 1 cm, sangat dekat dan susah, bahkan melihat huruf di papan tulis hanyalah seperti lembaran kosong.

365 Diksi [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang