39. PENYESALAN DAN RASA YANG MULAI MENGAKAR.

605 78 218
                                    

Haiii mantemannn!

Gimana nih kabarnya?

Semoga baik dan selalu sehat yaaa:)

Ni btw maap ya sblmnya, Onty molor mulu up nya akhir-akhir ini, semoga ga pada lupa alur ya hhe.

Ni btw maap ya sblmnya, Onty molor mulu up nya akhir-akhir ini, semoga ga pada lupa alur ya hhe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


______________365 Diksi______________

"Leukimia."

Kalimat itu betul-betul membuatnya tak habis pikir pada lelaki yang kini berdiri di depan pintu IGD bersamanya, rahangnya mengeras kedua bola matanya seolah ingin melompat dari tempatnya, Zio sangat kecewa dengan adiknya tersebut, tanpa pikir panjang kepalan tangannya langsung mendarat cukup keras di perut Syafudin, Abangnya seperti orang kesetanan.

"Lo kenapa ga bilang sama gue?!"

"Kenapa Din?!"

Bugh!

Lagi dan lagi pukulan itu mengenai tubuhnya, Udin tahu bahwa lelaki itu masih sangat mencintai Aylin, hanya saja selalu malu dan takut untuk mengutarakannya, tapi Zio juga tak seharusnya bersikap seperti ini.

"Gue cuma jalanin amanah Aylin, buat ga bilang sama lo," ungkapnya sembari menahan rasa nyeri bekas pukulan sang Abang.

"Kenapa?!" bentak Zio geram.

"Ga seharusnya lo bersikap kayak gini Zi! Aylin cuma ga mau lo kepikiran! Dia pengen lo fokus sama Shaina!" jawab Udin jujur.

"Shit!"

"Terus sampai kapan? Sampai kapan lo berdua mau nutupin ini semua dari gue?!"

Udin terdiam, ia berpikir sejenak lalu kemudian kembali berujar, "Sampai waktu yang tepat."

"Waktu yang tepat? Kapan?! Nunggu Aylin mati kayak Shaina?"

"Lo pengen gue jadi pengecut untuk yang kedua kalinya?!"

"Lo pengen gue jadi laki-laki bodoh yang harus kehilangan kesekian kalinya?"

Bugh!

Kini giliran adiknya yang memukul perut lelaki bertubuh tinggi lebih kurus darinya, ucapan Abangnya itu bagaikan belati yang menusuk dan merobek-robek relungnya, ia tak mengerti mengapa Tuhan selalu menempatkannya di posisi yang salah, Udin tak berniat menutupi apapun tapi Aylin yang memaksanya, melihat keadaan kala itu tak ada yang bisa ia lakukan, bahkan otaknya seolah berhenti beroperasi.

"Kalau lo ga pengen kehilangan Aylin, seharusnya lo ga gampang nyerah Zi!"

"Baru di tolak sekali lo udah milih cewe lain," cibirnya menatap mata Zio yang mulai memerah.

"Lo kira gue ga tahu, lo jangan sok nasehatin gue Din, elo juga suka 'kan sama Aylin?"

Deg!

365 Diksi [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang