Jangan lupa vote dulu sebelum membaca 🥰!
____________365 Diksi________________Seusai seorang guru pria angkat kaki dari ruangan kelas XI Fisika 2 yang tentunya penuh dengan murid-murid bak penghuni kebun binatang itu langsung riuh, bagaimana tidak? Mereka diberi tugas untuk mengumpulkan barang bekas atau sampah dan merubahnya menjadi sebuah kesenian, apalagi kelompok yang dipilihkan secara acak.
"Kita satu kelompok Ay!" seru Shaina girang dari tempat duduknya yang berada di barisan tengah.
Aylin pun membalasnya dengan senyuman ceria, "Iya Sa."
Dibalik tawa kedua gadis itu, Udin justru memasang wajah penuh kekecewaan, lelaki itu begitu kesal.
"Ngapa kelompok gue cewek-cewek anjir!" protesnya pada teman-teman di sekitarnya.
"Yang sabar ya bro, tapi kan lo jadi enak biasanya cewek kan rajin," balas seorang siswa yang duduk di belakangnya.
Sudah bisa di tebak kalau lelaki berambut sedikit ikal itu satu kelompok dengan kedua beban kelas, siapa lagi kalau bukan Shaina dan Aylin, mungkin karena para guru sudah tahu bahwa ketiga remaja itu selalu bersama apapun keadaannya, lagi pula mereka juga termasuk murid terpintar di sekolah jadi tak begitu buruk bagi Udin.
*****
Tepat pukul dua siang Aylin sudah siap berada didepan rumah Udin, ia sedikit kebingungan karena tidak punya sepeda, dari kecil Aminya sudah melarang Aylin untuk mengendarai sepeda sendirian.
"Ay, lo pake sepeda Zio aja ya, kan ntar gue ngeboncengin Shaina," usul Udin yang baru saja menuruni tangga terasnya.
"Tapi Din, kan Zio ga ada di rumah ntar kalo dia pulang terus nyariin sepedanya gimana?" tanya Aylin khawatir, ia takut lelaki itu akan jauh lebih marah lagi padanya.
"Gampang lah Ay ntar bisa gue telpon," balas Udin santai lalu mengambilkan sebuah sepeda warna merah di garasi.
Hati gadis itu terasa bimbang, memang beberapa hari lalu ia sempat diajari naik sepeda oleh Zio, tapi Aylin belum yakin, ia takut kalau nantinya ada apa-apa di jalan sepeda lelaki itu jadi rusak, terlebih sahabatnya tersebut sangat menyayangi benda itu.
"Waktunya kan cuma dua hari, kita harus cepat Ay kalau ga ntar kita ga dapat nilai," ujar lelaki yang tengah menuntun sebuah sepeda itu berusaha meyakinkan Aylin.
Aylin menatap ragu ke arahnya, dengan tangan gemetar gadis itu memberanikan diri untuk menunggangi sepeda merah tersebut.
"Lo bisa kan?" tanya Udin memastikan bahwa gadis pemilik chubby itu betul-betul bisa mengendarai sepeda, sontak Aylin pun mengangguk.
Sinar baskara yang begitu menyengat mengiringi ketiga remaja SMA itu mengarungi panasnya aspal jalanan, penuh tenaga mereka mereka mengayuh sepedanya sembari sesekali melirik ke tepi jalan untuk mencari sampah plastik yang bisa di gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Diksi [ENDING]
Ficção Adolescente"Katanya semua orang pasti akan berubah, tapi kalau aku minta pada Tuhan untuk tidak merubah apapun tentang kita apa kamu akan menetap?" _Aylin_ _________________🥀_____________________ "Bodoh!" Bugh! "Anak tidak...