13. SEPEDA, DAN RASA YANG TERPENDAM.

310 137 40
                                    

Jangan lupa vote dulu sebelum membaca 🥰!

Jangan lupa vote dulu sebelum membaca 🥰!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


______________365 Diksi______________

Setiap hari Jumat, Shaina selalu menjalankan rutinitasnya untuk cake up ke rumah sakit sepulang sekolah, gadis itu di temani sang Nenek, usai mengantri untuk menebus obat di apotek dekat ruangan Dokter yang menanganinya mereka langsung menuju lift untuk ke lantai bawah.

Gadis berambut gradasi warna dark brown dengan balutan baju denim dan rok pendek se paha itu terkejut bukan main ketika pintu lift tiba-tiba terbuka, yah sosok yang keluar dari sana sangat tidak asing baginya.

"Aylin?

Sedang apa gadis berkacamata itu ke tempat ini?

"Lo ngapain disini?" tanya Shaina ramah,ia tak peduli dengan ekspresi Oma Lastri yang mulai muak.

"Aku habis priksa mata, iya kan Mi?" Gadis itu menatap manja Aminya, Ratna hanya tersenyum tipis seraya mengangguk.

"Oh jadi ini anak Ibu?" tanya Oma Lastri tak berhenti memandang dua makhluk dihadapannya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Tentu Ratna sedikit risih dengan sikap Wanita tua yang ia temui saat itu, tapi mau bagaimana lagi Shaina adalah sahabat baik putri semata wayangnya, "Iya ini anak saya."

"Bagus lah, saya kira dia tidak punya orang tua, makanya bisa bikin orang lain celaka, lain kali di didik yang bener anaknya ya," ujar Oma Lastri sinis lalu menarik tangan Cucunya dan segera masuk ke dalam lift.

Ratna sedikit tercengang karena ucapan wanita tua tadi, entah apa yang salah sehingga orang itu berani-beraninya menghina putrinya.

"Ternyata masih ada ya orang seperti itu," decaknya sambil menggelengkan kepalanya keheranan.

"Memangnya kamu pernah berbuat apa sih Ay?"

Aylin terkesiap, ia bingung harus menjawab apa, gadis itu tak akan bisa berbohong didepan Aminya.

Mau tak mau gadis yang mengenakan dress hitam polos selutut di balut cardigan rajut abu-abu itu pun menceritakan kejadian yang sebenarnya, Ratna tak melewatkan sedetik pun apa yang dikatakan putrinya itu, ia betul-betul tak habis pikir.

"Lhah itu yang salah kan dia sendiri Ay, kalau gini Ami ga terima!" ungkapnya kesal.

"Udah Ami, jangan marah-marah ini di rumah sakit," ujar gadis itu berusaha menenangkan Aminya.

*****

Disebuah dapur yang cukup luas dua orang wanita tengah asik mengeluarkan loyang berisikan kue kering dari oven, Wanita paruh baya yang berbalut pakaian rapih dengan baju warna navi dan hijab biru itu kini memasukan beberapa biji kue kedalam kotak putih diatas meja depannya, sementara seorang lagi yang berprofesi sebagai pembantu di rumah itu sibuk membersihkan beberapa kotak dengan tissue.

365 Diksi [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang