27. RASA YANG HARUS DILUPAKAN

306 112 46
                                    

Jangan lupa vote dulu sebelum membaca 🥰!

Jangan lupa vote dulu sebelum membaca 🥰!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


______________365 Diksi______________

"Ay," panggil Shaina pelan, gadis yang terbaring lemah itu mendongak kearah sahabatnya.

"Iya?" Aylini mengernyitkan dahi.

Entah apa yang ingin Shaina katakan, kelihatannya gadis itu cukup berat membuka mulutnya, ia takut salah bicara, tapi kalau tidak sekarang mungkin selamanya ia tak bisa mengungkapkan.

"Gue cinta sama Zio, Ay."

Deg!

Kata-kata itu bagai jarum yang melesat cepat kedalam hati Aylin, ia sudah tahu, tetapi mengapa kali ini perasaannya jauh lebih sakit.

Ingat Ay, Zio cuma sahabat kamu, kalau Shaina sama Zio bahagia, kamu juga harus bahagia, batinnya lalu membuang pandangannya.

Ternyata benar, aksara yang terukir dibuku diary Shaina, seketika mulutnya tak bisa berkata-kata, padahal bukankah ia sendiri yang menyuruh lelaki itu untuk mencintai gadis dihadapannya sekarang.

Mendengar pernyataan itu keluar langsung dari lisan Shaina, Aylin merasa ada hal yang sangat sulit untuk diutarakan, separuh jiwanya seakan hilang, ia sendiri tak mengerti dengan perasaannya, apa mungkin gadis berkacamata itu juga mencintai Zio?

Ga boleh, aku ga mungkin cinta sama Zio, tepisnya dalam hati, ia tak mau hanya karena cintanya semuanya jadi hancur, baginya yang terpenting saat ini adalah kebahagiaan Shaina.

"Lo ga apa-apa, kan?" tanya Shaina bernada lirih.

Aylin tersentak, di satu sisi ia ragu dengan hatinya, disisi lain gadis itu betul-betul melihat harapan yang besar dikedua mata Shaina, jelas Aylin tak akan tega melukai perasaan sahabatnya, meskipun pada akhirnya ia yang akan terluka.

"Gue mohon, izinin gue ngerasain rasanya di cintai sama orang yang gue juga cinta," pintanya sungguh-sungguh seraya menggenggam erat tangan gadis yang mengenakan dress hijau army itu.

Merasakan keseriusan sahabatnya tersebut, Aylin makin bimbang, ia tak bisa menolak, bersama batin yang mulai remuk gadis itu berujar, "Sa, kamu sama Zio itu sahabatku, jadi kalau kalian berdua bahagia, ga ada alasan buat aku ga bahagia."

"Tapi, lo beneran ga ada rasa kan sama Zio?" tanya Shaina memastikan sekali lagi.

Aylin menggelengkan kepalanya, bibirnya tak mampu bersuara, semua terasa semu, buram, membingungkan, entah yang ia lakukan sekarang benar atau salah, gadis itu pun tak tahu.

"Syukurlah kalo gitu-" ucap perempuan berpakaian pasien rumah sakit berwarna biru muda itu menggantung.

"Setidaknya, gue bisa ngerasain cinta walaupun cuma sebentar, sampai gue menutup mata nanti," lanjutnya parau.

365 Diksi [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang