8

1.3K 144 2
                                    

Moonbyul mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merasakan sakit diseluruh tubuhnya seperti habis dihantam sesuatu yang besar.

"Bb-byul kau sudah bangun?"

Moonbyul melihat kearah Yongsun yang terlihat sangat khawatir, air mata juga keluar dari matanya.

"Kenapa kau menangis?" tanya Moonbyul parau.

Yongsun menyeka air matanya.
"Aku bahagia kau sudah sadar." ucapnya dengan senyuman.

Setelah mengucapkan itu Yongsun memencet sebuah tombol untuk memanggil dokter. Moonbyul baru sadar jika dirinya kini tengah terbaring diranjang sebuah rumah sakit.

Tak lama kemudian pintu terbuka, datang seorang pria yang mengenakan jas putih dengan stetoskop yang mengalung dilehernya.

"Kau selalu saja datang ketika sedang tersakiti Byul-ah." ucap pria itu dengan kekehan diakhirnya.

"Biar ku periksa." Seokjin mulai melihat kearah monitor dan mengecek beberapa bagian yang lain.

"Bagaimana?" tanya Yongsun dengan raut wajah khawatir.

"Semuanya normal, tubuhnya sudah membaik." jelas Seokjin.

"Lalu bahunya?"

"Bahunya juga tidak apa-apa, karena sendinya hanya bergeser sedikit, tidak sampai patah. Perbannya mungkin akan dilepas setelah satu bulan."

Yongsun menghela napas lega setelah mendengar penuturan Seokjin.

"Ah Byul-ah, pisau itu sedikit mengiris ususmu, jadi kau belum boleh makan makanan pedas dan meminum alkohol, aku akan memberikan obat dan vitamin agar kau pulih lebih cepat." lanjut Seokjin.

Moonbyul mengangguk.
"Aku akan meminumnya dengan baik."

"Obatnya atau alkoholnya?" kekeh Seokjin.

Moonbyul berdecak, "Tentu saja obatnya."

Seokjin tertawa kecil.
"Baiklah kalau begitu aku permisi." ucap Seokjin kemudian.

"Terimakasih Seokjin-ssi" ucap Yongsun yang dibalas senyuman oleh dokter tampan itu yang berjalan menuju pintu.

"Seokjin-ah.." sebuah panggilan membuat Seokjin menghentikan langkahnya dan berbalik badan.

"Gomawo.."

Seokjin tertegun.
"Bukan apa-apa." balas Seokjin kepada temannya itu lalu pergi menghilang dibalik pintu.

"Wheein sedang diluar, akan ku kabari dia dulu." ucapnya lalu mengambil ponsel Moonbyul untuk menghubungi Wheein.

Setelah itu Yongsun duduk dikursi samping ranjang Moonbyul, ia menggenggam tangan pucat Moonbyul yang tidak diinfus.

Melihat wanita dihadapannya dengan wajah yang terdapat memar membuat Yongsun jadi merasa bersalah, seharusnya ia mendengarkan apapun perkataan Moonbyul.

"Maaf aku tidak mempercayaimu." suara Yongsun terdengar lirih

"Ini bukan salah mu. Lain kali dengar penjelasan ku, jangan menyimpulkan sesuatu sendiri." balas Moonbyul sembari mengelus punggung tangan Yongsun dengan ibu jarinya.

Yongsun mengangguk dan kembali menghela napasnya kasar.
"Mianhae, pikiranku sangat kacau sampai mempercayai semua itu begitu saja."

"Gwaencana." kata Moonbyul.

Yongsun kembali sendu.
"Aku tidak tahu appa adalah pembunuh bayaran."

"Aku sudah tahu sejak kau menunjukkan foto paman Yongbae. Aku sering melihatnya sedang bersama dengan appa untuk membicarakan targetnya. Tapi aku tidak mau kau mengetahui hal itu.."

[18+] MY B1+CH || MOONSUN ✔ COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang