20

853 98 2
                                    

Perkataan Hyejin tentang kejutan yang spektakuler tidaklah main-main. Moonbyul dan Hyejin menyewa sebuah galeri untuk melakukan pameran lukisan yang tentunya merupakan karya dari Jung Wheein.

Wheein berdiri diam tidak percaya begitu melihat lukisan-lukisannya dipajang di dinding putih itu.

"Ba-bagaimana bisa?" gumamnya tidak percaya.

Hyejin tersenyum penuh kemenangan
"Tentu saja bisa, kau lupa kau memiliki kakak seorang Moon Byulyi?"

"Ahhhh gomawo.." sedetik kemudian Hyejin merasakan sesak karena Wheein memeluknya terlampau erat.

Wheein juga memeluk Moonbyul setelahnya.

"Aku minta maaf karena tidak bisa datang ke Jepang kemarin." ucap Moonbyul dengan nada bersalahnya sembari mengelus punggung adiknya itu.

Wheein melepaskan pelukannya.
"Kenapa masih memikirkan hal itu setelah memberikan pameran untuk ku sendiri?"

Moonbyul tersenyum, adiknya ini tumbuh dengan baik.

"Kalian benar-benar keren." gumam Yongsun dengan tatapan masih terpaku pada setiap dinding.

"Kajja.. aku ingin melihat-lihat sebelum banyak orang yang datang." ucap Hyejin mengingat pameran akan dibuka satu jam lagi, tepat pada jam 10 pagi.

Yongsun mengangguk.
"Eo. Aku tidak sabar melihat nya. Euh..tunggu, dimana Seulgi dan Irene?" tanya Yongsun begitu menyadari timnya tidak lengkap.

"Mereka sudah pergi lebih dulu kearah sana." jawab Moonbyul sembari menunjuk sebuah lorong yang membuat mereka berjalan ke arah tersebut.

Yongsun menghentikan langkahnya tepat didepan lukisan seekor anjing berjenis Bernese mountain, terlihat sangat menggemaskan.

"Wahh kau membawa semua lukisan yang ada di apartemen mu ya?" tanya Wheein yang dibalas cengiran oleh Hyejin.

Karena kamar Wheein sudah penuh dengan lukisan jadi ia menitipkannya di apartemen Hyejin yang memiliki kamar tidak terpakai.

Padahal di mansion banyak ruangan yang menganggur, tapi Hyejin memaksanya agar menaruh lukisan itu ditempatnya, 'aku akan melihatnya jika merindukan mu Wheein' itu alibi yang pernah diucapkan oleh Hyejin.

Tidak terasa satu jam berlalu begitu cepat. Pengunjung mulai lalu-lalang untuk menikmati lukisan yang terpajang.

Wheein semakin tersentuh, ia benar-benar tidak menyangka hal ini akan terjadi, salah satu mimpinya berubah menjadi kenyataan.

"Terimakasih eonnie.."

Moonbyul tersenyum mendengar ucapan itu berkali-kali dikeluarkan oleh Wheein.

"Sudah ku bilang ini bukan apa-apa Wheein.." jawab Moonbyul sembari mengacak pangkal rambut adiknya dan membuat Wheein memberikan cengiran khasnya.

"Baiklah, jam makan siang kita sudah selesai." Yongsun memperingati sesaat setelah ia mengecek arloji ditangan kanannya.

Semua orang tertawa, sepertinya wanita Kim itu kesal karena mereka terus berbincang bukannya pergi untuk memberi makan cacing diperut yang mulai kelaparan.

"Yha, kasihanilah wanitamu ini." ucap Irene tertuju pada Moonbyul.

"Byulie eonnie memang tidak peka terhadap rangsang.. Kajja eonnie, kita cari pemasukan untuk perut kita." ucap Hyejin yang ternyata ikut kesal, ia menarik tangan Yongsun dan membawanya pergi dari ruangan penuh seni itu.

"Yakk Hyejin! Tunggu aku!" teriak Seulgi lalu berlari menyusul.

Wheein juga ikut berlari karena ia menyadari soulmatenya pergi bersama orang lain.

[18+] MY B1+CH || MOONSUN ✔ COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang